KOMPAS.com - Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca-imunisasi (KIPI) mendiagnosis Susan Antela, guru di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mengalami Guilain-Barre Syndrome.
Ketua Komnas KIPI Hindra Irawan Safari mengatakan, pihaknya telah selesai melakukan investigasi terhadap gejala dan kelumpuhan yang dialami Susan.
Tim dokter Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) mendiagnosis Susan mengalami Guillain-Barre Syndrome yaitu kondisi penyakit saraf.
"Diagnosis yang dibuat tim dokter RSHS Guillain-Barre Syndrome," ujar dia, seperti dilansir dari Kompas.com, Senin (3/5/2021).
Lantas, apakah penyakit Guillain-Barre Syndrome atau sindrom Guillain-Barre?
Baca juga: Guru Susan Ternyata Lumpuh Akibat Penyakit Langka, Pemprov Jabar Siapkan Rumah Singgah
Apakah Guilain-Barre Syndrome?
Sindrom ini merupakan kelainan autoimun langka yang memengaruhi syaraf.
Dikutip dari Healthline, sistem kekebalan akan menyerang sel saraf di sistem saraf tepi, jaringan saraf yang terletak di luar otak dan sumsum tulang belakang.
Hal ini dapat menyebabkan kelemahan otot, mati rasa, dan kesemutan, hingga akhirnya bisa membuat kelumpuhan.
Melansir Nhs.uk, sindrom Guillain-Barre terutama mempengaruhi kaki, tangan, dan tungkai.
Sindrom tersebut dapat mempengaruhi orang-orang dari segala usia, namun lebih sering terjadi pada orang dewasa, dan laki-laki daripada wanita.
Menurut Institue of Neurological Disorders and Stroke, Guillain-Barre Syndrome jarang terjadi, dan hanya mempengaruhi sekitar 1 dari 100.000 orang Amerika.
Baca juga: Terpapar Corona Setelah Terima Vaksin Pertama, Bagaimana Dosis Kedua?
Gejala
Gejalanya sering dimulai di kaki dan tangan sebelum menyebar ke lengan dan tungkai.
Beberapa gejala dapat meliputi:
- Sensasi tertusuk, kesemutan di jari tangan, kaki, pergelangan kaki, atau pergelangan tangan
- Kelemahan di kaki yang menyebar ke tubuh bagian atas
- Mati rasa
- Kelemahan otot
- Masalah dengan keseimbangan dan koordinasi.
- Kesulitan dengan gerakan wajah termasuk berbicara, mengunyah, atau menelan
- Penglihatan ganda atau ketidakmampuan menggerakkan mata
- Nyeri hebat yang mungkin terasa pegal, seperti kram yang lebih buruk di malam hari
- Kesulitan dengan kontrol kandung kemih atau fungsi usus
- Denyut jantung cepat
- Tekanan darah rendah atau tinggi
- Sulit bernapas
Gejala-gejala tersebut mungkin terus memburuk selama beberapa hari atau minggu ke depan sebelum membaik secara perlahan.
Dalam kasus yang parah, mungkin penderita mengalami kesulitan bergerak, berjalan, bernapas, dan/atau menelan.
Apabila Anda mengalami salah satu dari gejala-gejala di atas seperti mati rasa atau kelemahan otot, segera kujungi dokter atau layanan kesehatan.
Baca juga: Cara Mencegah, Deteksi Dini, dan Faktor Risiko Penyakit Diabetes
Penyebab
Dikutip dari Mayoclinic, penyebab pasti sindrom Guillain-Barre belum diketahui.
Namun, dua pertiga pasien melaporkan gejala infeksi dalam enam minggu sebelumnya.
Laporan ini termasuk infeksi saluran pernapasan atau gastrointestinal atau virus Zika.
Belum ada obat untuk sindrom ini, tetapi ada beberapa perawatan yang dapat meredakan gejala dan mengurangi durasi penyakit.
Kebanyakan orang sembuh dari sindrom Guillain-Barre dan tingkat kematiannya sebesar 4-7 persen.
Sementara itu, sekitar 60-80 persen orang yang mengalaminya mampu berjalan dalam enam bulan.
Meski demikian, penderita kemungkinan mengalami efek yang menetap, seperti kelemahan, mati rasa, atau kelelahan.
Baca juga: Bolehkah Penerima Vaksin Covid-19 Jadi Donor Darah? Ini Kata Kemenkes
Faktor risiko
Meskipun dapat mengenai segala umur, risiko meningkat seiring bertambahnya usia.
Sindrom Guillain-Barre dapat dipicu oleh:
- Infeksi campylobacter, sejenis bakteri yang sering ditemukan pada unggas yang kurang matang
- Virus influenza
- Sitomegalovirus
- Virus Epstein-Barr
- Virus Zika
- Hepatitis A, B, C, dan E
- HIV, virus penyebab AIDS
- Pneunomia mikoplasma
- Operasi
- Trauma
- Limfoma Hodgkin
- Jarang vaksinasi influenza atau vaksinasi anak
Baca juga: Vaksin Covid-19 Tahap 10 Tiba di Indonesia, Ini Sasaran Vaksinasinya
Jenis
Sindrom Guillain-Barre diketahui terjadi dalam beberapa bentuk, dengan jenis utamanya antara lain:
- Poliradikuloneuropati demielinasi inflamasi akut (AIDP)
Tanda AIDP yang paling umum yaitu kelemahan otot yang dimulai di bagian bawah tubuh dan menyebar ke atas.
Bentuk sindrom paling umum terjadi di Amerika Utara dan Eropa.
- Sindrom Miller Fisher (MFS)
Sindrom ini biasanya terjadi kelumpuhan yang dimulai di mata, juga dikaitkan dengan gaya berjalan yang tidak stabil.
MFS lebih umum ditemukan di Asia, dan hanya sedikit di Amerika Serikat.
- Neuropati aksonal motorik akut (AMAN) dan neuropati aksonal sensorik motorik akut (AMSAN)
AMAN dan AMSAN lebih jarang terjadi di Amerika Serikat, dan lebih sering terjadi di Cina, Jepang dan Meksiko.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.