Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Cuaca Terasa Panas Akhir-akhir Ini? Ini Penjelasan BMKG

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi cuaca panas, heat stroke
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Sejumlah warganet di media sosial mengungkapkan cuaca panas beberapa hari terakhir.

Mereka mengunggah foto dari tangkapan layar aplikasi pendeteksi suhu cuaca di domisili masing-masing.

"Panas betul. Dom mu brp?" tulis akun Twitter @NAKDY096.

Ia mengunggah foto yang menampilkan suhu 30 derajat celsius di Kota Denpasar, Bali, pada Rabu, (5/5/2021) pukul 14.11 WIB.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Panas hhh," tulis akun twitter @jjlinae1, yang mengunggah foto yang memperlihatkan suhu sebesar 32 derajat celsius di DKI Jakarta.

"Mantap djiwa srayaaaa," tulis akun Twitter @HurufPertamaR, yang mengunggah foto yang memperlihatkan suhu 34 derajat celsius di wilayah Sumber, Solo.

Lantas, apa penyebab cuaca panas yang terjadi akhir-akhir ini?

Baca juga: Gempa M 5,7 Guncang Mentawai Terasa hingga Padang, Ini Analisis BMKG

Penjelasan BMKG

Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Miming Saepudin mengatakan, kondisi suhu panas di beberapa wilayah Indonesia umumnya terjadi cuaca cerah dan tingkat perawanan yang rendah.

Sehingga suhu terasa lebih panas atau terik, dan kondisi ini sangat normal terjadi terutama saat kondisi cuaca cerah pada siang hari.

"Kisaran suhu pada siang hari saat ini umumnya sekitar 33-36 derajat celsius, dan hal ini masih dalam kategori normal," ujar Miming saat dihubungi Kompas.com, Rabu, (5/5/2021).

Ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk tetap menjaga stamina tubuh terutama pada siang hari di bulan Ramadhan ini.

Menurutnya, dengan menjaga stamina tubuh dapat terhindar dari kondisi dehidrasi atau kekurangan cairan.

Baca juga: Warning BMKG soal Siklon Tropis di Indonesia dan Dampaknya...

Menuju fase musim kemarau

Sementara itu, Koordinator Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG, Supari, mengatakan bahwa dari pengamatan suhu maksimum harian di Jawa, terjadi kenaikan suhu sejak awal Mei 2021.

"Dari pengamatan suhu maksimum harian di Jawa, khususnya memang terkonfirmasi suhu di awal Mei ini tinggi ya," ujar Supari saat dihubungi secara terpisah oleh Kompas.com, Rabu, (5/5/2021).

Ia menjelaskan, berdasarkan data dari BMKG Semarang, misalnya suhu di wilayah tersebut sekitar 33-34 derajat celsius pada Rabu, (5/5/2021) pukul 11.40 WIB.

Sedangkan, untuk di Malang, Jawa Timur sempat tercatat suhu mencapai angka 36 derajat celsius pada 3 Mei 2021.

Di Surabaya, Jawa Timur, tercatat suhu tertinggi yang dialami yakni mencapai 35 derajat celcius pada 1 Mei 2021.

"Cukup merata (suhu tinggi) di sebagian besar Jawa, utamanya di Jawa Timur dan Jawa tengah," lanjut Supari.

Sementara itu, hasil monitoring kejadian hari hujan menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah sudah lebih dari 10 hari tidak ada hujan.

Bahkan, sebagian di antaranya tidak pernah mengalami hujan dalam 20 hari terakhir.

Hal ini menunjukkan bahwa memang Indonesia sedang menuju fase musim kemarau.

Baca juga: Video Viral Tsunami di Bali, BMKG: Itu Video Simulasi

Fenomena MJO

Di sisi lain, sejak April 2021, fenomena Madden Jullian Oscillation (MJO) juga menjadi faktor dinamika atmosfer yang berdampak pada peningkatan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Indonesia.

MJO merupakan fenomena pergerakan sistem konvektifitas yang dianggap berhubungan dengan peningkatan pertumbuhan awan hujan.

Adapun MJO bergerak dari arah barat ke timur yakni dari wilayah Afrika melewati Samudra Hindia dan Indoensia menuju ke arah Samudra Pasifik.

"Fenomena MJO sedang berada di fase 1 (pesisir timur Afrika) yang bersesuaian dengan kondisi kering di Indonesia (dry phase MJO di Indonesia)," ujar Supari.

Menurutnya, pada posisi seperti ini, MJO akan menyebabkan berkurang proses pembentukan awan di Indonesia, sehingga umumnya akan terjadi pengurangan curah hujan.

"Dengan kondisi pembentukan awan yang berkurang, atmosfer akan didominasi oleh kondisi cerah (tidak cukup banyak awan), sehingga radiasi matahari akan lebih banyak yang mencapai permukaan tanah, hal ini menyebabkan meningkatnya suhu udara," lanjut dia.

Supari mengatakan, BMKG sudah memperkirakan wilayah sebagian besar Jawa Timur dan sebagian Jawa Tengah akan memasuki musim kemarau pada Mei 2021.

Untuk mengantisipasi cuaca panas ini, ia menginformasikan kepada masyarakat bahwa terasanya cuaca panas bisa menjadi indikasi awal musim kemarau.

Artinya, suhu panas bisa bertahan lama karena saat kemarau datang memiliki ciri khas terjadi peningkatan suhu sangat tinggi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi