Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klaster Aktif Covid-19 dan Alasan Singapura Kembali Berlakukan Lockdown...

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi patung Merlion yang ikonik di Singapura.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Singapura pada Jumat (14/5/2021) mengumumkan akan memberlakukan pembatasan paling ketat atau lockdown mulai minggu ini.

Sebelumnya Singapura juga melakukan lockdown pada tahun lalu.

Saat itu lockdown dilonggarkan mulai Juni seiring kasus Covid-19 yang menurun.

Singapura merupakan salah satu negara yang disebut paling sukses di dunia dalam pertahanan Covid-19.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Saat Australia Mencoba Alternatif Pelacakan Virus Corona Melalui Selokan...

Lantas, mengapa Singapura kembali memberlakukan lockdown?

Melansir Bloomberg, (14/5/2021) Singapura kembali lockdown karena meningkatnya jumlah infeksi virus yang tidak dapat dilacak.

"Pola kasus komunitas lokal yang tidak terkait telah muncul dan terus berlanjut," kata pernyataan Kementerian Kesehatan.

Lanjutnya, kementerian perlu bertindak tegas untuk mengatasi risiko ini, karena setiap kebocoran dapat mengakibatkan munculnya kembali kasus yang tidak terkendali.

Lockdown akan dimulai pada Minggu (16/5/2021) hingga 13 Juni.

Baca juga: Tersisa 5 Daerah Zona Merah Covid-19 di Indonesia, Mana Saja?

11 klaster aktif Covid-19

Melansir Forbes, (14/5/2021) Singapura saat ini telah mendeteksi 11 cluster aktif Covid-19 dan 46 kasus aktif negara saat ini terkait dengan Bandara kota Changi.

Pemerintah prihatin bahwa mungkin ada beberapa kasus tersembunyi yang belum terdeteksi dan dapat menyebar ke komunitas yang lebih luas.

Total kasus aktif Covid-19 di Singapura adalah 393 kasus.

Baca juga: Simak 3 Gejala Baru Covid-19, dari Anosmia hingga Parosmia

 

Meski angka itu secara signifikan lebih kecil daripada wabah yang terlihat di sebagian besar negara lain, ukuran Singapura yang kecil dan populasi padatnya yang hampir 6 juta orang dapat memungkinkan kasus-kasus berkembang biak dengan sangat cepat.

Singapura telah berhasil mengendalikan sebagian besar pandemi di dalam perbatasannya dan hanya melaporkan 31 kematian akibat Covid-19 sejak dimulainya pandemi.

Sebagian besar kasus yang dilaporkan negara kota berasal dari pelancong yang masuk dan diisolasi di tempat karantina.

Baca juga: Mengenal 3 Varian Baru Virus Corona yang Diduga Lebih Menular dan Sudah Masuk ke Indonesia

Penyebaran lokal

Gejolak saat ini menjadi perhatian Singapura karena sebagian besar kasus baru diperoleh secara lokal dan beberapa di antaranya tidak dapat langsung dikaitkan dengan kasus lain.

Penyebaran lokal tampaknya dipicu oleh kasus-kasus yang terkait dengan bandara negara kota itu.

Pengunjung bandara, pekerja, dan pengemudi taksi semuanya telah dikaitkan dengan wabah baru-baru ini.

Hal itu menunjukkan bahwa infeksi tersebut mungkin telah melanggar prosedur karantina dan keselamatan Singapura yang ketat untuk pelancong yang datang serta staf bandara.

Baca juga: Penyekatan Mudik dan Ancaman Ledakan Kasus Covid-19 Pascalebaran...

Beberapa ketentuan lockdown Singapura yang diatur di antaranya terkait pertemuan luar ruangan dibatasi hanya untuk dua orang (meskipun mereka berasal dari rumah yang sama) sementara rumah hanya dapat menerima dua pengunjung per hari.

Selain itu makan di restoran tidak lagi diizinkan, tetapi tempat makan dapat terus menawarkan makanan untuk dibawa pulang dan diantar (take away).

Pengusaha harus memastikan bahwa para stafnya dapat bekerja dari rumah.

Baca juga: Berikut Sederet Negara yang Kembali Berlakukan Lockdown akibat Lonjakan Kasus Covid-19

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Mutasi Virus Corona B.1.1.7

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi