KOMPAS.com - Sejumlah negara di dunia masih menghadapi masa-masa sulit akibat Covid-19.
Setelah lebih dari setahun melanda, berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi pandemi virus corona.
Upaya yang dilakukan mulai dari penerapan protokol kesehatan, vaksinasi, dan lockdown atau penguncian wilayah di beberapa negara.
Berdasarkan data Worldometers, hingga Senin (31/5/2021) pagi, angka kasus Covid-19 di dunia 171.006.182 kasus.
Dari jumlah di atas, 3.556.019 orang meninggal dunia dan 153.103.532 orang telah dinyatakan sembuh.
Baca juga: [HOAKS] Vaksin Covid-19 Sebabkan Kematian Dini
Berikut 5 negara dengan jumlah kasus Covid-19 tertinggi di dunia:
- Amerika Serikat: 34.042.922 kasus, 609.544 meninggal dunia, 27.840.817 sembuh
- India: 28.046.957 kasus, 329.127 meninggal dunia, 25.684.529 sembuh
- Brasil: 16.515.120 kasus, 461.931 meninggal dunia, 14.912.744 sembuh
- Perancis: 5.666.113 kasus, 109.402 meninggal dunia, 5.315.194 sembuh
- Turki: 5.242.911 kasus, 47.405 meninggal dunia, 5.105.042 sembuh
Indonesia
Indonesia ada di urutan ke-18 negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak di dunia.
Dalam satu hari terakhir, terdapat penambahan jumlah kasus sebanyak 6.115 kasus. Hingga Senin (31/5/2021) pagi, total kasus Covid-19 di Indonesia tercatat 1.816.041 kasus.
Dari total kasus tersebut, 1.633.998 di antaranya dinyatakan sembuh.
Sementara itu, angka kematian bertambah 142 kasus, menjadi 50.404 kematian.
Baca juga: UPDATE: 10.584.489 Orang Sudah Divaksin Covid-19 Dosis Kedua, 16.304.700 Dosis Pertama
Afrika Selatan
Melansir Al Jazeera, Minggu (30/5/2021), Presiden Cyril Ramaphosa mengumumkan, Afrika Selatan akan memberlakukan kembali tindakan yang lebih ketat terhadap Covid-19 karena khawatir seluruh negara akan segera menghadapi gelombang ketiga pandemi.
"Mungkin hanya masalah waktu sebelum negara secara keseluruhan memasuki gelombang ketiga," katanya.
Pihak berwenang memang berhenti memberlakukan kembali beberapa langkah ketat seperti pembatasan pergerakan orang di siang hari dan larangan penjualan alkohol dan produk tembakau, yang diberlakukan tahun lalu.
Afrika Selatan telah mengalami dua lonjakan infeksi sebelumnya. Pertama, di pertengahan tahun 2020. Kedua, gelombang yang jauh lebih buruk pada Desember dan Januari ketika kemunculan varian baru.
Sementara, hanya sekitar 1,5 persen dari 60 juta penduduk negara itu yang telah menerima vaksin.
Baca juga: Polisi Bongkar Mafia Vaksin Covid-19 Palsu di Afrika Selatan
India
Melansir Indian Espress, Minggu (30/5/2021), dua anak dari pedesaan Karnataka, India terjangkit jamur hitam setelah tanpa disadari tertular Covid-19.
Keduanya yaitu seorang anak perempuan berusia 11 tahun dari distrik Ballari dan anak laki-laki berusia 14 tahun dari distrik Chitradurga.
Keduanya menjalani perawatan di rumah sakit pemerintah dan kondisinya dikatakan serius.
Menurut departemen kesehatan negara bagian, ada 1.250 kasus jamur hitam yang telah dilaporkan sejauh ini di negara bagian tersebut.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.193 orang sedang dalam perawatan,18 sembuh, sementara 39 orang meninggal dunia akibat jamur hitam.
Menteri Kesehatan Karnataka K Sudhakar mengatakan, Karnataka sudah menerima sekitar 10.000 botol obat amfoterisin-B untuk pengobatan infeksi jamur.
Di rumah sakit pemerintah, obat itu tersedia gratis.
Baca juga: Lockdown di Ibu Kota India, New Delhi, Diperpanjang hingga 7 Juni 2021
Brazil
Melansir BBC, Minggu (30/5/201), ribuan orang berkumpul di depan Kongres, di Ibu Kota Brasilia, sambil menyerukan pemakzulan presiden dan menuntut pasokan vaksin.
Aksi serupa juga berlangsung di kota besar lainnya seperti Rio de Janeiro.
Di kota lain, pengunjuk rasa meletakkan ribuan salib, sebagai simbol penghormatan bagi mereka yang meninggal karena pandemi.
Brazil telah melaporkan hampir 460 ribu kematian, jumlah korban tertinggi kedua di dunia setelah AS. Ia juga berada di posisi tertinggi ketiga dengan total kasus lebih dari 16 juta kasus.
Tingginya angka kasus tersebut membuat sistem kesehatan negara di ambang kehancuran.
Senat Brazil pun mengadakan penyelidikan atas penanganan pandemi pemerintahnya dan lambatnya peluncuran program vaksin.
Namun, pemimpin sayap kanan secara konsisten menentang langkah-langkah lockdown, dengan alasan kerusakan ekonomi akan lebih buruk daripada efek virus corona itu sendiri.
Sejauh ini, Bolsonaro terus menolak untuk membeli vaksin dari China.
Baca juga: Filipina Laporkan Kasus Pertama Varian Baru Virus Corona yang Terdeteksi di Brazil
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.