Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadwal, Lokasi, dan Cara Menyaksikan Gerhana Bulan Total 26 Mei 2021

Baca di App
Lihat Foto
Photographer: Muhammad Rayhan.
Kenampakan gerhana bulan total pada Sabtu, 28 Juli 2018, di Planetarium dan Observatorium, Cikini.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Masyarakat di Indonesia akan disuguhi fenomena astronomi berupa gerhana bulan total (GBT) pada Rabu (26/5/2021) petang, atau sekitar pukul 18.30 WIB.

Gerhana kali ini juga disebut sebagai Bulan Merah Super atau Super Blood Moon, sebagaimana dipublikasikan akun Instagram @pussainsa_lapan.

Lalu, kapan, dimana, dan bagaimana dapat menyaksikan gerhana bulan total (GBT) ini?

Baca juga: Catat, Ini Daftar Wilayah yang Bisa Menyaksikan Gerhana Bulan Total 26 Mei di Indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Posisi dan waktu

Peneliti dari Pusat Sains Antariksa Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan) Andi Pangerang menjelaskan,gerhana yang bertepatan dengan Hari Raya Waisak ini dapat dilihat di banyak wilayah Indonesia.

Untuk wilayah Indonesia bagian barat dan tengah, GBT bisa diamati dari arah di antara timur dan tenggara.

"Sedangkan untuk Indonesia bagian Timur, dapat disaksikan dari arah Timur-Tenggara hingga Tenggara," kata Andi saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (22/5/2021).

GBT terjadi dalam beberapa tahap, mulai dari awal penumbra (P1), fase awal sebagian (U1), fase awal total (U2), puncak gerhana, fase akhir total (U3), fase akhir sebagian (U4), hingga fase akhir penumbra (P4).

"U1 dapat disaksikan sejak 16.45.00 WIB/17.45.00 Wita/18.45.00 WIT dengan durasi parsialitas 1 jam 40 menit 58 detik sehingga U4 terjadi pada pukul 18.25.58 WIB/19.25.58 Wita/20.25.58 WIT," papar Andi.

"Sedangkan U2 dapat disaksikan sejak pukul 18.11.28 WIB/19.11.28 Wita/19.11.28 WIT dengan durasi total selama 14 menit 30 detik sehingga U3 terjadi pada pukul 18.25.58 WIB/19.25.58 Wita/20.25.58 WIT," kata dia.

Adapun fase puncak gerhana bulan akan terjadi pada pukul 18.18.43 WIB/19.18.43 Wita/20.18.43 WIT.

Baca juga: Lihat Gerhana Bulan Total 26 Mei 2021 di www.bmkg.go.id/gbt

Wilayah yang tidak mengalami GBT secara utuh

Dengan lama waktu keberlangsungan GBT, akan ada beberapa wilayah di Indonesia yang tidak mengalami atau melewatkan fase-fase gerhana.

Ada sejumlah wilayah yang di sana sebagian permukaan Bulan sudah tertutup penumbra ketika terbit.

Misalnya di Provinsi Papua Barat, Provinsi Maluku Utara, Provinsi Maluku (kecuali kepulauan Aru), Sulawesi Utara, sebagian Provinsi Gorontalo bagian Timur, sebagian Provinsi Sulawesi Tengah bagian Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara dan Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Kemudian Andi menyebutkan wilayah mana saja yang tidak akan mengalami puncak gerhana.

"Sebagian Provinsi Riau bagian Barat, sebagian Provinsi Sumatera Barat bagian Barat dan Kepulauan Siberut, Kepulauan Batu (Sumatera Utara), dan sebagian Provinsi Utara bagian Timur (termasuk kota Medan) akan mengalami Bulan yang sudah tertutup Umbra ketika terbit. Artinya, di wilayah-wilayah tersebut melewatkan atau tidak mengalami puncak gerhana," ujar Andi.

Kemudian, ada wilayah yang mengalami Bulan sudah tertutup Umbra (bayangan Bumi kemerahan) ketika terbit.

Wilayah itu meliputi sebagian Provinsi Gorontalo bagian Barat, sebagkan Provinsi Sulawesi Tengah bagian Barat, Provinsi Sulawesi Barat, Provinsi Sulawesi Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Provinsi Bali, seluruh Pulau Kalimantan, seluruh Pulau Jawa, Provinsi Lampung; Bangka Belitung; Sumatera Selatan; Jambi; Kepulauan Riau; sebagian Provinsi Riau bagian Timur dan sebagian Provinsi Sumatera Barat bagian Timur.

Terakhir adalah wilayah yang akan melewatkan fase puncak dan U3 namun masih bisa mendapati fase U4 dan P4.

Wilayah-wilayah itu adalah sebagian provinsi Sumatera Utara bagian Barat, Pulau Nias dan Provinsi Aceh akan mengalami Bulan yang sudah tertutup sebagian Umbra ketika terbit.

Baca juga: Daftar Wilayah di Indonesia yang Bisa Menyaksikan Gerhana Bulan Total 2021

Cara menyaksikan gerhana bulan total

Cara menyaksikan gerhana bulan total (GBT) 26 Mei 2021 ini tak sulit. Fenomena astronomi ini dapat dilihat dengan aman melalui mata telanjang.

"Aman, cukup mata telanjang," kata Andi.

Jika ingin melihat lebih jelas dapat menggunakan alat seperti teleskop atau binokuler atau kekeran.

Jika ingin mengabadikan gerhana bulan total ini, maka dapat disambungkan dengan CCD yang terhubung dengan laptop atau komputer.

"Kalau mau melihat dengan lebih jelas ya bisa dengan teleskop atau binokuler atau kekeran. Kalau mau menangkap citra gerhana bulan, bisa disambungkan dengan CCD yang terhubung dengan laptop atau komputer," ujar Andi.

BMKG sendiri akan melakukan pengamatan Gerhana Bulan Total 26 Mei 2021 di lokasi-lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia.

BMKG menggunakan teleskop yang dipadukan dengan detektor dan teknologi informasi dan disebarluaskan melalui https://www.bmkg.go.id/gbt.

Gerhana Bulan Total ini dapat dilihat jika kondisi cuaca cerah-berawan dan aman disaksikan oleh masyarakat dengan mata telanjang tanpa harus menggunakan kaca mata khusus gerhana.

Masyarakat dapat mengikuti proses pengamatan ini dengan mengakses https://www.bmkg.go.id/gbt.

Lokasi

Selain itu, dilansir dari situs resmi Lapan, masyarakat dapat menyaksikan fase gerhana berdasarkan waktu yang wilayah yang pas.

  1. Fase awal penumbra
    Untuk fase awal penumbra gerhana bulan total dapat disaksikan di Papua dan Kepulauan Aru pada pukul 17.46 WIT.
  2. Fase awal sebagian
    Fase awal sebagian gerhana bulan total dapat disaksikan di Papua, Papua Barat, Maluku (kecuali Kepulauan Aru), Maluku Utara, Sulawesi Utara, sebagian Gorontalo, sebagian Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan NTT pada pukul 17.44 WITA atau 18.44 WIT.
  3. Fase awal total
    Fase awal total gerhana bulan total dapat disaksikan di seluruh Indonesia kecuali di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan sebagian Riau. 
    Masyarakat dapat melihatnya pada pukul 18.09 WIB, 19.09 WITA, atau 20.09 WIT.
  4. Fase puncak gerhana
    Fase puncak gerhana bulan total dapat disaksikan di seluruh Indonesia kecuali di Aceh, Pulau Nias, sebagian Sumatera Utara. 
    Masyarakat dapat menyaksikan pada pukul 18.18 WIB, 19.18 WITA, atau 20.18 WIT.
  5. Fase akhir total
    Fase akhir total gerhana bulan total dapat disaksikan di seluruh Indonesia pada pukul 18.27 WIB, 19.27 WITA, atau 20.27 WIT.
  6. Fase akhir sebagian
    Fase akhir sebagian gerhana bulan total dapat disaksikan di seluruh Indonesia pada pukul 19.52 WIB, 20.52 WITA, atau 21.52 WIT.
  7. Fase akhir penumbra
    Untuk fase akhir penumbra gerhana bulan total dapat disaksikan di seluruh Indonesia pada pukul 20.51 WIB, 21.51 WITA, atau 22.51 WIT.

Secara global, GBT dapat disaksikan di Asia Timur, Asia Tenggara, Australia, Selandia Baru, Oseania, dan sebagian besar benua Amerika kecuali Kanada bagian Timur, Kepulauan Virgin sampai dengan Trinidad-Tobago, Brasil bagian timur, Guyana, Suriname, dan Guyana Perancis. 

Bulan berwarna merah

Disebut sebagai Super Blood Moon karena bulan akan terlihat merah saat GBT nanti.

Hal ini mungkin tidak akan disadari oleh sebagian orang, karena Bulan tetap bercahaya sebagaimana biasanya.

Secara kasat mata bagi yang tidak terbiasa mengamati gerhana bulan mungkin akan mengira Bulan kelihatan tidak tertutupi apapun sebagaimana purnama pada biasanya ketika tidak terjadi gerhana.

Namun, bagi yang terbiasa akan melihat Bulan agak lebih redup dan temaram dibandingkan dengan purnama biasa.

"Untuk kasus gerhana Bulan, Bulan justru memasuki bayangan Penumbra dan Umbra Bumi. berbeda dengan gerhana Matahari yang mana Bulan menghalangi Matahari," sebut Andi.

"Kenapa bayangan Umbra Bumi tampak kemerahan, hal ini karena mengalami pembauran atmosfer (atmospheric scattering). Sinar Matahari akan dibiaskan oleh atmosfer ke arah spektrum merah-jingga, karena panjang gelombangnya yang lebih besar. Sedangkan spektrum biru-ungu akan lolos, sehingga bayangan Umbra menjadi tampak kemerahan," lanjut Andi.

Ia menyebut, hal yang sama terjadi ketika fajar dan senja, sehingga langit tidak benar-benat gelap, karena masih mengalami pembauran.

"Jika Bumi tidak memiliki atmosfer, bayangan Umbra akan lebih gelap sehingga gerhana bulan dapat terlihat seperti gerhana matahari," pungkas Andi.

Baca juga: Gerhana Bulan Total Super Blood Moon 2021: Jadwal dan Lokasi Melihatnya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi