Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Kalium Sianida dalam Sate Beracun, Penyebab Tewasnya Anak Pengemudi Ojol di Bantul

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO
Tersangka Pengiriman Sate NA di Mapolres Bantul Senin (3/5/2021)
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Seorang bocah berusia 10 tahun di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta meninggal dunia setelah menyantap sate beracun jenis sianida yang dibawa ayahnya. 

Sang ayah, Bandiman yang berprofesi sebagai pengemudi ojek online, mendapatkan sate untuk takjil tersebut dari perempuan Nani Apriliani (26), yang sebelumnya menyuruh dia untuk mengantarkan sate itu pada seseorang bernama Tomy.

Merasa tidak memesan makanan dan tidak mengetahui pihak pengirim, keluarga Tomy pun tidak bersedia menerima sate tersebut.

Tanpa curiga Bandiman membawa pulang sate takjil tersebut dan disantap oleh anak juga istrinya di rumah.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Naas, belakangan diketahui sate itu mengandung racun jenis Kalium sianida atau KCN. Anak Bandiman tewas sedangkan istrinya berhasil diselamatkan. Keduanya segera dilarikan ke rumah sakit, karena mengalami mual-mual pasca memakan sate beracun itu.

Baca juga: 4 Hari Diburu Polisi, Wanita Misterius Pengirim Sate Beracun Ditangkap, Ini Dugaan Motifnya

Apa itu Kalium sianida?

Dosen Program Studi Kimia Universitas Diponegoro Semarang, Nor Basid Adiwibawa Prasetya menjelaskan Kalium sianida (KCN) merupakan garam kristal dan berwarna putih, biasanya berbentuk serbuk dan terlihat mirip gula.

"Senyawa ini di Indonesia sering disebut sebagai potas yang banyak disalahgunakan sebagai racun ikan, karena sifatnya beracun dan sangat larut air," jelas Nor Basid saat dihubungi Senin (3/5/2021).

Basid mengatakan, KCN dalam ilmu kimia memiliki sejumlah fungsi, salah satunya sebagai ekstraktor atau zat pengikat logam mulia seperti emas dan perak dari mineral.

Emas dan perak dilarutkan dalam KCN untuk dapat dipisahkan dari senyawa-senyawa lain yang ada di dalam bahan tambang tersebut.

Selain itu, KCN juga banyak dimanfaatkan dalam berbagai macam reaksi sintesis dalam dunia kimia maupun dalam galvanisasi.

"Walau punya kegunaan yang beragam, namun karena sifat toksiknya dan pencemarannya maka penggunaan sianida ini perlu pengawasan," jelas Basid.

Baca juga: Nani Apriliani, Pengirim Sate Maut di Bantul Pesan Racun Kalium Sianida 250 Gram

 

Dampak apabila masuk ke tubuh

Selain fungsinya tersebut, KCN juga dapat menyebabkan keracunan apabila terkonsumsi oleh manusia.

Efek toksik ini muncul akibat kandungan sianida yang ada dalam KCN. Cara kerjanya yaitu mencegah sel dalam mengakses oksigen untuk membuat molekul energi.

"Ion sianida, CN-, berikatan dengan atom besi dalam sitokrom C oksidase dalam sel mitokondria. Racun ini bertindak sebagai inhibitor enzim ireversibel untuk mencegah sitokrom C oksidase dari melakukan tugasnya, yaitu untuk mengangkut elektron ke oksigen dalam rantai transpor elektron dari respirasi seluler aerob," jelas dia.

Tanpa kemampuan untuk menggunakan oksigen, mitokondria tidak dapat menghasilkan pembawa energi adenosin trifosfat (ATP).

Akibatnya, sel otot jantung dan sel saraf, yang merupakan jaringan yang membutuhkan bentuk energi ini akan dengan cepat menghabiskan semua energinya dan mulai mati.

"Ketika sejumlah besar sel tersebut mati, maka manusia tersebut juga akan mati," lanjutnya.

Secara sederhana, racun ini membuat tubuh yang mengonsumsinya tidak dapat menggunakan oksigen yang semestinya sangat dibutuhkan untuk menjalankan seluruh organ.

Baca juga: Nani Taburkan Racun Kalium Sianida yang Dipesan Online di Sate Ayam

Tingkat kekuatan racun

Nor Basid menjelaskan KCN mempunyai dosis yang dapat memberi respons berupa kematian (LD) pada konsumennya.

"LD50 (oral) sebesar 7,49 mg/Kg pada tikus. LD50 artinya dosis suatu zat yang dapat memberikan respons kematian sebanyak 50 persen dari total populasi yang mengonsumsinya," papar Nor Basid.

"Dengan KCN memiliki LD50 7,5 mg/Kg, maka seseorang dengan berat badan 50 kg kemungkinan (50 persen) akan mati jika mengonsumsi KCN sebanyak 375 mg atau hanya sekitar 0,3 gram," tambahnya.

Angka itu muncul dari perhitungan berat badan x dosis KCN, yaitu 50 kg x 7.5 mg/Kg = 375 mg atau 0,3 gram.

 

Pertolongan pertama

Berdasarkan lembar keselamatan data untuk bahan KCN, berikut ini adalah langkah-langkah pertolongan pertama yang harus dilakukan apabila keracunan sianida:

Jika terhirup

  • Pindahkan korban ke udara segar dan jaga agar tetap nyaman untuk bernapas
  • Berikan oksigen atau pernapasan buatan jika perlu
  • Jika korban merasa tidak enak badan, segera dicarikan bantuan medis

Jika kontak dengan kulit

  • Buka pakaian yang terkontaminasi
  • Cuci dengan banyak sabun dan air
  • Jika terjadi iritasi kulit atau ruam segera kontak tim medis. 

Baca juga: Apa Itu Potasium Sianida, Zat yang Ada di Kasus Sate Beracun?

Jika kontak mata

  • Lepaskan lensa kontak, jika mudah dilakukan
  • Lanjutkan dengan membilas secara hati-hati dengan air selama beberapa menit
  • Jika iritasi mata berlanjut kontak tim medis

Jika tertelan

  • Bilas mulut dengan air
  • Jangan dimuntahkan/risiko kerusakan paru-paru melebihi risiko keracunan
  • Jika korban merasa tidak enak badan segera dapatkan bantuan medis

Dikutip dari Nationalgeographic.grid.id, apabila KCN tertelan maka segera hubungi dokter.

Selain itu jangan merangsang terjadinya muntah atau meminumkan cairan kepada korban yang tidak sadar.

Jika terjadi muntah, jaga posisi kepala agar lebih rendah dari pinggul untuk mencegah aspirasi. Jika terjadi muntah, palingkan kepala ke samping. Lalu segera bawa ke dokter.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi