Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bipang Ambawang dalam Pidato Jokowi dan Penjelasan Mendag

Baca di App
Lihat Foto
screenshoot
Tangkapan layar YouTube Kementerian Perdagangan saat pidato Presiden Jokowi menyebut Bipang Ambawang
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Media sosial Twitter sepanjang Sabtu (8/5/2021) ramai dengan trending topic #Bipang.

Bipang ramai dibicarakan setelah dipublikasikannya video pidato Presiden Joko Widodo yang mengajak masyarakat belanja kuliner secara online di Hari Bangga Buatan Indonesia (BBI).

Bipang Ambawang merupakan salah satu kuliner yang dipromosikan Presiden.

"Sebentar lagi Lebaran. Namun karena masih dalam suasana pandemi, pemerintah melarang mudik untuk keselamatan kita bersama. Nah, Bapak, Ibu, Saudara-saudara, yang rindu kuliner daerah atau mudik membawa oleh-oleh, tidak perlu ragu untuk memesannya secara online," kata Jokowi dalam video pidatonya, Sabtu (8/5/2021).

"Yang rindu makan gudeg Yogya, bandeng Semarang, siomay Bandung, pempek Palembang, Bipang Ambawang dari Kalimantan, dan lain-lainnya tinggal pesan dan makanan kesukaan akan diantar sampai ke rumah," ujar Presiden.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Ramai soal Bipang Ambawang dalam Pidato Jokowi hingga Trending Topic

Apa itu Bipang Ambawang? Bipang Ambawang merupakan kuliner babi panggang khas Kalimantan Barat.

Beragam komentar warganet mewarnai trending #Bipang. Salah satunya akun Twitter @Hilmi28.

"Assalamu’alaikum Pak @jokowi, mhn diklarifikasi ttg oleh2 lebaran Bipang Ambawang karena itu adlh babi panggang yg jelas haram bagi muslim, apa lagi ini Idul Fitri hari raya ummat Islam, tdk elok rasanya. Apakah ini disengaja, atau karena bapak tdk tau? Tks atas jawabannya,"  tulisnya.

Komentar lainnya beranggapan bahwa rekomendasi kuliner Bipang Ambawang ditujukan bagi umat Kristen dan Katolik yang akan memperingati Kenaikan Isa Almasih pada tanggal yang sama dengan perayaan Idul Fitri.

"Ingat selain lebaran tanggal 13 mei hari raya kenaikan Yesus ke Surga, jadi bipang ambawang itu hak kami..." kata akun @KatolikIG.

Staf Khusus Presiden, Fadjroel Rahman, melalui akun media sosialnya ikut menanggapi mengenai bipang.

Menurut dia, bipang sama dengan jipang yang merupakan makanan tradisional yang berasal dari beras.

"Ini BIPANG atau JIPANG dari beras. Makanan kesukaan saya sejak kecil hingga sekarang. BIPANG atau JIPANG dari beras ini memang makanan hit sampai sekarang ya. Nuhun ~ #BungFADJROEL #Bipang," tulis Fadjroel dalam twitnya.

Sementara itu, penggagas Museum Boga Sari, Santhi Serad mengatakan, makanan Indonesia memang memiliki banyak kemiripan baik nama maupun esensi kuliner itu sendiri.

Ia menilai, dalam konteks iklan layanan masyarakat, yang dimaksud Jokowi adalah  mendorong untuk tetap waspada saat situasi pandemi, serta bisa berbagi dan menikmati kuliner nusantara.

Klarifikasi Kemendag

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, dalam video pernyataannya, mengajak masyarakat untuk melihat konteks pidato Presiden secara keseluruhan.

Ia mengatakan, isi pidato Presiden ditujukan untuk seluruh masyarakat Indonesia yang terdiri dari beragam suku, agama, dan budaya yang memiliki kekayaan kuliner Nusantara dari berbagai daerah.

Setiap makanan memiliki kekhasan dan menjadi makanan favorit lokal.

"Jadi sekali lagi, kuliner khas daerah yang disebut Bapak Presiden dalam video tersebut adalah untuk mempromosikan kuliner nusantara yang memang sangat beragam," ujar dia.

Menteri Lutfi juga mengajak masyarakat untuk bangga dan mempromosikan kuliner Nusantara yang beragam sehingga bisa meggerakkan ekonomi terutama UMKM.

Sebagai penanggung jawab acara tersebut, Kemendag memastikan tidak ada maksud apa pun dari pernyataan Presiden. 

"Kami memohon maaf yang sebesar-besarnya jika terjadi kesalahpahaman karena niat kami hanya ingin agar kita semua bangga terhadap produksi dalam negeri termasuk berbagai kuliner dari khas daerah dan menghargai keberagaman bangsa," ujar M Lutfi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi