Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbauan Epidemiolog soal Shalat Idul Fitri Berjemaah

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Perbandingan suasana Idul Fitri tahun 2019 dengan tahun 2020 yang sepi aktivitas di Lapangan Puputan Margarana, Renon, Denpasar, Bali, Minggu (24/5/2020). Shalat Idul Fitri 1441 H di ruang publik di Bali untuk tahun ini ditiadakan dan umat Islam melakukannya di rumah masing-masing dalam upaya memutus rantai penyebaran COVID-19. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/nym/foc.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Sama seperti tahun lalu, shalat Idul Fitri kali ini masih dilaksanaan dalam suasana pandemi Covid-19.

Untuk menghindari kerumunan kelompok yang rentan terhadap penularan virus corona, MUI menyarankan agar shalat Idul Fitri dilakukan di rumah.

Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amirsyah Tambunan.

"Shalat Idul Fitri ini karena akan menimbulkan kerumunan, karena akan menimbulkan kelompok harus kita lebih utamakan keselamatan, supaya tidak menimbulkan penularan klaster baru baru," kata Amirsyah dalam konferensi pers secara virtual di kanal YouTube BNPB, Jumat (23/4/2021).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Simak, Ini Panduan Shalat Idul Fitri 1442 H dari Kemenag

Lingkup terkecil

Hal serupa juga disampaikan oleh epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman.

"Indonesia dalam kategori yang layak untuk seperti itu. Belum aman. Apalagi dengan situasi saat ini, dengan kasus harian baru yang mengkhawatirkan," kata Dicky, saat dihubungi Kompas.com, baru-baru ini.

Kendati demikian, jika masih ada wilayah yang menggelar shalat Idul Fitri berjemaah, Dicky menyarankan agar dilaksanakan di lingkup terkecil.

"Kalau melihat data indikator yang ada sekarang, sebetulnya ya shalat Idul Fitrinya harusnya di lingkup terkecil sekali. Meskipun itu zona hijau," kata dia.

Baca juga: Panduan Takbiran Menyambut Hari Raya Idul Fitri 1442 H

Lingkup terkecil yang ia maksud adalah rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW).

Di kawasan RT, potensi risiko lebih bisa dipantau dan posisi shalat juga lebih mudah diatur.

"Jadi per keluarga, lokasinya itu bisa diatur posisi shalatnya," tutur Dicky.

Baca juga: Panduan Lengkap Takbiran dan Shalat Idul Fitri 1442 H di Masa Pandemi Covid-19

Shalat di lapangan

Untuk shalat Idul Fitri di lapangan, Dicky tidak menyarankan jumlah jamaah yang mencakup wilayah di atas RW.

"Saya tidak menyarankan pada tingkat di atas RW gitu ya. Mungkin beberapa RW, 2 RW misalnya disatukan," ucap dia.

Pelaksanaan shalat berjemaah di lapangan pun perlu memperhatikan jarak.

Ia memberi contoh penerapan jaga jarak saat shalat di Australia.

Baca juga: Tiap Semenit Terdapat 2,8 Juta Limbah Masker Sekali Pakai di Bumi

Meski telah 6 bulan mencatatkan nol kasus Covid-19, Australia tetap menerapkan jaga jarak ketika shalat.

Setiap orang diberi ruang 2 meter persegi. Maka, dengan kondisi Indonesia sekarang, Dicky menyarankan agar shalat dilaksanakan dengan memberi ruang 4 meter persegi untuk setiap orang.

"4 meter persegi ini dengan memakai masker, kemudian kalau bisa double maskernya, alat shalat sendiri, alasnya," jelas Dicky.

Baca juga: Saat Australia Mencoba Alternatif Pelacakan Virus Corona Melalui Selokan...

Jaga jarak dan pengecekan suhu

Pilihan lainnya, penerapan protokol jaga jarak bisa dengan membagi spot per keluarga.

"Itu bisa satu lokasi, spot begitu, yang bisa shalatnya itu duduknya dekat berdirinya dekat. Nanti ada jarak lagi, nanti dikasi tanda dengan keluarga lainnya," katanya lagi.

Anggota keluarga yang tidak serumah bisa berdekatan, asalkan tetap menjaga jarak shalat dengan keluarga lainnya.

Akan lebih baik lagi, menurut Dicky, jika ada sistem yang bisa mengatur posisi dengan mendata setiap orang yang shalat Idul Fitri di lapangan.

Baca juga: Simak, Ini Tata Cara Puasa Syawal yang Dapat Dilakukan Setelah Idul Fitri

Selain jaga jarak, pengecekan suhu sebelum memasuki area shalat juga perlu dilakukan.

"Ada skrining juga bahwa itu memang satu RW, penduduk situ. Cek suhu juga tidak apa-apa, setidaknya membantu, bahwa orang itu tidak lagi demam atau sakit," imbuh dia.

Lebih lanjut, Dicky menyarankan agar masyarakat menerapkan sistem satu pintu.

"Jemaah masuk dari satu, kemudian keluar dari pintu terpisah. Ini untuk menghindari adanya kerumunan," katanya lagi.

Baca juga: Hukum dan Keutamaan Puasa Syawal yang Perlu Diketahui

Sirkulasi udara

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan tentang pentingnya sirkulasi udara yang baik sebagai salah satu pencegahan Covid-19.

Dicky menyarankan agar tempat pelaksanaan shalat Idul Fitri juga menyediakan kipas angin, kecuali di lapangan terbuka dengan angin yang cukup kencang.

"Karena riset semakin membuktikan, semakin sirkulasi bagus itu akan sangat membantu mengurangi potensi risiko," kata Dicky.

Lebih dari itu semua, Dicky mengimbau masyarakat agar mawas diri.

Orang yang mengikuti shalat Idul Fitri berjemaah, harus memastikan dirinya tidak memiliki gejala, tidak ada riwayat kontak dan tidak berpergian atau melakukan perjalanan sebelumnya.

Baca juga: Mengenal 3 Varian Baru Virus Corona yang Diduga Lebih Menular dan Sudah Masuk ke Indonesia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi