Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CDC Izinkan Warga AS yang Sudah Dapat Vaksin Penuh Lepas Masker, Apa Tantangannya?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Ivan Marc
Ilustrasi: seroang perempuan mengenakan masker di Manhattan, New York, AS.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com – Pada pertengahan Mei lalu, tepatnya 13 Mei 2021, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mengubah panduan penggunaan masker.

Kini, CDC mengizinkan mereka yang sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19 lengkap untuk tidak memakai masker jika berada di keramaian di luar ruangan.

“Hari ini adalah hari yang luar biasa bagi Amerika. Jika Anda sudah divaksinasi penuh, Anda tidak perlu lagi memakai masker,” kata Presiden AS Joe Biden, seperti dikutip dari AP News

Pernyataan itu disampaikan Biden saat menyampaikan pidato di Rose Garden. Ia dan para stafnya terlihat tak mengenakan masker. 

“Dapatkan vaksinasi atau kenakan masker sampai Anda melakukan vaksin,” ujar Biden.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Kombinasi Masker Ganda Rekomendasi CDC, Mengurangi Resiko Penularan

Meski demikian, panduan CDC  tetap menyerukan penggunaan masker di tempat yang ramai seperti di bus, pesawat, rumah sakit, penjara, dan tempat penampungan tunawisma.

Meski tidak dirinci secara spesifik, namun peraturan itu membuka celah bagi mereka yang akan ke tempat kerja dan sekolah tanpa mengenakan masker, bahkan menghilangkan kebutuhan menjaga jarak sosial bagi mereka yang telah divaksinasi penuh.

“Siapa pun yang telah divaksinasi penuh dapat berpartisipasi dalam kegiatan di dalam dan luar ruangan, besar atau kecil tanpa memakai masker atau menjaga jarak fisik. Jika Anda sudah divaksinasi penuh Anda dapat melakukan hal-hal yang sebelumnya Anda hentikan karena pandemi,” kata Rochelle Walensky, Direktur CDC dalam briefing dengan Gedung Putih.

Apa tantangannya?

Mengutip dari CNN, adanya peraturan baru dari CDC ini dinilai berisiko karena memunculkan rasa skeptis terhadap masker dan vaksin, serta pengabaian pada berbagai tindakan pencegahan yang sebelumnya diterapkan.

Hal ini juga dianggap akan berdampak dan berisiko terhadap mereka yang belum divaksin.

Peraturan ini juga menciptakan kebimbangan, misalnya sejumlah toko di Amerika Serikat yang menerapkan peraturan berbeda-beda.

Ada pembeli yang harus mengenakan masker di toko tertentu, tetapi ia bisa melepasnya di toko yang lain.

Misalnya, di Walmart, Trader Joe's, dan Costco yang mengikuti aturan CDC sehingga pembeli yang sudah divaksin tak perlu pakai masker. 

Sementara, Home Depot menyatakan, pelanggan dan stafnya tetap menggunakan masker meski sudah divaksin.

Peraturan ini juga menciptakan sejumlah kekhawatiran soal bagaimana cara membedakan mereka yang sudah divaksin maupun yang tidak.

“Sebelumnya semua orang di sekitar kami memakai masker dan itu membantu melindungi anak saya yang berusia satu tahun. Tapi sekarang, jika kami pergi dan sebagian orang membuka maskernya, saya tidak tahu apakah mereka divaksin atau tidak. Karena itu berpotensi bahaya bagi anak-anak kami,” kata Dr. Leana Wen, mantan Komisaris Kesehatan Baltimore.

Gubernur Maryland, Larry Hogan, saat ini telah mengizinkan agar yang sudah divaksin tidak memakai masker.

Akan tetapi, ia memberikan keleluasaan bagi mereka yang ingin tetap meminta penggunaan masker.

“Tidak ada cara untuk membedakan antara orang yang divaksinasi dan yang tidak divaksinasi dari dasar persyaratan hukum. Jadi kami masih menasihati orang-orang yang belum divaksinasi bahwa itu (masker) akan membantu mereka tetap aman. Orang-orang yang divaksinasi, mereka benar-benar aman dan siap untuk pergi. Anda tahu membuat hidup mereka kembali normal,” ujar dia.

Sejumlah pemimpin kesehatan komunitas juga menilai, pencabutan aturan soal kewajiban penggunaan masker ini terlalu cepat.

“Anda masih menghadapi situasi di mana sebagian besar masyarakat belum sepenuhnya divaksinasi,” kata Dr. Shereef Elnahal Kepala eksekutif Rumah Sakit Universitas Newark, seperti dikutip dari NY Times.

“Mencabut larangan tanpa verifikasi vaksin di daerah-daerah yang didominasi komunitas minoritas yang mengalami masa sulit dengan pandemi, berisiko tinggi,” kata dia.

Sementara itu, John Moore, seorang ahli virologi di Weill Cornell Medicine New York, menilai, orang perlu menilai kenyamanan mereka sendiri sesuai dengan kondisinya.  

Alasan CDC

Pengumuman oleh CDC itu bertolak belakang dengan pengumuman dua minggu sebelumnya. Saat itu, CDC justru merekomendasikan agar orang yang telah divaksinasi tetap memakai masker di mana pun berada.

Namun, mengutip DW, dalam pertemuan dengan sejumlah gubernur, Joe Biden mengakui perlu menunjukkan manfaat vaksin.

"Saya ingin mengatakan bahwa kami telah memvaksinasi orang sepenuhnya, kami harus mulai bertindak seperti itu," Gubernur Utah, Spencer Cox, dalam pertemuan itu,

Sementara itu, CDC menyebutkan, dari data baru yang dikumpulkan, menunjukkan bahwa vaksin bekerja dengan baik dan tahan terhadap berbagai varian.

Selain itu, orang yang telah divaksin lebih kecil kemungkinannya menularkan virus.

“Kami mengikuti sains di sini,” kata Walensky.

Walensky merujuk pada penelitian di Israel. Ia mengatakan, beberapa orang masih tertular Covid-19 meski sudah divaksinasi. Akan tetapi, hal itu jarang terjadi.

Menurut dia, berdasarkan bukti yang ada, infeksi pada orang yang telah divaksin  cenderung lebih ringan, lebih singkat, dan lebih sulit untuk menyebar kepada orang lain.

Namun, ia mengingatkan, ketika orang yang divaksinasi mengalami gejala Covid-19, maka mereka harus segera mengenakan kembali maskernya dan menjalani tes. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi