Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal 3 Varian Baru Virus Corona yang Diduga Lebih Menular dan Sudah Masuk ke Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/FAUZAN
Sejumlah warga negara asing (WNA) dengan menggunakan baju hazmat tiba di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (2/1/2021). Guna mencegah masuknya varian baru virus corona, Pemerintah Indonesia melarang seluruh WNA masuk wilayah Indonesia mulai 1 Januari hingga 14 Januari 2021 kecuali WNA yang memegang visa diplomatik, visa dinas yang terkait kunjungan resmi pejabat asing setingkat menteri ke atas, pemegang izin tinggal diplomatik dan izin tinggal dinas serta pemegang Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) dan Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP). ANTARA FOTO/Fauzan/wsj.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengonfirmasi adanya tiga varian baru virus corona yang telah masuk ke Indonesia.

Adapun varian-varian itu yakni varian B.1.1.7 asal Inggris, varian mutasi ganda B.1.617 asal India, dan varian B.1.351 asal Afrika Selatan.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi mengungkapkan, varian baru ini juga telah merebak dari laporan 16 kasus positif Covid-19 di Indonesia.

Baca juga: Mutasi Virus Corona B.1.1.7 Terdeteksi di 5 Provinsi, Mana Saja?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurutnya, varian baru ini termasuk sebagai kategori varian of concern atau mutasi yang memang sangat diperhatikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Pasalnya, dampak penularan yang diakibatkan oleh ketiga varian baru itu dinilai lebih besar.

Lantas, apa saja karakteristik dari masing-masing tiga varian virus corona yang baru merebak di Indonesia tersebut?

Baca juga: Update Covid-19 di Indonesia: Pulau Jawa Kembali Masuk Zona Merah, Mana Saja?

Varian B.1.1.7

Dilansir dari Kompas.com (4/3/2021), virus corona varian B.1.1.17 dinilai lebih mudah menyebar dan lebih mematikan daripada varian sebelumnya.

Virus ini pertama kali terdeteksi di Inggris pada November 2020, dan saat ini setidaknya sudah menyebar di 76 negara lain di dunia.

Saat varian B.1.1.7 merebak di Inggris, para peneliti mendeteksi tanda-tanda bahwa orang yang terinfeksi varian baru ini memiliki risiko kematian yang lebih tinggi.

Baca juga: Daftar Negara yang Konfirmasi Varian Baru Virus Corona B.1.1.7

Sebuah analisis dari Skotlandia menunjukkan, kemungkinan orang yang terinfeksi B.1.1.7 yang dirawat di rumah sakit sebesar 65 persen lebih tinggi ketimbang mereka yang terinfeksi varian sebelumnya.

Sementara, mereka yang terkena B.1.1.7 juga memiliki kemungkinan 37 persen lebih tinggi untuk meninggal dunia.

Adapun gejala-gejala dari seseorang yang terinfeksi varian B.1.1.7, antara lain:

Tidak hanya menimbulkan risiko kematian tinggi, varian B.1.1.7 juga memiliki tingkat reproduksi 0.5 kali lebih tinggi dari varian virus corona "normal".

Baca juga: 7 Gejala Terinfeksi Varian Baru Virus Corona B.1.1.7

Varian B.1.617

Dikutip dari Kompas.com (2/5/2021), WHO mengungkapkan, garis keturunan utama B.1.617 pertama kali diidentifikasi berasal di India pada Desember 2020.

WHO mendeskripsikannya sebagai "variant of interest", sehingga memberi kesan bahwa virus ini mungkin memiliki mutasi yang akan membuat virus lebih mudah menular, dan menyebabkan penyakit yang lebih parah atau menghindari kekebalan vaksin.

Selain itu, varian B.1.617 juga disebut sebagai "mutasi ganda" dengan mutasi berlabel L452R di California, dan berlabel E484Q di Afrika Selatan dan Brasil.

Baca juga: Vaksin Covid-19 Tahap 10 Tiba di Indonesia, Ini Sasaran Vaksinasinya

Karena memiliki kemampuan unik, beberapa penelitian memprediksi bahwa B.1.617 mampu untuk menghindari sistem kekebalan yang tertanam di tubuh manusia.

Diketahui, orang yang telah terinfeksi varian B.1.617 ini disebut lebih mungkin terinfeksi ulang.

Kabar baiknya, Kepala Penasihat Medis Gedung Putih, Anthony Fauci mengungkapkan, vaksin yang dikembangkan di India, Covaxin tampaknya mampu menetralkan varian B.1.617.

Baca juga: Pemerintah Gratiskan Vaksin Covid-19, Mengapa Diberikan Lewat Suntikan?

Varian B.1.351

Mengutip Kompas.com (3/5/2021), varian B.1.351 pertama kali ditemukan di Teluk Nelson Mandela, Afrika Selatan pada Oktober 2020.

Mutasi virus ini disebut dapat memengaruhi netralisasi beberapa antibodi, namun belum terdeteksi apakah jenis ini mampu meningkatkan risiko keparahan penyakit.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, varian B.1.351 juga diduga memengaruhi penurunan efikasi vaksin Covid-19.

Baca juga: Percaya Covid-19 Disebabkan Roh Jahat, Warga India Berobat ke Dukun

Sama seperti varian B.1.1.7, varian B.1.351 juga memiliki kemampuan penularan lebih cepat.

Varian ini juga berpotensi mengakibatkan kematian yang tinggi.

Lebih lanjut, varian B.1.351 memiliki pola mutasi berbeda yang menyebabkan lebih banyak perubahan fisik pada struktur protein lonjakan daripada yang terjadi pada varian B.1.1.7.

Baca juga: Mekanisme Lengkap SIKM, dari Cara Bikin hingga Dokumen yang Diperlukan

(Sumber: Kompas.com/Ivany Atina Arbi, Ahmad Naufal Dzulfaroh, Dian Erika Nugraheny | Editor: Sari Hardiyanto, Icha Rastika)

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Mutasi Virus Corona B.1.1.7

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi