Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berita Hangat Pekan Ini soal Isu Babi Ngepet, Dikomentari Ilmuwan hingga Penyebarnya Diusir

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Polres Metro Depok
AI (44), tersangka kasus hoaks babi ngepet di Bedahan, Sawangan, Depok, kini ditahan Polres Metro Depok.

KOMPAS.com - Isu pesugihan babi ngepet menjadi berita hangat pekan ini di Kompas.com.

Isu itu muncul setelah warga menangkap seekor babi di Bedahan, Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat. Isu itu lantas berbuntut panjang hingga mengegerakan jagat maya.

Babi yang ditangkap itu teryata rekayasa. Babi itu dibeli seorang warga berinisial AI secara online dengan harga Rp 900.000. AI kemudian membuat rekayasa jahat bersama 9 temannya bahwa ia menangkap babi ngepet.

Motifnya adalah agar ia dan teman-temannya bisa terkenal di kampung. Niat itu muncul setelah ia mendengar keluhan warga soal hilangnya uang Rp 1 juta hingga Rp 1 juta.

Baca juga: 6 Fakta di Balik Rekayasa Isu Babi Ngepet di Depok, Pelaku Tokoh Masyarakat yang Ingin Terkenal

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi selanjutnya melakukan pendalaman hingga menangkap seorang wanita bernama Wati. Perempuan itu ikut memperkuat soal isu babi ngepet dengan menuding tetangganya melakukan pesugihan babi ngepet.

Awalnya, Wati yang membuka usaha pengobatan tradisional di Kabupaten Bogor mendatangi lokasi penemuan babi. Ia menuding tetanggana memiliki pesugihan babi ngepet.

Selanjutnya, isu itu juga dikomentari peneliti dari LIPI, Taufik Purna Nugraha terkait perubahan tubuh babi ngepet yang mengecil.

Berikut berita-berita babi ngepet yang menjadi isu hangat pekan ini.

1. Komentar ilmuwan soal babi ngepet

Peneliti Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Taufik Purna Nugraha menjelaskan, tidak menutup kemungkinan seekor babi bisa mengalami perubahan ukuran tubuh, termasuk mengecil.

Akan tetapi, perubahan ukuran itu membutuhkan waktu yang tidak sebentar, apalagi hanya dalam hitungan jam.

"Kalau secara ilmiah tidak mungkin (babi mengecil dalam hitungan jam)," kata Opik, sapaan akrab Taufik, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (28/4/2021).

Selengkapnya baca: Ramai Diduga Babi Ngepet di Depok Disebutkan Ukurannya Mengecil, Ini Kata Peneliti LIPI

2. Mitos babi ngepet

Warga Bedahan, Sawangan, Depok, Jawa Barat dihebohkan dengan temuan babi hutan yang diklaim sebagai "babi ngepet", Selasa (27/4/2021).

Binatang malang itu kemudian dituduh sebagai biang keladi di balik pengakuan hilangnya sejumlah uang yang dialami warga setempat. Kemudian babi itu disembelih dan dikubur.

Lantas, bagaimana mitos "babi ngepet" bermula serta selalu berkaitan dengan pesugihan dan soal-soal uang?

Selengkapnya baca: "Mitos Babi Ngepet, Adakah Hubungannya dengan Sejarah Celengan Babi?"

3. Isu babi ngepet rekayasa, pelaku ditangkap

Kabar penangkapan babi ngepet di Bedahan, Sawangan, Depok, beberapa hari lalu kini telah dipastikan sebagai rekayasa.
"Semuanya yang sudah viral tiga hari sebelumnya adalah hoaks, itu berita bohong," kata Kapolres Metro Depok Kombes Imran Edwin Siregar, Kamis (29/4/2021).

Imran menjelaskan, rekayasa dimulai ketika di permukiman itu, beberapa warga mengeluh uangnya hilang Rp 1 juta-Rp 2 juta.

Selengkapnya baca: "Isu Babi Ngepet di Depok Hasil Rekayasa, Polisi Tangkap Pelaku"

4. Motif pelaku rekayasa babi ngepet

Isu babi ngepet yang ditangkap warga Bedahan, Sawangan, Depok, yang belakangan viral di media sosial, dipastikan sebagai hoaks alias rekayasa. Kapolres Metro Depok Kombes Imran Edwin Siregar menguak motif tersangka berinisial AI (44), yang kini sudah ditangkap polisi. "Tujuan mereka adalah supaya lebih terkenal di kampungnya," kata Imran kepada wartawan, Kamis (29/4/2021).

Selengkapnya baca: "Motif Pelaku Rekayasa Isu Babi Ngepet di Depok: Supaya Terkenal"

5. Pelaku rekayasa babi ngepet sejak Maret

Polisi sudah menangkap AI (44), tersangka kasus hoaks babi ngepet di Bedahan, Sawangan, Depok, Jawa Barat, yang viral belakangan ini.

Kapolres Metro Depok Kombes Imran Edwin Siregar menyatakan bahwa rekayasa ini telah direncanakan oleh AI sejak bulan lalu.

"Berawal dengan adanya cerita masyarakat sekitar merasa kehilangan uang, ada Rp 1 juta, ada Rp 2 juta. Mereka mengarang cerita dari kehilangan itu dari bulan Maret, jadi ada kurang lebih 1 bulan," jelas Imran kepada wartawan, Kamis (29/4/2021).

Selengkapnya baca: "Hoaks Babi Ngepet di Depok Direncanakan Pelaku sejak Maret"

6. Pelaku rekayasa minta maaf

AI (44), tersangka penyebar hoaks babi ngepet di Bedahan, Sawangan, Depok, Jawa Barat, meminta maaf kepada publik atas perbuatannya. Ia kini ditahan Polres Metro Depok.

"Saya pertama mau mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kejadian pada hari Selasa yang viral itu, babi ngepet, adalah berita hoaks atau berita bohong, berita yang kami rekayasa," kata AI kepada wartawan, Kamis (29/4/2021).

Selengkapnya baca: "Tersangka Rekayasa Isu Babi Ngepet di Depok Mengaku Khilaf dan Meminta Maaf"

7. Penyebab masyarakat masih percaya babi ngepet

Hoaks babi ngepet di Depok menyebabkan kehebohan masyarakat di Indonesia, bahkan menjadi perbincangan hangat di antara warganet di media sosial.

Bagi sebagian besar masyarakat masih percaya pada hal tahyul seperti pesugihan babi ngepet.

Seperti diberitakan Kompas.com, Kamis (29/4/2021), isu babi ngepet di Bedahan, Sawangan, Depok, Jawa Barat beberapa hari lalu, telah dipastikan sebagai rekayasa. "Semua yang sudah viral tiga hari sebelumnya adalah hoaks, itu berita bohong," kata Kapolres Metro Depok Kombes Imran Edwin Siregar.

Selengkapnya baca: "Hoaks Babi Ngepet di Depok, Kenapa Masyarakat Masih Percaya?"

8. Tudingan babi ngepet sebabkan Wati diusir

Isu babi ngepet di Depok, Jawa Barat yang ternyata adalah rekayasa berbuntut panjang.

Seorang ibu di Kampung Baru, Desa Ragajaya, Bojonggede, Kabupaten Bogor bernama Wati diusir oleh warga lantaran ikut menuding tetangganya menggunakan pesugihan babi ngepet.

Selengkapnya baca: "Tuding Tetangga Punya Pesugihan Babi Ngepet, Wati Diusir Meski Telah Minta Maaf"

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Editor: Farid Assifa
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi