Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pilu Ayah Kehilangan Istri dan 4 Anaknya di Gaza Akibat Rudal Israel

Baca di App
Lihat Foto
AP PHOTO/HATEM MOUSSA
Serangan udara Israel menghantam sebuah bangunan di Gaza pada Senin (17/5/2021). Militer Israel melakukan serangan udara skala besar pada Senin di Jalur Gaza, menghancurkan terowongan bawah tanah sepanjang 15 km dan sembilan rumah komandan pangkat tinggi Hamas.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Di dalam rumah sakit Gaza, Mohammad al-Hadidi menggendong bayi laki-lakinya bernama Omar.

Omar kini menjadi satu-satunya anak yang dimilikinya, setelah serangan udara Israel menewaskan istri dan empat putranya yang lain di malam hari.

"Aku tidak punya siapa-siapa di dunia selain kamu (Omar)," kata pria berusia 37 tahun itu kepada anaknya, dikutip dari AFP, Senin (16/5/2021).

Setelah serangan itu, petugas penyelamat menarik anak berusai lima bulan itu dari pelukan ibunya yang meninggal dunia pada Sabtu (15/5/2021).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Salah satu kaki mungil Omar mengalami retak di tiga tempat.

Semua anaknya yang lain, Suhayb (13), Yahya (11), Abderrahman (8), dan Osama (6) meninggal dunia dalam serangan itu bersama ibu mereka, Maha Abu Hattab (36).

"Mereka pergi mencari Tuhan, kami tidak ingin tinggal di sini lebih lama lagi," kata ayah yang berduka itu sambil terisak.

"Kami akan segera bertemu mereka, kamu dan aku. Ya Tuhan, biarlah ini tidak terlalu lama," sambung dia.

Duduk di tepi ranjang rumah sakit, Hadidi dengan hati-hati mencium pipi anaknya.

Dalam pelukannya, Omar beristirahat dengan tenang, kaki kanannya menyembul dari baju monyetnya dengan gips. Kelopak matanya memar gelap dan bengkak, sementara wajahnya dipenuhi goresan.

Baca juga: 3 Alasan Mengapa Konflik Israel-Palestina Sulit Didamaikan

Kronologi serangan

Serangan pada Sabtu malam terjadi saat kegembiraan keluarga Muslim berkumpul bersama untuk merayakan Idul Fitri.

Sehari sebelumnya, Jumat (14/5/2021), ibu Omar telah membawanya dan saudara laki-lakinya untuk mengunjungi sepupu mereka di dekat kampa pengungsian Shat di luar Gaza.

"Anak-anak mengenakan pakaian Idul Fitri, mengambil mainan mereka dan pergi ke rumah paman mereka untuk merayakan," kata Hadidi.

"Mereka menelepon di malam hari untuk memohon agar menginap dan saya berkata oke. Saya tidur di rumah sendiri dan tiba-tiba terbangun karena suara bom," sambung dia.

Tak lama kemudian seorang tetangga menelepon untuk mengatakan sebuah rudal Israel telah menghantam rumah saudara iparnya.

"Saya bergegas secepat mungkin, tetapi ketika saya sampai di sana, rumahnya telah menjadi puing-puing dan petugas penyelamat sedang mengeluarkan korban," jelas dia.

Kakak ipar dan empat anaknya juga termasuk di antara yang tewas.

Serangan udara Israel telah menewaskan lebih 200 orang, termasuk 59 anak-anak di daerah kantong pantai yang terkepung sejak pekan lalu.

Di pihak Israel, roket kelompok bersenjata Palestina telah menewaskan 10 orang.

Hadidi menuduh Israel sengaja mengincar anak-anak. Namun, Israel mengklaim menargetkan militan bersenjata, termasuk dari kelompok Islam Hamas yang menjalankan Jalur Gaza.

Kelompok hak asasi manusia telah berulang kali mengutuk serangan yang telah menewaskan wanita dan anak-anak di wilayah yang padat penduduk dengan sekitar 2 juta penduduk itu.

Pusat Hak Asasi Manusia Mezan yang berbasis di Gaza mengatakan 341 unit perumahan telah rusak dalam pemboman udara.

Baca juga: 3 Alasan Mengapa Konflik Israel-Palestina Sulit Didamaikan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi