Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Orang Cenderung Lebih Galak saat Ditegur? Ini Kata Psikolog

Baca di App
Lihat Foto
Digital Vision.
Ilustrasi marah
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Anda pasti pernah ketemu dengan orang yang berbuat salah, tetapi ketika diingatkan justru memberi respons negatif.

Orang tersebut malah merasa emosi, berani, bahkan bersikap agresif kepada orang yang hendak menegur.

Kejadian semacam ini sering ditemui, seperti saat berada di jalan, menagih utang, bahkan hal yang paling simpel, yakni mengantre.

Seperti kejadian di sebuah minimarket, di mana seorang laki-laki berkaos putih terlihat emosi setelah diingatkan untuk tak menyela antrean.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ditegor karena nyelak antrian cek, lebih galak yang ditegor yaa zaman sekarang," tulis akun @smart.gram.

 

Baca juga: Viral Foto Pemotor Acungkan Jari Tengah ke Rombongan Pesepeda, Ini Kata Komunitas Sepeda

Penjelasan psikolog

Psikolog Rose Mini Agoes Salim memberikan pandangannya terhadap fenomena yang kerap terjadi di masyarakat tersebut.

Menurutnya, ada beberapa hal yang membuat orang yang melakukan kesalahan justru menjadi naik pitam, ketika ada pihak lain yang menegur kesalahannya.

Alasan pertama adalah rasa tidak nyaman, diingatkan di depan banyak orang.

"Pertama, orang kalau ditegur di depan orang lain, raanya pasti lebih tidak nyaman, malu ya," kata Rose saat dihubungi Kompas.com, Minggu (30/5/2021).

Alasan yang kedua adalah perasaan tidak terima, terlebih jika teguran disampaikan dengan cara yang kurang tepat.

"Kalau kita ditegur orang yang tidak kita kenal, ego kita jadi lebih tinggi keluarnya. Terus merasa 'siapa elu kok ngingetin gue?" bisa seperti itu. Akibatnya, dia merasa terusik,' tutur dosen Psikologi Pendidikan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia itu.

Baca juga: Kemenag Salurkan Bantuan Kuota Internet Gratis, Berikut Rinciannya

Cara menegur yang baik

Peran dari semua pihak diperlukan untuk menghindari situasi semacam itu, termasuk pihak yang akan memberikan teguran.

Rose menyebut, apabila teguran dilakukan dengan cara yang baik, pemilihan nada bicara juga diksi kalimat yang baik, maka respons negatif berupa emosi tak terkendali semacam itu dapat dihindarkan.

"Hal ini sebetulnya bisa dilakukan kalau kita.. tapi kadang-kadang orang yang menegur kan 'Gimana sih lo, antri dong!" itu yang membuat orang naik darah," ia mencontohkan.

"Tapi kalau 'Mohon maaf ya Pak, ini saya sudah duluan. Kalau enggak salah, antri itu harus dari belakang sana Pak, tidak bisa langsung potong dari sini. Terima kasih', kalau informasinya seperti itu, dengan nada datar, mungkin penyampaian kita juga bisa membantu untuk tidak membuat orang itu marah," lanjut dia.

Pakar psikologi di bidang moral juga pendidikan ini juga mengingatkan, ketika kita hendak menegur orang lain yang melakukan kesalahan, tidak perlu kita sampaikan dengan cara berteriak-teriak.

Hal yang perlu diingat, melakukan teguran di muka umum saja sudah membuat seseorang merasa tidak nyaman, bagaimana pula jika teguran itu dilakukan dengan nada tinggi di hadapan banyak orang.

"Enggak perlu teriak-teriak di depan orang segitu banyaknya, jadi masih menghargai dia sebagai manusia," ujar Rose.

Baca juga: Viral, Unggahan Beli iPhone XR dengan Harga Rp 1.000, Benarkah?

Bagaimana kalau menagih utang?

Hal yang sama juga berlaku pada konteks penagih utang dan orang yang ditagih.

Rose tidak membenarkan orang yang menunggak membayar utang, atau berkelit dan banyak alasan ketika dimintai membayar kewajibannya.

Namun, kembali lagi, bagaimana dengan cara yang ditempuh pihak penagih utang untuk mendapatkan haknya?

"Kalau orang yang utang yang ditagih, mungkin cara menagihnya yang membuat orang itu enggak nyaman. Dibentak dan sebagainya. Memang yang salah yang tidak membayar utang, tapi kalau dibentak ya mungkin jadi jatuhnya tidak nyaman. Akhirnya bukannya dia membayar, tetapi malah dia lebih marah lagi," jelas dia.

Terakhir, dia menyebut adanya dorongan seseorang untuk mempertahankan harga dirinya di depan orang lain.

Ada kalanya, seseorang merasa terinjak dan perlu memberikan respons tertentu agar harga dirinya tetap terjaga.

Dalam kondisi tersebut, terkadang orang kehilangan daya kendali atas apa yang ia ucapkan.

"Jadi pride orang, harga diri orang itu kadang-kadang membuat orang mengeluarkan kata-kata yang nanti setelah itu mungkin dia bisa merasa 'aduh nyesel juga ngomong gitu'. Tapi pada saat itu, rasa harga diri kalau terusik jadi kayak gitu, apalagi kalau masalahnya di depan umum," pungkas Rose.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi