Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Roket China Jatuh di Samudera Hindia, Ini Lokasinya!

Baca di App
Lihat Foto
AFP PHOTO/CHINA NEWS SERVICE/STR
Foto yang diambil pada 23 April 2021 memperlihatkan roket Long March 5B, yang bakal meluncurkan modul stasiun luar angkasa milik China Tianhe di Situs Peluncuran Wenchang.
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Badan Antariksa China mengatakan bahwa puing-puing roket China telah jatuh ke Bumi, dan hancur di Samudera Hindia.

Seperti dikutip dari BBC, sebagian besar roket hancur selama kembali ke Bumi, tetapi bagian lainnya mendarat di lokasi 72,4 derajat bujur timur dan 2,65 derajat utara.

Disebutkan bahwa roket tersebut mendarat di sebelah barat Maladewa.

Media pemerintah China menyampaikan bahwa bagian dari roket tersebut masuk kembali ke atmosfer pukul 10.24 waktu Beijing, pada hari Minggu (9/5/2021).

Baca juga: Puing Roket China Lewati Semenanjung Arab sebelum Jatuh di Dekat Maladewa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lokasi jatuhnya roket

Sebelumnya, situs pelacakan AS dan Eropa telah memantau jatuhnya Long March-5b yang tidak terkendali ini.

“Mengkonfirmasi Long March-5b China masuk kembali ke atas Semenanjung Arab. Tidak diketahui apakah puing-puing itu berdampak pada tanah atau air,” kata Komando Luar Angkasa AS.

Adapun sebelum roket masuk kembali ke Bumi, muncul kekhawatiran puing-puingnya bisa jatuh di daerah yang tidak berpenghuni.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan, China telah lalai dalam membiarkan roket jatuh dari orbit.

Dengan berat 18 ton, roket ini menjadi salah satu item terbesar dalam beberapa dekade yang masuk tanpa arah ke atmosfer.

Baca juga: Deg-degan, Hari Ini Roket 18 Ton Milik China Jatuh ke Bumi, Entah Mendarat di Mana

Kronologi

Melansir CNN, roket dengan tinggi sekitar 108 kaki dan berat hampir 40.000 pon telah diluncurkan pada 29 April 2021.

Segmen utama dari roket Long March-5b meluncurkan modul pertama stasiun luar angkasa baru China.

Setelah bahan bakar habis, roket ini dibiarkan meluncur di luar angkasa tanpa terkendali, sampai gravitasi bumi menyeretnya kembali ke tanah.

Secara umum, komunitas luar angkasa internasional berusaha menghindari skenario seperti ini.

Kebanyakan roket yang digunakan untuk mengangkat satelit dan objek lain ke luar angkasa melakukan re-entry yang lebih terkontrol dengan mengarah ke laut, atau roket tertinggal dalam apa yang disebut orbit kuburan, yang membuat roket tetap berada di luar angkasa selama beberapa dekade atau abad.

"Tapi roket Long March dirancang sedemikian rupa sehingga meninggalkan tahapan besar ini dalam orbit rendah," kata Jonathan McDowell, astrofisikawan di Pusat Astrofisika di Universitas Harvard.

Dalam hal ini, tidak mungkin untuk memastikan secara pasti terkait waktu dan lokasi booster akan mendarat.

Baca juga: Roket China Jatuh Tanpa Kendali, Bisa Jatuh Besok di Wilayah Berpenghuni

Perkiraan zona risiko

Badan Antariksa Eropa telah memperkirakan zona risiko yang mencakup setiap bagian permukaan bumi, yakni hampir semua Amerika di selatan New York, seluruh Afrika dan Australia, sebagian Asia selatan Jepang dan Eropa Spanyol, Portugal, Italia dan Yunani.

Roket itu merupakan salah satu objek terbesar yang menghantam Bumi setelah jatuh dari orbit.

Terlepas dari upaya yang baru-baru ini dilakukan untuk mengatur dan memitigasi puing-puing ruang angkasa dengan lebih baik, orbit Bumi dipenuhi dengan ratusan ribu potongan sampah yang tidak terkendali, yang sebagian besar berukuran lebih kecil dari 10 sentimeter.

Objek terus-menerus jatuh dari orbit, meski sebagian besar bagian terbakar di atmosfer bumi sebelum sempat menabrak permukaan.

Namun, bagian dari objek yang lebih besar seperti roket Long March, dapat bertahan masuk kembali ke Bumi, serta mengancam bangunan dan orang di darat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi