Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Ledakan Kasus Pasca-wisata Lebaran, Ini Saran Epidemiolog

Baca di App
Lihat Foto
DOK
Tangkapan layar salah satu video yang memperlihatkan kerumunan wisatawan di Pantai Batu Karas, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Sabtu pagi (15/5/2021).
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Tak ditutupnya lokasi wisata pada masa libur Lebaran 2021 menimbulkan kekhawatiran atas situasi pandemi Covid-19 di Tanah Air.

Meski pemerintah melarang mudik Lebaran pada 6-17 Mei 2021 untuk mencegah  mobilitas masyarakat yang dapat menjadi pemicu penularan Covid-19, namun pembukaan tempat wisata ternyata juga menghasilkan efek yang tidak diharapkan.

Masyarakat yang tidak diizinkan mudik akhirnya beralih berkunjung ke tempat-tempat wisata, terbukti dari adanya peningkatan jumlah wisatawan selama libur Lebaran.

Baca juga: Mudik Dilarang, Tempat Wisata Dibuka, dan Akhirnya Ditutup Lagi...

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah lokasi wisata penuh sesak oleh pengunjung. Hal ini membuat protokol kesehatan tak bisa dijalankan dengan maksimal.

Merespons fenomena itu, pemerintah provinsi, seperti DKI Jakarta dan Jawa Barat, akhirnya memutuskan menutup tempat wisata, setelah melakukan evaluasi dari pantauan jumlah wisatawan selama libur Lebaran.

Kerumunan masyarakat yang tercipta dari pembukaan tempat wisata dikhawatirkan dapat menjadi pemicu terjadinya penularan kasus-kasus baru Covid-19.

Apa yang harus dilakukan pemerintah untuk mengantisipasi potensi ledakan kasus Covid-19 pasca-libur Lebaran?

Indonesia belum belajar dari pengalaman tahun lalu

Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, Indonesia masih belum belajar dari upaya pengendalian pandemi saat Lebaran tahun lalu.

Dicky menyebutkan, pengendalian pandemi yang lemah pada libur Idul Fitri 2020 berdampak signifikan terhadap kenaikan kasus Covid-19 harian pada saat itu.

Dia mengatakan, pasca Idul Fitri 2020, terjadi peningkatan kasus harian hingga mencapai 93 persen. Angka kematian mingguan juga meningkat sampai 66 persen.

"Itu tahun lalu ya. Di mana situasi pandemi kita itu belum 'sematang' saat ini. Saat ini jauh lebih 'matang'. Lebih banyak klaster yang tidak bisa kita identifikasi. Lebih banyak orang yang membawa virus tidak bisa kita identifikasi," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Minggu (16/5/2021).

Menurut Dicky, ancaman Covid-19 pada tahun 2021 ini jauh lebih besar ketimbang tahun lalu, terutama dengan adanya penyebaran varian baru virus corona yang lebih cepat menular.

"Ini berdampak serius pada peningkatan angka reproduksi (virus), yang artinya peningkatan kasus orang yang terinfeksi ini akan lebih banyak, dan pada gilirannya nanti orang yang sakit parah juga akan banyak, dan yang meninggal juga akan banyak," ujar Dicky.

Baca juga: Mudik, Pulkam, Wisata, Tugas, dan Kreativitas Dusta

Tutup semua tempat wisata

Menanggapi keramaian wisatawan di sejumlah tempat saat libur Lebaran baru-baru ini, Dicky mengatakan, pemerintah harus mencegah terjadinya perburukan situasi pandemi Covid-19 dengan melakukan tindakan tegas, yakni menutup semua tempat wisata.

Dia menyebutkan, jika pengelola tempat wisata tidak mampu melakukan screening terhadap calon wisatawan, maka tempat wisata seharusnya tidak diberi izin beroperasi.

"Kembali, ketegasan dari awal ini yang harus kita perbaiki. Respons cepat, tepat, yang kuat dan konsisten, itu yang menjadi PR kita selama setahun ini, yang harus kita perbaiki," kata Dicky.

8 poin tindakan merespons libur Lebaran 2021

Merespons fenomena libur Lebaran 2021, Dicky mengusulkan 8 poin tindakan yang bisa diambil pemerintah sebagai antisipasi terhadap potensi perburukan situasi Covid-19.

Kedelapan langkah itu adalah:

Baca juga: Mudik Dilarang tapi Tempat Wisata Dibuka, Ini Penjelasan Satgas Penanganan Covid-19

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi