Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Puluhan Jenazah Diduga Pasien Covid-19 Dibuang di Sungai Gangga...

Baca di App
Lihat Foto
AP PHOTO/AIJAZ RAHI
Tumpukan kayu pemakaman dua puluh lima korban COVID-19 dibakar di krematorium terbuka yang didirikan di tambang granit di pinggiran Bengaluru, India, Rabu (5/5/2021).
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Serangan gelombang kedua Covid-19 di India semakin mengkhawatirkan.

Setelah kasus konfirmasi positif dan angka meninggal harian yang pecahkan rekor dunia, kelangkaan pasokan oksigen, ruang perawatan, dan kremasi massal, kini terjadi fenomena baru di India terkait kondisi gelombang kedua Covid-19.

Puluhan mayat yang diduga pasien meninggal akibat Covid-19 ditemukan mengapung di sungai suci Gangga.

Baca juga: Ramai soal Masuknya WNA di Tengah Larangan Mudik, Ini Kata Satgas Covid-19

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengutip BBC (11/5/2021), puluhan jenazah manusia kembali ditemukan mengambang di tepi sungai suci umat Hindu di India, Sungai Gangga yang ada di sisi utara negara itu.

Dalam beberapa hari sebelumnya lebih dari 50 jenazah juga ditemukan mengapung di sungai yang sama, kali ini di wilayah Gahmar, Uttar Pradesh.

Jenazah-jenazah itu tidak memiliki identitas, dan tidak diketahui pula bagaimana mereka bisa berada di sana.

Namun, banyak pihak meyakini bahwa jenazah yang mengapung di Gangga adalah korban dari Covid-19.

Baca juga: Gelombang Kedua Virus Corona di India, Infeksi Tertinggi, dan Membeludaknya Layanan Kremasi...

Timbulkan bau tidak sedap

Jenazah-jenazah itu diketahui mengapung di Gangga sudah lebih dari satu hari.

Penduduk sekitar pun telah mengeluhkan adanya bau tidak sedap yang muncul dalam beberapa hari terakhir.

Namun, tindakan baru dilakukan oleh petugas berwenang setelah mengetahui kabar banyaknya jenazah manusia yang ditemukan di sungai itu.

Baca juga: Mengenal 3 Varian Baru Virus Corona yang Diduga Lebih Menular dan Sudah Masuk ke Indonesia

Aparat kepolisian menarik mayat-mayat tersebut menggunakan tongkat.

Penyelidikan pun dilakukan oleh pihak terkait untuk mengetahui dari mana jenazah-jenazah itu berasal.

Kemudian pada Senin (10/5/2021) sekitar 40 jenazah yang ada di Gahmar berhasil diangkat ke tepian.

Baca juga: Simak 3 Gejala Baru Covid-19, dari Anosmia hingga Parosmia

Sebanyak 25-30 di antaranya sudah dalam kondisi membusuk dan langsung dikuburkan.

Selain sudah membusuk, alasan identitas dan agama yang tidak diketahui dengan jelas juga menjadikan pemerintah setempat memutuskan untuk menguburkan jenazah-jenazah tersebut.

Mereka telah menyiapkan lubang-lubang besar untuk proses pemakaman ini.

Baca juga: Ramai soal Penolakan Jenazah Covid-19, Dokter: Pasien Meninggal, Virus Pun Mati

Dokter menolak melakukan autopsi

Melansir Hindustan Times (12/5/2021), terdapat lebih dari 80 jenazah yang ditemukan di Sungai Gangga di wilayah Uttar Pradesh, Bihar.

Namun, kondisi kesemuanya sudah begitu membusuk hingga para dokter menolak untuk melakukan autopsi.

"Para dokter menolak (melakukan autopsi), karena mayat dalam kondisi sangat membusuk dan tampaknya (sudah) berusia lima hingga enam hari," kata Hakim distrik Buxar (DM) Aman Samir.

Baca juga: Panduan Lengkap Takbiran dan Shalat Idul Fitri 1442 H di Masa Pandemi Covid-19

Pejabat administratif setempat mengatakan mayat-mayat itu berbalut kain kafan dan dibungkus lembaran plastik.

Temuan-temuan ini tentu micu kekhawatiran tersendiri bagi penduduk di Bihar dan Uttar Pradesh, karena air dari sungai itu dimanfaatkan sebagai sumber air minum dan sumber mata pencaharian.

Aktivis lokal menuding bahwa jenazah-jenazah itu merupakan pasien Covid yang tidak dapat dimakamkan atau dikremasi secara layak, karena kekurangan fasilitas juga tempat.

Baca juga: Jalan Panjang Wisma Atlet Kemayoran Sebelum Disulap Jadi RS Darurat Covid-19

Selain itu, ada pula ketakutan akan virus di daerah pedesaan.

Ada pula keluarga yang mengakui membuang mayat di Sungai Gangga, karena mengaku tidak memiliki cukup uang untuk melakukan kremasi.

Kejadian mayat yang dibuang di Sungai Gangga ternyata bukan hanya sekali ini terjadi.

Berdasarkan catatan sejarah, hal serupa juga sudah ada pada pandemi Flu Spanyol pada 1918.

Seorang penyair bahasa Hindi terkenal, Suryakant Tripathi menuliskan sair "Sungai Gangga dipenuhi dengan mayat".

Sementara sebuah laporan terkait pandemi yang dituliskan oleh pejabat Inggris, Norman White, menyebut banyaknya mayat yang dibuang ke sungai akibat kelangkaan kayu bakar yang menjadi bahan untuk melakukan kremasi.

Baca juga: Melihat Penanganan Covid-19 di India...

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi