Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dewan Keamanan PBB Belum Ambil Tindakan Terkait Konflik Palestina-Israel

Baca di App
Lihat Foto
YouTube PBB
Pertemuan virtual Dewan Keamanan PBB membahas konflik Palestina-Israel, Minggu (16/5/2021). Pertemuan itu belum menghasilkan tindakan terkait konflik yang masih terus terjadi dan menyebabkan jatuhnya korban sipil.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) menggelar pertemuan pada Minggu (16/5/2021), membahas eskalasi konflik antara Palestina dan Israel.

Meski delegasi yang hadir dalam pertemuan tersebut menyayangkan terjadinya kematian warga sipil dan kerugian materiil, namun DK PBB masih belum mengambil tindakan.

Melansir New York Times, Senin (17/5/2021), dalam pertemuan itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, kekerasan yang terus berlanjut akan semakin menjauhkan terciptanya perdamaian di kawasan itu.

"Kekerasan yang terjadi baru-baru ini hanya menghasilkan kematian, kehancuran, dan keputusasaan yang terus berulang, dan semakin menjauhkan harapan terciptanya koeksistensi dan perdamaian," kata Guterres.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: [POPULER TREN] Negara Arab dan Konflik Israel-Palestina | Larangan Mudik Berakhir Hari Ini

"Pertempuran harus berhenti. Harus berhenti sekarang juga," kata Guterres melanjutkan.

Diplomat Palestina dan Israel saling serang

Sementara itu, diplomat Palestina dan Israel yang diundang dalam pertemuan tersebut menggunakan kesempatan itu untuk saling menyerang.

Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki secara tersirat mengatakan, pembelaan Amerika Serikat dan negara-negara lain terhadap Israel, telah membuat Israel semakin berani membunuh rakyat Palestina dalam tidur mereka.

"Tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkan penderitaan yang dirasakan oleh rakyat kami," kata al-Maliki.

Baca juga: UPDATE: 170 Warga Palestina Tewas di Jalur Gaza akibat Serangan Israel

Utusan Israel untuk PBB, Gilad Erdan, yang berbicara setelah al-Maliki, menolak segala tudingan bahwa Israel dengan sengaja menyerang warga sipil Palestina, terutama anak-anak.

"Israel menggunakan misilnya untuk melindungi anak-anaknya. (Sedangkan) Hamas menggunakan anak-anak untuk berlindung dari misil," kata Erdan.

Kendati utusan dari 15 anggota DK PBB mendesak deeskalasi konflik segera, namun tidak ada indikasi langkah selanjutnya yang akan diambil oleh dewan tersebut.

Zhang Jun, duta besar China yang bertugas memimpin pertemuan itu, mengatakan, pihaknya terus berkomunikasi dengan anggota DK PBB lainnya "untuk mengambil tindakan cepat dan satu suara".

Hampir 200 orang tewas di Jalur Gaza

Melansir Al Jazeera, serangan udara Israel di Jalur Gaza, Minggu (16/5/2021), menewaskan 42 warga Palestina, melukai puluhan lainnya, dan meratakan sedikitnya dua bangunan tempat tinggal.

Sedikitnya 192 orang, termasuk 58 anak-anak dan 34 perempuan, terbunuh di Jalur Gaza dalam sepekan terakhir. Lebih dari 1.200 orang juga dilaporkan terluka.

Sementara itu, di Tepi Barat, serangan Israel menewaskan sedikitnya 13 warga Palestina.

Di sisi lain, Israel melaporkan 10 warganya tewas akibat serangan roket Hamas, termasuk dua anak-anak.

Pada Senin (16/5/2021) dini hari, jet tempur Israel melancarkan sedikitnya 55 serangan udara ke Jalur Gaza.

Reporter Al Jazeera Safwat al-Kahlout melaporkan, serangan itu menargetkan pangkalan militer di wilayah Palestina, dan beberapa lahan kosong di sebelah timur Kota Gaza.

Sebuah bangunan bertingkat empat di pusat Kota Gaza juga menjadi sasaran pemboman. Namun, laporan awal menyebutkan bahwa penghuni bangunan itu telah dievakuasi sebelum serangan terjadi.

"Serangan pada pangkalan militer, lahan kosong, serta kamp latihan kelompok militan Palestina semakin meningkat," demikian laporan al-Kahlout.

Belum diketahui apakah ada korban jiwa akibat serangan Israel yang dilancarkan ke Jalur Gaza, Senin (16/5/2021) dini hari.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi