Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hingga Hari Ini, 158 Juta Orang Terinfeksi Virus Corona di Dunia

Baca di App
Lihat Foto
AP PHOTO/JEROME DELAY
Afrika Selatan bersiap menghadapi gelombang kedua, karena banyak orang akan bepergian provinsi untuk liburan dan mengunjungi keluarga mereka.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Grafik kasus infeksi virus corona di dunia masih terus mengalami peningkatan.

Hingga Senin (10/5/2021) pagi, berdasarkan data Worldometers, total kasus infeksi virus corona di seluruh dunia telah mencapai 158.953.101 kasus.

Dari jumlah itu, sebanyak 3.306.229 orang meninggal dunia, dan 136.479.900 orang dinyatakan pulih.

Amerika Serikat masih menjadi negara dengan angka kasus tertinggi sampai saat ini.

Baca juga: Update Corona Global: Covid-19 India Menyebar ke Pelosok | Jepang Perpanjang Masa Darurat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut ini 10 negara dengan jumlah kasus infeksi virus corona terbanyak di dunia:

  1. Amerika Serikat: 33.476.781 kasus, 595.812 orang meninggal dunia, dan 26.439.649 orang pulih
  2. India: 22.662.410 kasus, 246.146 orang meninggal dunia, dan 18.665.266 orang pulih
  3. Brasil: 15.184.790 kasus, 422.418 orang meninggal dunia, dan 13.714.135 orang pulih
  4. Perancis: 5.777.087 kasus, 106.392 orang meninggal dunia, dan 4.874.224 orang pulih
  5. Turki: 5.031.332 kasus, 43.029 orang meninggal dunia, dan 4.716.918 orang pulih
  6. Rusia: 4.880.262 kasus, 113.326 orang meninggal dunia, dan 4.496.132 orang pulih
  7. Inggris: 4.434.860 kasus, 127.605 orang meninggal dunia, dan 4.248.211 orang pulih
  8. Italia: 4.111.210 kasus, 122.833 orang meninggal dunia, dan 3.604.523 orang pulih
  9. Spanyol: 3.567.408 kasus, 78.792 orang meninggal dunia, dan 3.248.010 orang pulih
  10. Jerman: 3.527.540 kasus, 85.371 orang meninggal dunia, dan 3.159.200 orang pulih

Cakupan vaksinasi

Program vaksinasi Covid-19 di berbagai negara telah dimulai, dengan masing-masing negara mencatatkan persentase cakupan vaksinasi yang berbeda-beda.

Israel menjadi negara terdepan dalam hal vaksinasi, dengan capaian 58,6 persen populasi telah menerima dua kali suntikan vaksin.

Disusul oleh Chile 37 persen, Amerika Serikat 33,7 persen, Bahrain 33,5 persen, kemudian Hungaria 25,8 persen.

Berikut capaian vaksinasi tiap-tiap negara, berdasarkan data yang dihimpun Our World in Data hingga 8 Mei 2021:

Perkembangan pandemi

Berikut ini beberapa perkembangan terkait pandemi virus corona di sejumlah negara:

Afrika Selatan

Melansir The Guardian, Minggu (9/5/2021), Afrika Selatan mengumumkan temuan pertama kasus Covid-19 dari varian virus corona B.1.617.2, yang pertama terdeteksi di India.

Melalui akun Twitter resmi, Departemen Kesehatan Afrika Selatan mengumumkan adanya temuan 4 kasus yang terkait dengan varian tersebut.

Selain itu, ditemukan pula 11 kasus yang terkait varian virus corona B.1.1.7, pertama kali terdeteksi di Inggris.

Baca juga: 3 Gejala Varian Baru Covid-19 Afrika Selatan dan Brasil yang Muncul di India

Italia

Italia berencana mencabut kewajiban karantina bagi pelancong yang datang dari negara-negara Eropa, termasuk Inggris dan Israel.

Menteri Luar Negeri Luigi Di Maio, Sabtu (8/5/2021) mengatakan, ketentuan baru tersebut akan mulai berlaku paling cepat pertengahan Mei.

Dia menambahkan, tujuan pemberlakuan aturan baru tersebut adalah untuk menghidupkan kembali industri pariwisata.

Di Maio mengatakan, keputusan itu diambil setelah pertemuan dengan Menteri Kesehatan Roberto Speranza, membahas pelonggaran syarat kunjungan bagi negara-negara dengan tingkat vaksinasi tinggi.

Ia menyebutkan, kewajiban karantina untuk pelancong dari Amerika Serikat kemungkinan juga akan dicabut mulai Juni.

Sebelumnya, pelancong yang memasuki Italia dari negara-negara Eropa lainnya dan Israel wajib menjalani lima hari karantina dan tes deteksi Covid-19 sebelum kedatangan dan di akhir masa isolasi mereka.

Untuk wisatawan yang datang dari Amerika Serikat, masa karantina yang diperlukan adalah 10 hari.

India

Melansir CNA, Minggu (9/5/2021), India akan merekrut ratusan mantan petugas medis militer untuk mendukung sistem perawatan kesehatannya yang kewalahan.

Hal tersebut disampaikan oleh Kementerian Pertahanan India, Minggu (9/5/2021) dalam sebuah pernyataan resmi, 

Kemenhan menyebutkan, sekitar 400 petugas medis diperkirakan akan menjalani kontrak selama maksimal 11 bulan.

India menerima pukulan telak gelombang kedua Covid-19 yang melanda negara itu, dan menyebabkan lonjakan kasus baru serta korban meninggal dunia.

Sistem kesehatan India mengalami kewalahan. Negara itu mengalami kekurangan oksigen, tempat tidur rumah sakit, kamar mayat, serta fasilitas pemakaman/krematorium.

Meski situasi sudah sangat parah, para ahli mengatakan jumlah sebenarnya untuk kasus Covid-19 dan kematian di India bisa jadi jauh lebih tinggi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: The Guardian, CNA
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi