KOMPAS.com - Kawanan 15 gajah liar yang lari dari cagar alam di barat daya China telah mengembara sejauh 500 kilometer.
Gajah-gajah itu meninggalkan jejak kehancuran, seperti kerusakan tanaman di jalan yang dilaluinya.
Mengutip Independent, pihak berwenang setempat, menyebutkan, gajah-gajah itu meninggalkan Cagar Alam Nasional Xishuangbanna di Provinsi Yunnan tahun lalu dan telah melewati beberapa daerah.
Mereka tersesat ke desa-desa dan dalam beberapa kasus bentrok dengan manusia, meski sejauh ini tidak ada korban yang dilaporkan.
Baca juga: Heboh Bangkai Gajah Mina di Laut Natuna, Ini Penjelasan Peneliti LIPI
Belum diketahui secara jelas mengapa kawanan gajah itu meninggalkan cagar alam dan bergerak ke utara.
Pada Rabu (2/6/2021), gajah-gajah itu mendekati Kora Kunming, ibu kota provinsi.
Kantor berita resmi China, Xinhua, memberitakan, tindakan pencegahan telah diambil.
Sementara, Biro Kehutanan dan Padang Rumput Provinsi Yunnan mengeluarkan peringatan kepada warga.
Kawanan tersebut telah merusak 56 hektar tanaman hanya di dua kabupaten Yuanjiang dan Shiping, serta menyebabkan kerugian sekitar 1,1 juta dollar AS atau sekitar Rp 15,6 miliar.
Hewan-hewan itu juga menguras tangki air dan merusak lumbung.
Pihak berwenang menyebutkan, kawanan gajah itu awalnya berjumlah 16 ekor ketika mereka meninggalkan cagar alam di dekat kota Pu'er.
Akan tetapi, dua di antaranya kembali ke rumah dan seorang bayi lahir selama perjalanan.
Gajah-gajah itu terlihat di Yuxi pada Senin (31/5/2021).
Pihak berwenang juga telah mendirikan pusat komando untuk melacak pergerakan gajah-gajah itu dan mencegah agar tidak memasuki daerah padat penduduk.
Baca juga: Rusia Kembangkan Vaksin Covid-19 untuk Hewan, Penerima Pertama Seekor Kucing
Untuk melakukan pelacakan, lebih dari 360 orang, 76 mobil polisi, dan 9 drone dikerahkan.
Gambar yang diambil oleh drone menunjukkan enam gajah betina dan tiga jantan dewasa, tiga remaja, dan tiga anak sapi.
Kepada media pemerintah, ahli ekologi mengatakan, pengurangan habitat di dalam cagar alam mereka kemungkinan telah menyebabkan kawanan itu mencari padang rumput baru.
"Menyusutnya hutan hujan di Xishuangbanna mungkin menjadi alasan yang menyebabkan migrasi," kata profesor ekologi di Beijing Normal University Zhang Li.
Sementara, ahli gajah Asia Chen Mingyong menuturkan, ini merupakan pertama kalinya China mencatat migrasi gajah liar jarak jauh ke utara.
Menurut dia, ada kemungkinan pemimpin mereka kurang pengalaman dan menyesatkan seluruh kelompok.
Baca juga: Sejarah Kucing, Kapan Kucing Mulai Jadi Hewan Domestik
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.