Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Mitos Menyesatkan dalam Penggunaan Tabir Surya

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/Tobias Tullius
Mitos salah sunscreen yang perlu Anda ketahui
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Sunscreen atau tabir surya adalah sahabat para penduduk di kawasan tropis, seperti Indonesia.

Tabir surya adalah racikan krim dari bahan herbal maupun kimia, yang bermanfaat untuk menghalangi pengaruh jahat sinar matahari yang bisa merusak kesehatan kulit.

Krim ini harus diaplikasikan setiap hari, terutama di waktu seseorang akan beraktivitas berlebih di luar ruangan. Seperti ketika akan melakukan olahraga pagi semisal bersepeda atau berenang.  

Pelindung kulit ini bisa berupa krim, lotion, semprotan, gel atau malah foam. 

Selain sunscreen ada pula sunsblock. Jika sunscreen hanya melindungi kulit dari sinar UVB saja, sunsblock lebih maksimal karena bisa melindungi kulit dari sinar UVA dan UVB.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sinar UVA lebih panjang dan dapat menembus jendela dan awan. Sedangkan sinar UVB lebih pendek dan biasanya tak bisa menembus jendela.

Meski sudah mengenalnya sejak lama, namun beberapa orang memiliki pemahaman salah soal penggunaan tabir surya. Berikut enam mitos salah soal tabir surya:

Baca juga: Jangan Sampai Salah, Begini Cara Pakai Tabir Surya yang Tepat

1. Sunblock dan sunscreen adalah sama

Faktanya, keduanya beda dalam kandungan bahan dan penggunaannya.

Sunscreen mengandung bahan berupa filter untuk mengurangi penyerapan radiasi sinar UV ke dalam kulit. Sedangkan sunblock mengandung mineral alami yang  tak mudah terurai di bawah sinar matahari.

Dalam pemakaiannya, sunscreen harus dioleskan 20 menit sebelum Anda beraktivitas di luar ruangan. Karena kandungan sunscreen butuh waktu untuk bisa terserap ke dalam kulit.

Nah, untuk aktivitas harian biasa, Anda bisa menggunakan sunscreen yang formulanya lebih ringan.

Sedangkan untuk aktivitas outdoor lebih lama dari biasanya, seperti berolahraga, gunakan sunblock yang formulanya tak harus menunggu lama untuk bisa langsung menjadi tameng kulit. 

Baca juga: Tabir Surya yang Cocok untuk Iklim Indonesia

2. Mencampur suncreen dengan foundation wajah

Hal ini seharusnya tidak dilakukan. Karena bisa saja, asupan sunscreen yang dibutuhkan kulit jadi tak tercukupi, atau ada bahan-bahan kimia yang kontra dan justru bisa berbahaya bagi kulit.

Melansir dari Huffpost, pemakaian yang tepat adalah oles dulu sunscreen pada wajah, biarkan kering, baru kemudian aplikasikan foundation.

Dalam beberapa penelitian medis, mencampur bahan SPF dengan bahan non SPF, justru bisa merusak bahan SPF yang ada.

3. Ketika kulit tak sakit tersengat matahari, berarti kita tak memerlukan sunscreen

Hal ini tentu saja salah. Tanda radiasi UV yang merusak kulit tak harus berupa rasa sakit karena sengatan sinar matahari.

Kulit yang menjadi gelap atau merah, adalah tanda bahwa sel-sel dalam permukaan kulit mati karena terkena sinar radiasi matahari.

Dan kulit yang berubah warna ini, bisa mengarah pada hiperpigmentasi dan kanker kulit jika tak segera teratasi dengan benar.

Baca juga: Memilih Tabir Surya Sesuai Kondisi Kulit

4. Sunscreen bisa menyebabkan kanker

Meski belum ada penelitian pasti bahwa bahan dalam sunscreen tak menyebabkan kanker, tapi paling tidak, tak ada bukti penyakit kanker kulit yang disebabkan oleh sunscreen. 

Penelitian terbaru hanya menyebutkan bahwa oxybenzone, kandungan di dalam sunscreen, bisa mengendap dalam aliran darah selama 21 hari lamanya. Namun dalam penelitian itu tak ditemukan bahwa hal tersebut bisa mengarah ke penyebab kanker.

5. Kulit gelap tidak membutuhkan tabir surya

Faktanya, seluruh jenis kulit membutuhkan sunscreen. Tabir surya bukan digunakan untuk melindungi kulit agar senantiasa putih dan cerah, namun digunakan untuk melindungi kulit dari bahaya radiasi sinar matahari.

Terlebih untuk orang yang memiliki kulit gelap atau hitam. Kulit ini justru lebih gampang terkena hiperpigmentasi karena radiasi sinar matahari. Biasanya ditandai dengan munculnya bintik-bintik warna hitam.

6. Tabir surya hanya dibutuhkan di luar ruangan saja

Ini juga mitos yang salah. Karena faktanya, sinar UVA bisa menembus jendela, awan, juga kaca.

Jadi meski Anda berada di dalam ruangan, sinar matahari tetap bisa menerobos masuk dan mengusik kesehatan kulit Anda.

Baca juga: Mengenal Skin Barrier dan Pengaruhnya pada Kesehatan Kulit   

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi