Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penerbangan Jakarta-Wuhan Dibuka Kembali, Ini Kekhawatiran Epidemiolog

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi Wuhan - Sebuah pagoda di Kota Wuhan yang terletak dekat dengan Sungai Yangtze.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Media sosial Twitter hari ini, Senin (3/5/2021), diramaikan dengan adanya penerbangan rute Wuhan-Jakarta.

Diketahui, penerbangan itu dibuka oleh maskapai Lion Air berupa penerbangan carter, bukan berjadwal atau reguler.

Banyak warganet mengkritik adanya penerbangan itu karena bertepatan dengan larangan mudik Lebaran 2021.

"Mikir lah cok warga sendiri mudik di batasi , tapi kenapaa warga asing los-los an masih bisa masuk Indonesia..
kemaren India, sekarang Wuhan..
hanya bisa tersenyum, semoga yang buruk segera terkutuk dan yang baik segera terberkahi.." tulis akun @KingbillCholvs. 

Baca juga: Klaim Telah Bebas Covid-19, Ribuan Warga Wuhan Padati Festival Musik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggapan epidemiolog

Menanggapi hal itu, epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, setiap negara seharusnya membatasi penerbangan luar negeri, termasuk dari China.

"China dikatakan terkendali, tapi situasi saat ini tidak bisa menjadi alasan kuat adanya pembukaan-pembukaan," kata Dicky kepada Kompas.com, Senin (3/5/2021).

Menurut Dicky, China secara internasional menghadapi tingkat skeptisme tinggi karena masalah transparansi data.

Padahal, keterbukaan data dalam penanganan pandemi Covid-19 merupakan isu yang sentral.

Karena masih ada potensi adanya ledakan kasus, ia berharap agar aktivitas travel dunia belum dibuka, kecuali untuk kepentingan diplomasi.

Ia menuturkan, negara dalam kondisi virus corona terkendali tidak menyarankan dan membuka penerbangan luar negeri.

"Karena penerbangan luar negeri ini berkaitan dengan risiko kesehatan dan penyebaran," jelas dia.

Dicky mengatakan, Indonesia sampai saat ini berada dalam situasi yang belum terkendali sehingga perlu melindungi dari potensi kasus impor.

Sebab, masalah kasus impor merupakan salah satu kelemahan Indonesia sejak awal pandemi.

Baca juga: Menilik Penyelidikan WHO soal Virus Corona di Wuhan, seperti Apa?

Izin terbang

Sebelumnya, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Novie Riyanto memastikan bahwa penerbangan itu sudah mendapatkan flight approval (FA) atau izin terbang pada 18-19 April 2021 untuk melayani penerbangan carter.

Penerbangan carter itu bertujuan mengangkut WNA asal China untuk kepentingan pekerjaan atau perusahaan.

Ia menjelaskan, pembukaan rute penerbangan sudah sesuai dengan peraturan penerbitan izin terbang.

Penerbangan ini juga telah memenuhi syarat keimigrasian dan kesehatan, serta kepentingan nasional dalam menangani penyebaran wabah Covid-19.

"Penerbangan internasional rute Wuhan-CGK yang dilayani oleh Lion Air, kami pastikan bahwa penerbangan tersebut merupakan penerbangan yang dilakukan dengan sistem carter," kata Novie dalam keterangan tertulis, Minggu (2/5/2021).

"Bukan berjadwal dan telah memenuhi persyaratan keimigrasian dan kesehatan. Penerbitan FA pun tetap memperhatikan aspek pengendalian Covid-19 di Indonesia," sambung dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi