Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona 18 Mei: India Hentikan Terapi Plasma Pengobatan Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
AP PHOTO/R PARTHIBHAN
Seorang pasien Covid-19 dengan bantuan oksigen dibawa ke Rumah Sakit Umum Rajiv Gandhi di Chennai, India, Senin (17/5/2021).
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Virus corona penyebab pandemi Covid-19 masih jadi persoalan di sejumlah negara.

Update berdasarkan data dari Worldometers per Selasa (18/5/2021) pukul 06.00 WIB, virus corona penyebab Covid-19 telah menginfeksi 164.244.823 orang di seluruh dunia.

Dari jumlah pasien terinfeksi tersebut, 3.403.217 orang di antaranya telah meninggal dunia. Sedangkan 142.911.592 orang dinyatakan pulih dari Covid-19.

Baca juga: Vaksinasi Gotong Royong Dimulai Hari Ini, Berikut Cara Pendaftarannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari jumlah tersebut, Amerika Serikat (AS) masih menjadi negara dengan jumlah kasus tertinggi.

5 negara kasus tertinggi

Berikut lima negara dengan jumlah kasus Covid-19 tertinggi di dunia:

Indonesia

Indonesia berada di urutan ke-18 negara dengan kasus terbanyak infeksi virus corona. 

Sampai dengan Selasa (18/5/2021) pagi, total kasus positif Covid-19 di Indonesia berjumlah 1.744.045 kasus.

Sebanyak 1.606.611 orang di antaranya telah dinyatakan pulih. Sedangkan 48.184 orang lainnya meninggal dunia akibat virus corona.

India hentikan terapi plasma

Satgas Nasional Covid-19 AIIMS-ICMR dan Kementerian Kesehatan India memutuskan untuk menghentikan terapi plasma dari protokol pengobatan pasien Covid-19, sejak Senin (17/5/2021).

Baca juga: Ramai Dibicarakan, Efektifkah Penggunaan Terapi Plasma Konvalesen untuk Pasien Covid-19?

 

Melansir Indian Express, terami plasma dari penyintas Covid-19 disebutkan tidak memberikan manfaat terapeutik pada pasien yang dirawat di rumah sakit.

Keputusan ini muncul tiga hari setelah temuan uji coba Recovery, sebuah uji coba acak terbesar yang melaporkan hasil efek plasma pada pemulihan pasien Covid-19 dan diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet.

Sebelumnya, penelitian serupa juga dilakukan di China dan Belanda.

Hasilnya disebutkan, tidak ada manfaat yang signifikan dari terapi plasma dalam meningkatkan kondisi pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.

Baca juga: Vaksinasi Gotong Royong: Tarif, Jenis Vaksin, dan Cara Pendaftarannya

Klaster penjara di Thailand

Otoritas kesehatan di Thailand telah melaporkan 9.635 kasus virus corona baru, dua kali lipat dari rekor harian sebelumnya.

Melansir ABC News, dari jumlah tersebut lebih dari 70 persen, tepatnya 6.853 kasus berasal dari klaster penjara.

Departemen Pemasyarakatan Thailand mengumumkan bahwa pada awal bulan ini, mereka melakukan tes Covid-19 pada 24.357 warga binaan di delapan penjara, lima di antaranya di Bangkok.

Dari tes itu, sekitar setengah dari warga binaan di Thailand dinyatakan positif Covid-19.

Sementara itu, untuk mencegah penularan lebih lanjut, pemerintah Bangkok kembali melakukan pengetatan.

Penutupan akan diperpanjang selama dua minggu lagi untuk sekolah, tempat hiburan, bioskop, klub kebugaran dan arena olahraga.

Angka kematian turun di AS

Setelah 14 bulan pandemi, angka kematian akibat Covid-19 di Amerika Serikat akhirnya turun ke level terendah pada minggu lalu.

Sementara itu, jumlah kasus baru terus menurun selama lima minggu berturut-turut.

Melansir Reuters, sekitar 37 persen dari populasi negara itu telah divaksinasi penuh pada Minggu (16/5/2021).

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, 47 persen dari populasi AS telah menerima setidaknya satu dosis vaksin Covid-19.

Tingkat infeksi terendah berdasarkan populasi terjadi tiga wilayah, yaitu di New Jersey, Oklahoma dan California.

Secara nasional, jumlah rata-rata pasien Covid-19 di rumah sakit AS turun hingga 12 persen.

Baca juga: Sejarah dan Alasan Diberikannya Gaji Ke-13 bagi PNS di Bulan Juni-Juli

 

Penerbangan Singapura-Hong Kong

Perjalanan udara antara Singapura dan Hong Kong kembali ditunda karena kedua negara itu memerangi peningkatan kasus Covid-19.

Melansir Bloomberg, Menteri Transportasi Singapura, S. Iswaran mengatakan bahwa negara kepulauan tersebut tidak dapat memenuhi kriteria untuk memulai gelembung perjalanan.

Akhirnya, kedua belah pihak telah sepakat untuk menunda penerbangan.

Pekan lalu, pemerintah Singapura memberlakukan pembatasan selama sebulan hingga 13 Juni 2021 mendatang, mengingat meningkatnya infeksi virus yang tidak dapat dilacak.

Jumlah kasus baru terbesar terjadi pada klaster Bandara Changi, yang mendorong penutupan dua terminal dan kompleks perbelanjaan Jewel selama dua minggu.

Hong Kong pun telah menambahkan Singapura ke daftar negara berisiko tinggi, bersama dengan negara lainnya, seperti Argentina, Italia dan Kenya.

Baca juga: [POPULER TREN] Viral Kang Mus Preman Pensiun Dicegat Petugas | Telegram vs WhatsApp

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi