Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Potensi Gempa 8,7 SR dan Tsunami 29 Meter di Jawa Timur, Ini Penjelasan BMKG

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/somavarapu madhavi
Ilustrasi gelombang tinggi, siklon tropis.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com – Informasi mengenai adanya potensi gempa dan tsunami di wilayah pantai selatan Jawa Timur, ramai dibicarakan masyarakat di media sosial. 

Sebelumnya, kajian tim ahli BMKG menyebutkan potensi terburuk bencana tsunami adalah 26-29 meter di perairan selatan Jawa Timur dari gempa berkekuatan 8,7 SR di lepas pantai perairan Kabupaten Trenggalek.

Informasi itu muncul usai pemaparan dalam webinar Kajian Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami di Jawa Timur pada Jumat (28/5/2021).

Baca juga: Hasil Kajian BMKG, Potensi Terburuk Tsunami di Pantai Selatan Jatim Setinggi 29 Meter, Genangan 22 Meter

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah netizen kemudian menyampaikan kekhawatirannya melalui media sosial.

Salah satunya adalah yang diunggah oleh akun TikTok @cacahoo

“Pasrah ya Allah… lindungilah semua umatmu di muka bumi ini,” tulisnya.

Hingga kini postingan tersebut telah ditonton 2,3 juta orang, disukai lebih dari 124.800 ribu pengguna dibagikan lebih dari 33.400 ribu kali dan mendapat 7.114 komentar.

“Ya Allah moga aja jgn smpai trjadi,” tulis akun dengan nama user2945508185729.

“Smg Pasuruan & sekitar nya seluruh Jatim dalam lindungan Allah Aamiin salam anak rantau timur tengah,” tulis akun dengan nama Ria Jessica.

Penjelasan BMKG

Terkait informasi itu, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Mitigasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengingatkan masyarakat agar tidak panik. 

“Gaduh tsunami Jatim, sebenarnya masyarakat tidak perlu panik karena model skenario terburuk itu dibuat untuk merancang mitigasi,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (4/6/2021). 

Baca juga: Potensi Tsunami di Laut Selatan Jatim, Pakar Geologi ITS Minta Pemerintah Sosialisasi Rumus 20-20-20

 

Pihaknya menegaskan, bahwa kapan dan di mana terjadinya gempa dan tsunami tidak ada yang tahu.

Sementara terkait informasi tersebut, yang diharapkan adalah respon mitigasi dari masyarakat dan bukan timbulnya kepanikan.

"Masyarakat jangan panik, informasi potensi disiapkan untuk respons mitigasi bukan untuk menakuti masyarakat," ungkapnya.

Baca juga: Gempa Bumi Terlama Selama 32 Tahun Ada di Sumatera, Picu Tsunami Tahun 1861 Sepanjang 500 Km

Potensi bukan prediksi

Daryono menjelaskan, apa yang disampaikan BMKG adalah terkait potensi adanya gempa dan tsunami. Hal itu menurutnya berbeda dengan prediksi.

Pihaknya menegaskan, potensi dan prediksi adalah dua hal yang berbeda.

Potensi menerangkan adanya lokasi dan besaran ancaman bahaya. Sedangkan prediksi berarti ada lokasi, besaran ancaman bahaya dan kapan akan terjadi.

“Di sini BMKG tidak memberi info kapan. Bahkan kita tidak tahu kapan terjadinya,” ujar dia.

Ia menegaskan siapapun tidak ada yang bisa memprediksi kapan terjadinya tsunami.

Sementara potensi berarti itu bisa saja terjadi beberapa tahun ke depan, puluhan tahun hingga bahkan ratusan tahun ke depan.

“Potensi itu sama untuk semua wilayah Sumatra, Jawa, Bali, Lombok hingga Sumba, bukan Jatim saja,” ujarnya.

Mitigasi masyarakat

Pihaknya menjelaskan terkait dengan adanya potensi gempa dan tsunami di wilayah Jawa Timur sendiri menurutnya langkah yang dilakukan BMKG adalah menyiapkan masyarakat siaga tsunami.

Hal itu dapat dilakukan dengan membuat sekolah lapang gempa, memasang sirine, memasang alat penerima informasi dan warning tsunami, dan memetakan bahaya tsunami.

Selain itu juga perlunya peta landaan tsunami, memasang rambu, membantu membuat jalur evakuasi dan rekomendasi-rekomendasi mitigasi lain yang tepat.

Baca juga: Fitur Baru WhatsApp, Pengguna Bisa Percepat Pesan Suara, Ini Caranya

 

Pihaknya mengatakan, BMKG telah memasang banyak sensor gempa di Jatim agar informasi dan peringatan bisa dengan cepat terdiseminasi sehingga nantinya bermanfaaat untuk keselamatan masyarakat pesisir.

“Semua (alat deteksi gempa) dalam kondisi baik dan ada anggaran pemeliharaannya,” ujarnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi