Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Tradisi Ziarah Kubur Saat Lebaran dan Hukumnya

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Umat Islam berdoa di depan makam keluarga dan kerabat dekat di Tempat Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta, Sabtu (10/4/2021). Jelang Bulan Suci Ramadhan mayoritas umat muslim melakukan ziarah makam untuk mendoakan mendiang keluarga dan kerabat mereka. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/aww.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Ziarah kubur adalah salah satu tradisi Lebaran, seperti halnya mudik dan halal bihalal.

Di hari Idul Fitri, umat Islam menyempatkan diri untuk tidak hanya bersilaturahmi dengan kerabat yang masih hidup, tetapi juga dengan yang telah meninggal dunia.

Ketika berziarah, mereka memanjatkan doa untuk orang tua maupun kerabat yang telah tiada.

Memohonkan ampunan atas dosa-dosa yang telah dilakukan almarhum semasa hidup, dan meminta agar mereka yang sudah meninggalkan dunia diterima amal baiknya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Mengapa Bentuk Nisan pada Makam di Indonesia Seragam?

Tradisi yang sangat tua

Dosen Ilmu Sejarah Universitas Airlangga (Unair) Purnawan Basundoro mengatakan, ziarah kubur adalah tradisi yang sudah sangat tua.

Menurut Purnawan, tradisi ziarah kubur berpijak pada keyakinan untuk memberikan penghormatan terhadap leluhur atau nenek moyang.

"Penghormatan terhadap nenek moyang itu tradisi lama ya, lama sekali. Kemudian ketika Islam datang muncul tradisi serupa yang dibalut dengan ajaran Islam," kata Purnawan saat dihubungi Kompas.com, Selasa (11/5/2021).

Baca juga: Mengenang Sosok Bung Hatta, dari Sepatu Bally hingga Tak Mau Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan

Dia mengatakan, penghormatan terhadap nenek moyang dalam bentuk ziarah kubur merupakan sebuah tradisi yang sifatnya universal, atau dapat dijumpai pada setiap kebudayaan.

"Bahkan kalau zaman dulu, animisme dan dinamisme, tradisi semacam itu (ziarah kubur) kan banyak," ujar Purnawan.

Mengapa Lebaran jadi momentum ziarah kubur?

Purnawan mengatakan, kedatangan bulan Ramadhan dan Idul Fitri dianggap oleh masyarakat Muslim sebagai momentum untuk memperbanyak ibadah.

"Nah, ziarah kubur itu dianggap sebagai salah satu ibadah. Sehingga ketika memasuki Ramadhan misalnya banyak yang ziarah," kata Purnawan.

Di samping itu, menurut Purnawan, ziarah kubur juga dianggap sebagai cara "bersilaturahmi" kepada orang-orang yang sudah meninggal.

Baca juga: Mengenang Ismail Marzuki, Maestro Musik Indonesia yang Meninggal di Pangkuan Sang Istri...

"Karena makam ini adalah satu-satunya media yang menautkan antara orang yang masih hidup dengan yang sudah meninggal," katanya lagi.

Oleh karena itu, momentum libur Lebaran, selain dimanfaatkan para perantau untuk mudik ke kampung halaman, juga menjadi kesempatan untuk "bersilaturahmi" dengan mereka yang telah meninggal dunia.

"Tidak hanya mengunjungi yang hidup, tetapi juga 'mengunjungi' mereka yang telah meninggal dunia," kata Purnawan.

Baca juga: Bolehkah Menggabungkan Puasa Syawal dan Utang Puasa Ramadhan?

Hukum ziarah kubur bagi muslim

Ketua Bidang Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cholil Nafis mengatakan, ziarah kubur adalah amalan yang dianjurkan bagi muslim.

"Ziarah kubur itu dianjurkan karena mendoakan kepada yang mati dan bisa mengingatkan yang hidup akan kematian," kata Cholil saat dihubungi Kompas.com, Selasa (11/5/2021).

Cholil mengatakan, Nabi Muhammad SAW bersabda kepada umatnya untuk memperbanyak mengingat hal yang meninggalkan kelezatan, yaitu kematian.

"Rasul juga bersabda 'Saya dulu pernah melarang ziarah kubur, sekarang silakan ziarah kubur'. Itu dari Rasulullah SAW," kata Purnawan.

Baca juga: Simak, Ini Tata Cara Puasa Syawal yang Dapat Dilakukan Setelah Idul Fitri

Keutamaan ziarah kubur saat Lebaran

Dia menyebutkan, ziarah kubur baik dilakukan saat Lebaran, salah satunya karena pada saat itu umat Islam sudah kembali pada fitrah.

"Kemudian orang-orang yang di alam barzah sudah kembali normal. Pada saat Ramadhan itu pintu neraka ditutup, dan normal kembali orang-orang yang di kuburan. Maka kita doakan mereka, menyapa mereka," kata Cholil.

Selain itu, ziarah kubur juga merupakan bentuk bakti anak kepada orang tua yang sudah meninggal.

"Karena bagi orang yang sudah meninggal orangtuanya, di antara berbaktinya adalah dengan ziarah kubur," kata Cholil.

Cholil menambahkan, ada tata krama yang harus diperhatikan saat berziarah kubur.

"Tata kramanya adalah mendoakan di sebelah kanan kuburan. Kemudian kita membacakan surat Yasin dan juga tahlil, dan mendoakan diampuni dosanya serta diterima amal baiknya," kata Cholil.

Baca juga: Viral Video Kades di Wonosobo Sumbang Tanah untuk Makam Pasien Virus Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi