Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiap Semenit Terdapat 2,8 Juta Limbah Masker Sekali Pakai di Bumi

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/eakkachai halang
Ilustrasi masker medis
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Virus corona yang menyebabkan pandemi Covid-19 meningkatkan penggunaan masker sekali pakai di dunia.

Berdasarkan data dari Worldometers, jumlah kasus positif Covid-19 yang terkonfirmasi telah mencapai 159.490.374 kasus hingga Selasa (11/5/2021) pagi.

Jumlah kasus dan tingkat penularan yang masih tinggi menuntut orang-orang untuk mengenakan masker tiap beraktivitas di luar rumah.

Akibatnya, masker sekali pakai diproduksi besar-besaran untuk melindungi manusia dari serangan virus.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akan tetapi, jika tidak dibuang dengan benar, limbah masker dapat menjadi ancaman besar bagi kerusakan alam.

Baca juga: Simak 3 Gejala Baru Covid-19, dari Anosmia hingga Parosmia

Jumlah limbah masker

Dilansir dari The Independent, Sabtu (12/3/2021), studi terbaru memperkirakan, manusia sekarang menggunakan 129 miliar masker wajah setiap bulan di seluruh dunia.

Jika satu bulan terdapat 31 hari, maka penggunaan rata-rata masker sekali pakai sekitar 2,8 juta masker per menit, menurut penelitian yang dipublikasikan di jurnal Frontiers of Environmental Science and Engineering.

Para peneliti memperingatkan besar volume limbah masker dengan komposisi plastiknya, yang dapat menimbulkan ancaman lingkungan.

Mereka mendesak tindakan untuk mencegah hal ini menjadi masalah plastik berikutnya.

Tidak seperti botol plastik, yang sekitar 25 persennya didaur ulang, tidak ada panduan resmi tentang daur ulang masker, sehingga kemungkinan besar akan dibuang dengan cara yang tidak tepat.

Baca juga: Mutasi Virus Corona B.1.1.7 Terdeteksi di 5 Provinsi, Mana Saja?

Dampak pada lingkungan

Jika tidak dibuang untuk didaur ulang, seperti sampah plastik lainnya, masker sekali pakai dapat berakhir di sistem air tawar, dan lautan.

Di sinilah pelapukan dapat menghasilkan sejumlah besar partikel berukuran mikro (lebih kecil dari 5 mm) dalam hitungan minggu dan fragmen lebih lanjut menjadi nanoplastik (lebih kecil dari 1 mikrometer.

"Tapi kami tahu bahwa, seperti sampah plastik lainnya, masker sekali pakai juga dapat menumpuk dan melepaskan zat kimia dan biologi berbahaya, seperti bisphenol A, logam berat, serta mikro-organisme patogen," kata ahli toksik dari Universitas Denmark Selatan, Elvis Genbo Xu.

Baca juga: Menilik soal Pelabelan Duta Masker dan Duta Covid-19...

Ia menjelaskan bahawa kandungan tersebut akan menimbulkan dampak negatif bagi tumbuhan, hewan, bahkan manusia.

Para peneliti pun mendesak pihak berwenang di setiap negara untuk menyiapkan tempat sampah khusus masker, untuk pengumpulan, pembuangan, dan uapaya untuk mengurangi dampak limbah masker.

Salah satunya juga dapat menerapkan penggunaan masker yang dapat digunakan kembali, mengembangkan masker sekali pakai yang dapat terurai secara hayati, dan menerapkan pengelolaan limbah standar.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Fly Ash dan Bottom Ash, Limbah Batu Bara yang Dikeluarkan dari Kategori Berbahaya

Kategori limbah masker

Adapun pengelolaan limbah selama penanganan Covid-19 di Indonesia, digolongkan dalam 3 kategori.

Seperti diatur dalam Surat Edaran (SE) Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Nomor SE.02/PSLB3/PLB.3/3/2020 tentang pengelolaan limbah infeksius atau limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan sampah rumah tangga dari penanganan Covid-19.

  • Kategori B3

Limbah yang berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan dapat dikelola dengan melakukan pemusnahan, menggunakan insinerator bersuhu 800 derajat Celsius, khusus selama masa pandemi ini. Alternatif pemusnahan melalui kiln semen juga dimungkinkan.

Baca juga: Mengapa Pandemi Corona Picu Lonjakan Limbah Plastik di Asia Tenggara?

  • Kategori limbah rumah tangga, dengan kasus Covid-19

Limbah ini dikategorikan sebagai B3 karena adanya kontaminasi dengan virus. Maka, penangannya dapat dilakukan seperti kategori B3.

Rumah tangga yang perlu memperhatikan limbah medisnya, terutama dengan salah satu anggota keluarga yang terjangkit Covid-19 atau dengan status orang dalam pantauan (ODP).

  • Kategori limbah rumah tangga, di luar kasus Covid-19

Limbah medis yang bersumber dari rumah tangga. Biasanya digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti masker. Masker medis sekali pakai yang digunakan sehari-hari oleh masyarakat masuk dalam kategori ini.

Baca juga: Temuan LIPI soal Sampah Medis di Teluk Jakarta, seperti Apa Dampak dan Bagaimana Cara Mencegahnya?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 5 Mitos Seputar Masker

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi