Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Terbentuknya ATM Link hingga Pemberlakuan Tarif Transaksi

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com / Yoga Sukmana
Menteri BUMN Rini Soemarno bersama para direktur utama bank-bank BUMN, Senin (21/12/2015).
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Per 1 Juni 2021, transaksi perbankan melalui ATM Link milik Himpunan Bank-Bank Negara (Himbara) akan dikenai tarif tersendiri.

Bank-bank negara itu terdiri dari 4 bank: BRI, BNI, Bank Mandiri, dan BTN.

Transaksi cek saldo akan dikenai tarif Rp2.500, tarik tunai dikenai tarif Rp5.000, dan transaksi transfer antar bank dikenai tarif Rp4.000. Untuk jenis transaksi terakhir tidak ada perubahan tarif, sementara transaksi cek saldo dan tarik tunai di AMT link sebelumnya tidak dikenai tarif alias gratis.

Baca juga: Batas Akhir Penggantian dan Cara Penukaran Kartu ATM Lama BRI, Mandiri, BNI, dan BCA

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah ATM himbara

Keberadaan ATM Himbara ini ada sejak 21 Desember 2015.

Membuka kembali arsip Harian Kompas edisi 22 Desember 2015, penyatuan bank-bank BUMN ini dilakukan atas tujuan efisiensi perbankan, menguntungkan nasabah, dan memenangkan persaingan pasar.

"Efisiensi adalah sebuah langkah penting bagi perbankan untuk menaikkan daya saing dan untuk mengantisipasi persaingan global yang sebentar lagi datang. Tak hanya menguntungkan bank, efisiensi juga akan menguntungkan nasabah,” kata Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) saat itu, Muliaman D. Hadad.

Dengan penggabungan ini, maka biaya operasional yang dikeluarkan akan lebih murah.

Direktur Utama BRI saat itu, Asmawi Syam, menyatakan pengelolaan ATM secara bersama-sama dapat menghemat biaya pembelian dan pengelolaan ATM hingga Rp6,8 triliun per tahun, karena biaya dibebankan kepada 4 bank.

Biaya pengelolaan meliputi biaya kertas setruk ATM, listrik, pemakaian pendingin udara, ongkos perbaikan, dan sebagainya.

Di awal keberadaannya, ATM yang masih bernana ATM himbara ini hanya terdapat di DKI Jakarta dan sekitarnya.

Mulai dari 50 jaringan, hingga akhirnya terus meningkat baik unit maupun lingkup wilayahnya hingga saat ini.

Pada 6 tahun yang lalu, transaski perbankan di ATM himbara dikenakan tarif Rp4.000 untuk transfer antarbank sesama anggota Himbara.

Kemudian untuk transaksi tarik tunai dikenai tarif Rp500.

Baru kemudian pada akhir Oktober 2016, transaksi tarik tunai tidak dikenakan biaya, karena pada saat itu efisienai biaya operasional berhasil direalisasikan.

Kini, tarif transaksi perbankan di ATM Link akan segera kembali diberlakukan.

Baca juga: Ramai soal Batas Waktu Penukaran Kartu ATM, Apa yang Terjadi jika Tidak Diganti ke Model Cip?

Alasan pemberlakuan tarif transaksi

Mengapa tarif ini kembali diberlakukan? Bukan kah semangat di awal pendiriannya untuk mencapai efisiensi pihak bank dan nasabah, juga memenangkan persaingan pasar?

Melansir Kompas.com (21/5/2021), ternyata ada sejumlah alasan yang dikemukakan mengapa kebijakan penerapan tarif akhirnya diambil.

Corporate Secretary BRI, Aestika Oryza, menyebut alasannya adalah untuk meningkatkan perbankan inklusif, peningkatan keamanan, dan kualitas layanan yang menciptakan kenyamanan nasabah dalam bertransaksi.

"Penyesuaian biaya transaksi Cek Saldo dan Tarik Tunai Kartu BRI di ATM Bank Milik Negara atau Himbara atau ATM dengan tampilan ATM LINK diberlakukan guna mendukung kenyamanan nasabah bertransaksi," kata Aestika, Jumat (21/5/2021).

Selain itu, keputusan ini juga diambil sebagai bentuk healthy business untuk menciptakan bisnis yang berkelanjutan.

Alasan lain, peneralan tarif transaksi dilakukan sebagai bentuk dukungan terhadap Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT).

"Hal ini juga dilakukan untuk mendukung GNNT atau mendorong cashless society untuk mengurangi ketergantungan masyarakat atas penggunaan uang tunai dalam bertransaksi," lanjut dia.

Baca juga: Apa yang Terjadi jika Tak Ganti Kartu ATM Chip?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi