KOMPAS.com - Masyarakat diminta untuk terus menjaga kewaspadaan dan disiplin agar tidak terinfeksi virus corona Covid-19.
Sebab pandemi Covid-19 belum benar-benar mereda. Itu bisa dilihat dari kurva pandemi yang belum melandai.
Di sisi lain, program vaksinasi juga masih terus dilakukan dan belum semua warga Indonesia mendapatkan vaksin.
Baca juga: Varian Virus Corona di India Disebut Bisa Lolos Tes PCR, Ini Kata Epidemiolog
Varian virus corona masuk Indonesia
Sementara itu, mutasi atau varian virus corona terus berkembang. Beberapa varian yang menyebar di luar negeri dinilai lebih menular dan bahkan dilaporkan telah masuk ke Indonesia.
Juru bicara vaksinasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid mengatakan bahwa ada tiga varian yang diwaspadai dan telah masuk ke Indonesia.
"Varian yang digolongkan dengan Varian of Concern atau VoC yang diwaspadai itu ada tiga jenis yaitu B.1.1.7, B.1.351, dan varian B.1.617," ujar Nadia, pada pada konferensi pers virtual, Selasa (4/5/2021).
Sebaran varian
Terdapat 9 provinsi di Indonesia yang telah melaporkan adanya termuan varian baru virus corona.
Sejauh ini, Kemenkes telah melakukan pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) sebanyak 1.228 spesimen. Hasilnya, ditemukan 17 kasus dari mutasi Covid-19.
Baca juga: Mengenal Varian Virus Corona B1617 yang Picu Tsunami Covid-19 di India
Adapun data sebaran varian baru virus corona di Indonesia, yaitu:
Varian B.1.1.7
- Sumatera Utara 2 kasus
- Sumatera Selatan 1 kasus
- Banten 1 kasus
- Jawa Barat 5 kasus
- Jawa Timur 1 kasus
- Bali 1 kasus
- Kalimantan Timur 1 kasus
Varian B.1.617
- Kepulauan Riau 1 kasus
- DKI Jakarta 1 kasus
Varian B.1.351
- Bali 1 kasus
Ketiga varian ini pertama kali dideteksi di luar negeri. B.1.1.7 pertama kali ditemukan di Inggris, B.1.617 di India dan B.1.351 di Afrika.
Baca juga: Varian Baru Virus Corona Ditemukan di Inggris, Diduga Lebih Menular
Paling mudah menular
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa dari 49 persen peningkatan kasus sampai dari varian B.117 bersirkulasi di Asia Tenggara.
Varian ini pun paling banyak dilaporkan oleh berbagai negara.
"Varian B.1.1.7 ini diketahui memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi sekitar 36 sampai 75 persen dibandingkan dengan jenis virus yang beredar sebelumnya,” kata Nadia.
Pengawasan lebih ketat
Melihat sebaran data ini, pemeritah memutuskan untuk melakukan pencegahan agar tidak terjadi lonjakan kasus seperti yang terjadi di negara lain.
"Berdasarkan data yang ada ini, untuk mencegah virus ini bertransmisi secara lebih luas," kata Nadia.
Baca juga: Video Viral Ada Plastik di Dalam Cumi-cumi? Ini Kata Peneliti LIPI
Maka dari itu, pemerintah menerapkan pengawasan lebih ketat, meliputi:
- Memperkuat surveilans di pintu masuk negara
- Menangguhkan sementara pemberian visa kunjungan dan visa kunjungan terbatas
- Menolak masuknya WNA yang melakukan perjalanan dari India 14 hari terakhir.
Sementara itu, untuk pencegahan penularan varian virus corona di dalam negeri, Nadia mengimbau kepada masyarakat untuk mengurangi mobilitas.
"Tidak ada yang menjamin bahwa dengan membawa hasil pemeriksaan laboratorium yang negatif selama dalam perjalanan ataupun selama dalam proses kita menuju kampung halaman misalnya, kita tidak terpapar Covid-19," imbuh Nadia.