Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UPDATE Corona Global 25 Mei 2021: Mewabahnya Jamur Hitam di India | Konser Luar Ruangan Jerman di Tengah Pandemi

Baca di App
Lihat Foto
PEXELS/COTTONBRO
Ilustrasi pandemi Covid-19.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Dinamika pandemi Covid-19 terus berlangsung di negara-negara dunia.

Mulai dari isu terkait vaksinasi, terdeteksi dan tersebarnya strain-strain virus baru, beragam intervensi negara dalam upaya pengendaliannya, hingga penyelidikan terkait awal mula keberadaan virus yang kini telah "menjajah dunia" ini.

Berdasarkan data Worldometer (25/5/2021), virus corona telah menyebar di 222 negara dunia dan menginfeksi 167.971.644 jiwa.

Dari jumlah akumulasi itu, 3.486.747 kasus meninggal dunia, 149.287.231 kasus berhasil pulih, dan sisanya masih ada dalam masa perawatan atau pemulihan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Antisipasi Lonjakan Covid-19, Larangan Berkerumun, dan Bepergian

Dan berikut ini adalah perkembangan pandemi Covid-19 yang dilaporkan dari berbagai negara dunia:

1. India

Negara ini kini telah mencatat angka lebih dari 300.000 kematian terkait Covid-19.

Kementerian Kesehatan India menyebut jumlah persisnya adalah sebanyak 303.720 kasus kematian, mengutip Sky News (24/5/2021).

Jumlah ini menempatkan India sebagai negara dengan jumlah kematian akibat Covid-19 tertinggi ketiga di dunia, setelah Amerika Serikat dan Brasil.

Tingginya angka kematian ini semakin menjadi, karena kemunculan jamur hitam, Mucormycosis, pada sebagian penderita Covid-19 di India, bahkan pada mereka yang telah sembuh dari infeksi virus corona ini.

Berdasarkan laporan media lokal, sekitar 9.000 kasus infeksi jamur hitam sudah tercatat, dan 250 di antaranya berujung kematian.

Baca juga: India Hadapi Kasus Jamur Hitam Mukormikosis, Apa Penyebabnya?

2. Nepal

Total kasus infeksi di Gunung Everest, Nepal disebut sudah mencapai 100 kasus.

Angka itu merupakan estimasi minimal, sementara kasus sebenarnya dimungkinkan mencapai 150-200 kasus yang meliputi para pendaki juga staf pendukung yang ada di sana.

Melansir India Today (24/5/2021), hal ini disampaikan oleh pendamping pendakian, meskipun badan resmi Nepal yang membawahi pendakian di Everest masih membantahnya.

Baca juga: Kisah Penaklukan Pertama Everest, Gunung Tertinggi di Dunia

Otoritas terkait menyangkal adanya infeksi di kalangan pendaki, karena pendakian telah ditutup sejak tahun lalu akibat pandemi.

Namun nyatanya, untuk musim ini saja terdapat 408 pendaki asing yang telah mendapat izin untuk mendaki puncak tertinggi di dunja itu.

Sejumlah penjaja perlengkapan pendakian memutuskan berhenti berdagang sementara waktu, karena telah mengetahui sejumlah pendaki asing memiliki hasil tes yang positif.

Ia juga melihat dengan mata kepalanya sendiri banyak calon pendaki yang sakit di dalam tendanya, banyak juga di antaranya yang memiliki gejala batuk.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Penaklukan Pertama Puncak Everest

3. China

Badan intelijen AS melaporkan ada 3 peneliti di China's Wuhan Institute of Virology yang sakit dan mendapat perawatan di rumah sakit pada musim gugur 2019, tepatnya pada November.

Meskipun, belum dapat dipastikan sakit apa yang diderita oleh ketiga peneliti tersebut ketika itu, sebagaimana diberitakan 9 News (24/5/2021).

Namun, fakta ini berhasil menggiring asumsi bahwa virus corona mungkin sudah ada sebelum kasus pertama yang diumumkan secara resmi oleh Pemerintah China.

China secara resmi mengumumkan pasien pertama dengan gejala Covid-19 teridentifikasi di Wuhan pada 8 Desember 2019.

Baca juga: Menilik Penyelidikan WHO soal Virus Corona di Wuhan, seperti Apa?

4. Jerman

Mengutip Republic World (24/5/2021), Jerman siap kembali mengadakan konser luar ruangan di musim panas tahun ini, mengingat kasus infeksi Covid-19 di negaranya telah menurun.

Meski demikian, penyelenggaraan konser akan tetap mematuhi protokol kesehatan seperti penerapan jarak sosial dan pemberlakuan tes Covid-19 bagi siapa pun yang akan hadir di sana.

Jadi, konser dengan penonton yang mencapai puluhan ribu orang atau menimbulkan kerumunan tetap tidak akan diizinkan.

Hal itu diungkapkan Menteri Kesehatan Jerman, Jens Spahn.

Bahkan, jika penurunan kasus infeksi terus terjadi, pertandingan sepak bola bisa segera digelar pada Agustus nanti dengan keberadaan para penggemar di dalam stadion.

Baca juga: Sejumlah Negara Kembali Berlakukan Lockdown akibat Lonjakan Covid-19, Mana Saja?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Alur Vaksinasi Covid-19 Terbaru

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi