Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Foto Jalur KA di Stasiun Madiun Ada yang Dibuat Belok, Ini Penjelasan PT KAI

Baca di App
Lihat Foto
FACEBOOK.com/Wachid Alfarissyach
Tangkapan layar unggahan soal jalur KA di Stasiun Madiun.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Sebuah foto yang menampilkan jalur kereta api di Stasiun Madiun, viral di media sosial.

Mengapa foto ini bisa viral? Bermula dari narasi yang mempertanyakan, kenapa jalur kereta api itu harus dibuat berbelok, padahal bisa dibikin lurus?

Foto tersebut awalnya dibagikan akun Wachid Alfarissyach hingga kemudian diunggah ulang oleh akun Facebook DKA 1945, dan viral di media sosial. 

Setelah diunggah ulang oleh akun Facebook DKA 1945, foto tersebut viral dan dibagikan oleh banyak pengguna.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam foto tersebut, terlihat jalur 1 menuju peron Stasiun Madiun sedikit melengkung, yang seharusnya dianggap bisa langsung dibuat lurus.

Hal itu pun memancing pertanyaan dari pengunggah dan sejumlah warganet yang turut berkomentar pada unggahan tersebut.

Baca juga: Ramai soal Tanda + dan Angka di Papan Stasiun, Kode Apa Itu? Berikut Penjelasan KAI

Baca juga: Naik KA Jarak Jauh Kini Tak Diberi Face Shield, Apa Gantinya? Simak Penjelasan PT KAI

Bagaimana penjelasan dari PT Kereta Api Indonesia (KAI)?

Penjelasan PT KAI

Saat dikonfirmasi, Manajer Humas KAI Daop 7 Madiun Ixfan Hendriwintoko menjelaskan, ada dua pertimbangan mengapa jalur kereta api itu dibuat berbelok.

Dua pertimbangan itu adalah pertimbangan teknis dan geografis.

Dia pun menjelaskan beberapa hal mengenai pertimbangan teknis itu.

"Bahwa jalur di emplasemen Stasiun Besar Madiun dilakukan perubahan dengan adanya pekerjaan jalur ganda oleh satuan kerja dalam hal ini Direktorat Jenderal Kereta Api (DJKA) lintas Kedungbanteng-Madiun dan Madiun-Jombang," ujar Ixfan saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (29/5/2021).

"Sehingga pada lintas tersebut dilakukan perubahan pelayanan operasi, khususnya di Madiun, berlaku arah hilir dan udik (Barat)," sambung Ixfan.

Saat masih berlaku jalur tunggal, dari arah Barat dapat menuju ke beberapa jalur dengan cara bergantian atau bersilang, dan saling menunggu antara KA yang satu dengan yang lainnya.

Demikian pula arah sebaliknya.

Baca juga: Ramai soal Larangan Memotret di Stasiun dengan Kamera DSLR, Ini Penjelasan PT KAI


Keterbatasan emplasemen

Kemudian, setelah adanya pembangunan jalur ganda, pelayanan operasi KA saat masuk Stasiun Madiun secara langsung dapat dilakukan bersamaan.

"Yaitu dari arah Barat bisa masuk jalur satu atau dua, sedangkan dari arah hilir bisa masuk jalur tiga atau empat," kata dia.

Dengan demikian, Stasiun Madiun sudah tidak lagi ada persilangan dan dapat menghemat waktu tempuh perjalanan KA.

Berikutnya, yang membuat jalur KA di Stasiun Madiun dibuat berbelok karena pertimbangan geografis.

"Dengan keterbatasan wilayah emplasemen Stasiun Madiun yaitu adanya bangunan rumah sinyal yang dinyatakan sebagai cagar budaya di sebelah barat stasiun yang saat ini digunakan sebagai pos JPL 138 juga menjadi pertimbangan sehingga jalur satu menjadi belok," papar Ixfan.

Ixfan mengungkapkan, semua pekerjaan yang dilaksanakan sebelumnya dilakukan pengkajian oleh sejumlah pihak yang terkait.

Pihak itu di antaranya Satker DJKA, serta survei bersama dengan PT KAI Daerah Operasi 7 Madiun.

Baca juga: Waspada Rekrutmen Palsu Mengatasnamakan PT KAI, Pria di Cirebon Tertipu Puluhan Juta Rupiah

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi