Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Vaksinasi 75 Persen Warganya, Kasus Covid-19 di Kota Ini Merosot Tajam

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi Vaksin Covid-19.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Sebuah studi di Kota Serrana, Brazil, yang melakukan vaksinasi Covid-19 dengan menggunakan vaksin Covid-19 Sinovac, menunjukkan, kota itu dapat mengendalikan wabah virus corona lebih efektif daripada saat uji klinis.

Hasil itu memberikan dorongan bahwa suntikan vaksin Sinovac bisa diandalkan di negara berkembang.

Sementara kota-kota tetangga dilanda pandemi, Serrana mengalami penurunan kematian akibat Covid-19 hingga 95 persen dalam lima minggu, tepat setelah vaksinasi massal.

Dikutip dari Bloomberg, kasus simptomik juga turun 80 persen dan rawat inap turun 86 persen.

Baca juga: Update Corona Dunia 1 Maret: Varian Corona Brazil Terdeteksi di Inggris | Thailand Mulai Vaksinasi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekitar 75 persen penduduk kota telah divaksinasi lengkap dari target populasi orang dewasa.

Tidak ada efek samping yang parah dari vaksin yang dilaporkan dan tidak ada kematian terkait Covid-19 di antara peserta, 14 hari setelah dosis kedua diberikan.

Selama studi berlangsung, kasus Covid-19 di daerah sekitar Serrana didominasi oleh varian P1. Hal ini semakin menegaskan efektivitas vaksin terhadap varian yang muncul pertama kali di Brazil.

"Sekarang kami dapat mengatakan bahwa mungkin untuk mengendalikan pandemi dengan vaksin," kata Direktur Penelitian di Institut Buntatan Ricardo Palacios.

Menurut dia, jumlah kasus Covid-19 pada anak-anak juga mengalami penurunan.

"Ini menunjukkan bahwa tidak perlu memvaksinasi anak-anak untuk membuka sekolah," ujar Palacios.

Studi di Serrana mungkin memberikan petunjuk bagi negara berkembang lainnya tentang seberapa banyak orang yang perlu divaksinasi untuk mulai bergerak melewati pandemi.

Baca juga: Kajian Kemenkes: 2 Dosis Vaksin Sinovac Turunkan Risiko Penularan Covid-19 hingga 94 Persen

Vaksin Sinovac telah digunakan oleh beberapa negara mulai dari Indonesia hingga Peru dan lebih dari 600 juta dosis telah didistribusikan.

Vaksin ini juga tulang punggung upaya vaksinasi di China, ketika lebih dari 20 juta dosis dari enam vaksin berbeda diberikan setiap hari.

Studi ini dipimpin oleh Institut Butantan, yang memproduksi Sinovac di Brazil. Hampir dua pertiga penduduk Serrana mendapat vaksin antara Februari dan April.

Sementara, sepertiga lainnya tidak memenuhi syarat untuk menerima suntikan.

"Ini adalah studi pertama dari jenisnya di dunia," kata Direktur Butantan, Dimas Covas.

"Ini adalah data primer tentang efek vaksinasi pada suatu populasi yang akan membantu pihak berwenang mengembangkan kebijakan publik," tambah dia.

Vaksin Sinovac yang dibuat berdasarkan metode tradisional, yaitu dengan menyuntikkan virus tidak aktif untuk merangsang respons kekebalan.

Baca juga: [HOAKS] Vaksin Covid-19 Sinovac Dapat Sebabkan Impotensi

Sinovac sempat mendapat sorotan dan kritik internasional yang ketat awal tahun ini setelah uji klinis suntikan di Brazil, Turki, dan Indonesia menempatkan kemanjuran antara 50 hingga 90 persen.

Perusahaan dan mitra uji coba tidak mengklarifikasi perbedaan tersebut yang semakin memicu keraguan.

Akan tetapi, data yang muncul dari negara-negara pengguna Sinovac dalam beberapa bulan terakhir secara luas memberikan hasil positif.

Bulan lalu, sebuah penelitian yang didasarkan pada hampir 130.000 petugas kesehatan di Jakarta menunjukkan, suntikan itu 94 persen efektif melawan infeksi simtomatik, memangkas rawat inap dan kematian masing-masing sebesar 96 persen dan 98 persen, tingkat yang sebanding dengan vaksin mRNA.

Meskipun Sinovac digunakan secara luas di seluruh dunia, vaksin itu belum masuk daftar penggunaan darurat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Cap persetujuan badan kesehatan internasional akan memungkinkan suntikan untuk didistribusikan lebih luas lagi melalui fasilitas COVAX.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 5 Kriteria Vaksin Covid-19 Sinovac Bisa Mendapat Izin Darurat

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi