Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Semua, Hanya Nyamuk Betina yang Menghisap Darah Manusia

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/JIADE
Ilustrasi nyamuk.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Nyamuk merupakan serangga terbang yang hidup di sebagian besar belahan dunia, dengan lebih dari 3.500 spesies.

Nyamuk kerap menjadi makhluk pengganggu kala seseorang tidur.

Saat nyamuk menggigit orang, reaksi yang paling umum terhadap gigitan adalah gatal dan bengkak.

Baca juga: 5 Tanaman yang Dapat Mengusir Nyamuk

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karenanya, beragam cara dilakukan untuk mengusir serangga penghisap darah ini, misalnya menyemprotkan obat atau menggunakan lotion anti nyamuk.

Nyamuk dewasa hidup sekitar 2-4 minggu tergantung pada spesies, kelembapan, suhu, dan faktor lainnya.

Kendati demikian, nyamuk betina seringkali hidup lebih lama dibandingkan nyamuk jantan.

Baca juga: Kenapa Gigitan Nyamuk Membuat Gatal?

Namun, tahukah Anda jika tak semua nyamuk menghisap darah manusia dan hewan?

Mendapatkan nutrisi dan protein

Melansir Scientific American, hanya nyamuk betina yang menggigit manusia dan hewan mengambil darahnya.

Sebab, nyamuk betina membutuhkan darah itu untuk mendapatkan nutrisi dan protein yang dibutuhkan telur mereka.

Pada dasarnya, darah kita adalah suplemen prenatal nyamuk yang sempurna.

Baca juga: Minum Bir Bikin Rentan Digigit Nyamuk, Benarkah?

Nyamuk betina menggunakan organ yang disebut palp rahang atas untuk mendeteksi karbon dioksida yang dikeluarkan hewan dan manusia saat mengembuskan napas.

Mereka juga dapat menangkap isyarat termal seperti suhu tubuh kita, dan bahkan aroma tertentu yang kita pancarkan, sehingga menjadikannya pemangsa tanpa henti.

Nyamuk jantan tidak mampu menggigit karena mereka tidak memiliki bagian mulut khusus yang diperlukan untuk menusuk kulit.

Baca juga: Awas Nyamuk Bertebaran saat Musim Hujan, Begini 5 Cara Membasminya

Fungsi darah

Selain nutrisi bagi telur, darah juga berfungsi sebagai minuman menyegarkan bagi nyamuk di hari yang panas dan kering.

Sebuah studi baru menemukan bahwa nyamuk yang mengalami dehidrasi lebih agresif, lebih sering mendarat di inang dan makan lebih sering daripada nyamuk yang memiliki akses ke air.

Ahli biologi di University of Cincinnati Joshua Benoit mengatakan, nyamuk juga meningkatkan penyebaran penyakit dalam memuaskan dahaga mereka.

Baca juga: Virus Corona, Wabah Demam Berdarah, dan Analisis Para Ahli...

Karena beberapa nyamuk bertelur di air, para peneliti telah lama berasumsi bahwa kondisi yang lebih basah menyebabkan lebih banyak penyakit yang ditularkan oleh nyamuk.

Namun penelitian terbaru menunjukkan hal yang sebaliknya, yaitu adanya keterkaitan antara peningkatan penularan penyakit, seperti demam dengan kekeringan.

"Tidak sesederhana mengatakan, 'Jika basah, akan ada lebih banyak nyamuk dan lebih banyak penularan penyakit'," kata Benoit.

Baca juga: Waspada Demam Berdarah Dengue, Kenali Gejala dan Ciri-cirinya!

KOMPAS.com/AKbar Bhayu Tamtomo Infografik: Gejala Demam Berdarah Dengue

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi