KOMPAS.com - Hari Susu Sedunia atau World Milk Day diperingati setiap tanggal 1 Juni sejak tahun 2001.
Tema World Milk Day atau Hari Susu Sedunia tahun 2021 ini adalah Enjoy Dairy.
Melalui tema ini Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) menyebutkan akan fokus pada keberlanjutan di sektor susu dengan pesan lingkungan sekitar, gizi dan sosial ekonomi.
Baca juga: Hari Susu Sedunia 1 Juni: Sejarah, Tema, dan Manfaat Susu bagi Tubuh
Tingkat konsumsi susu di Indonesia
Meskipun susu memiliki banyak manfaat, ternyata jumlah konsumsi susu di Indonesia masih terbilang rendah, setidaknya jika dibandingkan beberapa negara di Asia Tenggara lainnya.
Hal ini sebagaimana disampaikan Kepala Sub Bagian Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian, Aryani Gumelar.
"Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) 2021, tingkat konsumsi susu per kapita masyarakat Indonesia tahun 2020 adalah 16,27 kg/kapita/tahun, meningkat 0,25 persen dari tahun 2019," sebut Aryani kepada Kompas.com, Senin (31/5/2021).
"Namun, jumlah ini masih di bawah negara ASEAN lainnya seperti Malaysia (36,20, Myanmar (26,7), dan Thailand (22,2)," lanjut dia.
Baca juga: Hari Susu Sedunia 2020, Sejak Kapan Manusia Mulai Minum Susu?
Jika menilik Data Badan Pusat Statistik (2021) yang dimiliki oleh Ditjen PKH, tingkat konsumsi ini memang cenderung fluktuatif, naik dan turun di tiap tahunnya.
Di tahun 2017 misalnya, jumlah konsumsi susu nasional ada di tingkat 16,29 kg/kapita/tahun, meningkat menjadi 16,49 kg/kapita/tahun di tahun 2018, kemudian turun menjadi 16,23 kg/kapita/tahun di 2019.
Baca juga: 4 Fakta Susu: Masyarakat Pertama Peminum Susu hingga Kandungan Gizinya
Produksi susu
Sementara itu, untuk produksi susu segar dalam negeri (SSDN) sampai tahun 2020 Indonesia masih lebih rendah di banding kebutuhan nasional.
"Kebutuhan susu tahun 2020 adalah sebesar 4.385,73 ribu ton, sedangkan produksi SSDN adalah sebesar 997,35 ribu ton, di mana artinya Indonesia mengalami defisit produksi susu sehingga diperlukan importasi untuk memenuhi kebutuhan tersebut," jelas Aryani.
Ada pun besaran impor yang dilakukan di tahun lalu untuk susu segar adalah sebanyak 3.392,76 ton.
Untuk mengurangi jumlah impor, Pemerintah telah melakukan berbagai upaya.
Salah satunya meningkatkan skala dan efisiensi usaha peternakan, kemampuan ekonomi peternak atau pelaku usaha, akses pasar, daya saing dan membangun sinergi saling menguntungkan serta berkeadilan yang diwujudkan dalam pola kemitraan usaha peternakan.
Hal itu disampaikan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo dikutip dari laman Ditjen PKH Kementan (2/3/2021).
Mentan juga mengatakan, pihaknya terus berusaha mengembangkan jumlah sapi perah di Indoneisa yang jumlahnya cenderung stagnan di angka 0,5 juta ekor.
Baca juga: Setelah Jamur Hitam dan Putih, Muncul Jamur Aspergillosis di India, Apa Itu?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.