Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Jejak Dukungan Bung Karno Akan Kemerdekaan Bangsa Palestina...

Baca di App
Lihat Foto
Arsip KOMPAS
Presiden Soekarno
|
Editor: Sari Hardiyanto

"Selama kemerdekaan Bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel"

KOMPAS.com - Begitulah bunyi pernyataan Presiden Pertama RI Soekarno (Bung Karno) tentang dukungannya akan kemerdekaan bangsa Palestina yang belakangan kembali mengemuka.

Kembali mencuatnya statement Bung Karno itu tak lepas dari kembali memanasnya intensi antara Israel-Palestina hingga merenggut ratusan jiwa warga Pelestina.

Sejumlah warganet menuliskan kembali pernyataan Bung Karno tersebut.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Salah satunya, yakni akun Twitter @dadangrhs.

"Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel.' Jika merujuk sikap Bung Karno ini, maka penindasan atas bangsa Palestina, hari ini, adalah urusan kita," tulis twit akun @dadangrhs.

Baca juga: Menilik Akar Konflik Palestina-Israel

Akun berikutnya yang menuliskan pernyataan Soekarno itu adalah @Azzah13_.

"Selama kemerdekaan bangsa PALESTINA BELUM diserahkan kepada orang-orang palestina..
Maka selama itulah,bangsa INDONESIA berdiri menantang penjajahan israel," tulis akun tersebut.

Baca juga: Update Konflik Palestina-Israel: Korban Tewas Melonjak Jadi 137 Orang

Baca juga: Profil Presiden Pertama RI: Soekarno

Berikut jejak dukungan Soekarno terhadap Palestina:

Menggagas KAA

Dilansir dari Harian Kompas, 3 Februari 2018, dukungan Bung Karno terhadap Palestina ditunjukkan saat mulai menggagas Konferensi Asia Afrika (KAA) pada 1953.

Sejak awal, Indonesia dan Pakistan menjadi garda terdepan menolak keikutsertaan Israel dalam KAA karena Israel merupakan penjajah terhadap negara-negara Arab.

Kemudian, dalam forum KAA pada 1955 di Bandung, Soekarno keras mengecam segala bentuk penjajahan, termasuk penjajahan Israel terhadap Palestina.

Baca juga: Kisah Dalia al-Darwish, Perempuan Palestina yang Memiliki Lisensi Mengemudi Truk

Melalui KAA, Soekarno membentuk poros anti-imperialisme sehingga negara-negara Asia-Afrika dapat terbebas dari penjajahan.

Lalu pada 1958, Indonesia sebenarnya memiliki asa untuk lolos ke Putaran Final Piala Dunia, namun sirna setelah menolak bertanding dengan Israel.

Alasannya, apabila bertanding dengan Israel, maka sama saja mengakui keberadaan negara tersebut. Mundurnya Timnas Indonesia itu karena perintah langsung Soekarno.

Baca juga: Konflik Palestina-Israel, Pengusiran Warga, dan Kecaman Internasional...

Tak memberikan visa

Dukungan terhadap Palestina kembali dilakukan Bung Karno ketika Jakarta menjadi tuan rumah Asian Games IV pada 1962.

Caranya, pemerintah Indonesia tak memberikan visa kepada kontingen Israel dengan alasan Indonesia tak mempunyai hubungan diplomatik alias politik luar negeri Indonesia menolak mengakui Israel.

Akibatnya, Komite Olimpiade Internasional (IOC) menskors keanggotaan Indonesia dengan batas waktu yang tak ditentukan.

Baca juga: Cerita Pemuda Palestina di Gaza yang Kesulitan untuk Menikah...

Perjuangan Soekarno dalam upaya kemerdekaan Palestina tidak pernah redup.

Ia menggunakan jalur diplomasi negara-negara Asia-Afrika dan menggalang dana untuk Palestina.

Indonesia juga menjadikan dua organisasi lain sebagai kanal untuk menyuarakan kemerdekaan Palestina, yaitu Organisasi Indonesia untuk Setiakawanan Rakyat Asia-Afrika (OISRAA) dan Organisasi Solidaritas Rakyat Asia-Afrika (AAPSO).

Sebagai informasi, Palestina termasuk salah satu bangsa yang pertama kali mendukung kemerdekaan Republik Indonesia bersama negara-negara Liga Arab lainnya.

Baca juga: Melihat Dua Drone Canggih Turki, Pengubah Permainan di Suriah

Dukungan dari Palestina untuk Indonesia

Pada September 1944, Mufti Besar Palestina Syaikh Muhammad Amien al-Huseini menyatakan dukungannya bagi kemerdekaan RI.

Ia bahkan menyampaikan dukungannya itu melalui radio berbahasa Arab di Berlin. Padahal, saat itu Palestina sedang menghadapi agresi dari Israel.

Langkah Palestina tersebut diikuti oleh Mesir yang pada 22 Maret 1946 mengakui kemerdekaan Indonesia.

Baca juga: Mengenang Kelahiran Soekarno, Sosok dan Ajarannya

Soekarno sebagai Proklamator Kemerdekaan RI mengerti betul rasanya dijajah. Oleh sebab itu, ketika Israel mengucapkan selamat dan mengakui kemerdekaan Indonesia, Soekarno hanya bersikap dingin.

Bung Hatta pun hanya mengucapkan "terima kasih" dan tidak tertarik membuka hubungan diplomatik lebih lanjut dengan Israel.

Sampai sekarang, Indonesia tidak mau mengakui kehadiran Israel di tanah Palestina sebagai bukti komitmen pada kedaulatan Palestina dan melawan segala bentuk penjajahan.

Baca juga: Mengenang Sosok Bung Hatta, dari Sepatu Bally hingga Tak Mau Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi