Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Mudik, Pulkam, Wisata, Tugas, dan Kreativitas Dusta

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/NOVRIAN ARBI
Petugas gabungan melakukan pemeriksaan kelengkapan administrasi pengendara saat penyekatan larangan mudik lebaran di Gerbang Tol Pasteur, Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/5/2021). Pemerintah Jawa Barat telah menyiapkan 158 titik penyekatan yang didukung oleh petugas gabungan untuk menghalau masyarakat yang nekat mudik Idul fitri 1422 Hijriah meski tetap mengizinkan warga melakukan pergerakan antarkota penyangga selama masa larangan mudik atau dalam koridor aglomerasi.. ANTARA FOTO/Novrian Arbi/hp.
Editor: Heru Margianto

SAYA yakin Menteri Keuangan (Menkeu)Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati mau pun Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno tulus berniat baik dengan menganjurkan masyarakat berbondong-bondong belanja baju baru serta berwisata ke pulau Bali serta destinasi wisata lain-lainnya pada masa Lebaran demi memulihkan gerak roda ekonomi yang telah dilumpuhkan oleh angkara murka pagebluk Corona.

Frontal

Namun pada kenyataan niat baik Menkeu dan Menparekraf ternyata frontal berbenturan dengan niat baik Menteri Kesehatan dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana yang telah resmi memaklumatkan larangan mudik pada masa Lebaran 2021 demi menghindari ledakan gelombang lanjutan pagebluk Corona seperti telah terjadi secara nyata di India akibat kerumunan masyarakat tidak takut sebab tidak peduli keganasan Corona.

Niat baik Menkeu dan Memparekraf secara langsung mau pun tidak langsung pastinya didukung oleh para sopir bus dan mobil rental yang merasa sumber nafkah terancam oleh protokol kesehatan yang diperparah dengan larangan mudik.

Apalagi masyarakat sektor informal yang bukan PNS atau karyawan perusahaan swasta memang tidak semuanya menerima apa yang disebut sebagai THR.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memang penderitaan rakyat miskin hanya bisa dirasakan oleh mereka yang merasakan sendiri penderitaan hidup sebagai rakyat miskin.

Kesehatan vs ekonomi

Pada kenyataan setiap peristiwa pandemi yang memaksa kebijakan lock-down niscaya menimbulkan dilema kesehatan versus ekonomi baik dalam matra makro komunal mau pun mikro individual.

Sehingga bermunculan berbagai istilah seperti pulkam, wisata dan tugas yang secara kreatif didayagunakan sebagai celah untuk menerobos kubu-kubu larangan mudik oleh mereka yang nekat bertekad mudik.

Larangan mudik yang tidak tegas memicu masyarakat kreatif berdusta. Rasa terdiskriminasi juga timbul akibat terberitakan bahwa para pekerja asing dari negeri tertentu leluasa masuk keluar Indonesia di masa rakyat dilarang mudik.

Prahara malapetaka pandemi juga memperlebar kesenjangan sosial di mana mereka yang punya duit dapat diyakini lebih mampu survive ketimbang yang tidak punya duit.

Kenyataan memang menyakitkan bahwa Keadilan Sosial untuk Seluruh Rakyat Indonesia ternyata baru berlaku bagi sebagian (kecil) rakyat Indonesia makin terasa apabila dihadapkan dengan angkara murka pagebluk Corona.

Maka di samping satgas penanggulangan bencana dan satgas pemulihan ekonomi pasca- Corona di persada Nusantara tercinta masa kini, seyogianya secara khusus pemerintah juga membentuk satgas kemanusiaan dan keadilan sosial yang khusus fokus bertugas membantu mengurangi penderitaan wong cilik dan rakyat miskin pada masa mau pun pasca-prahara pagebluk Corona selaras makna adiluhur sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab serta Keadilan Sosial untuk Seluruh Rakyat Indonesia. Merdeka!

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi