KOMPAS.com - Memiliki berat badan ideal mungkin menjadi idaman banyak orang. Tak hanya semata demi penampilan, tetapi juga demi kesehatan.
Seringkali ada yang merasa terlalu gemuk, atau terlalu kurus.
Bagaimana cara mengetahui atau menghitung apakah kita memiliki berat badan ideal atau tidak?
Ahli Gizi Komunitas dr. Tan Shot Yen menyebutkan, ada satu metode pengukuran berat badan yang biasa digunakan di dunia kesehatan.
Baca juga: Rekomendasi dan Tips Diet untuk Usia 40 Tahun
Metode itu adalah Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI).
"Iya BMI itu perhitungan yang kita pakai, juga pada medical check up, dengan catatan bukan untuk body builder," kata dr Tan saat dihubungi Minggu (25/4/2021).
Pada orang-orang tertentu yang telah mengolah tubuhnya dengan sedemikian rupa, misalnya atlet dan binaragawan, maka BMI ini mungkin akan menunjukkan hasil yang kurang valid.
"Model Ade Rai itu (hasil perhitungan) BMI bisa gede tapi massa ototnya yang dominan," ujar Tan.
Meski tidak bisa valid untuk mengukur kelompok orang dengan kondisi fisik yang telah diolah, secara umum metode BMI tetap digunakan untuk mengukur untuk mengetahui tingkat berat badan seseorang.
"(Alasannya) Karena bina ragawan kan sedikit banget dan obvious banget orangnya, ya kita enggak gunakan BMI," ujar Tan.
Penghitungan berat badan dengan BMI cukup mudah untuk dilakukan karena hanya memerlukan dua komponen, yakni berat badan dan tinggi badan.
Rumus BMI
Berikut rumus menghitung berat badan dengan metode BMI:
Berat badan (kilogram): Tinggi badan (dalam satuan meter, dikuadratkan)
"Kalau berat badan 50 kilogram, tinggi badan 1,5 meter maka (BMI-nya adalah) 50:2,25 (1,5 meter dikuadratkan). Mudah kan?" ujar dia.
Pembagian itu kemudian akan menghasilkan angka-angka tertentu, yang masing-masingnya memiliki makna.
Mengutip Medical News Today, 18 Januari 2020, berdasarkan National Institute of Health (NIH) berikut adalah arti di balik angka BMI yang didapatkan dari penghitungan berat badan (dalam kg) dibagi tinggi badan (dalam meter dikuadratkan):
- nilai BMI < 18,5 = kekurangan berat badan
- nilai BMI 18,5-24,9 = berat badan ideal
- nilai BMI 25-29,9 = kelebihan berat badan
- nilai BMI > 30 = obesitas
Contohnya, berat badan 50 kilogram, tinggi badan, 1,5 meter, maka angka BMI-nya:
50: 2,25 = 22.22 (angka ini masuk kategori berat badan ideal, sesuai klasifikasi angka di atas).
Sementara, berdasarkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, ada angka yang lebih terperinci untuk mengetahui kelas obesitas yang diderita seseorang dengan menggunakan metode BMI atau IMT ini:
Dari contoh yang disampaikan Tan, jika seseorang memiliki tinggi badan 1,5 m dan berat badan 50 kg, maka jika dihitung dengan rumus BMI hasilnya adalah 22,2 yang berarti berat badan ideal.
Anda juga bisa menghitung untuk tubuh Anda sendiri.
Jika merasa terlalu rumit menggunakan rumus dan hitung manual, Anda juga bisa menghitungnya melalui kalkulator BMI yang mudah ditemukan di internet.
Bagi Anda yang ingin mengetahui apakah berat badan Anda sudah ideal, masih kekurangan, kelebihan, atau bahkan obesitas lebih disarankan untuk menggunakan metode BMI.
Metode BMI telah diakui dalam dunia medis, memiliki dasar, dan banyak diterapkan oleh praktisi kesehatan untuk mengetahui berat badan pasiennya.