Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

HP Disebut Berdampak Merusak bagi Tubuh, Benarkah? Ini Kata Dokter

Baca di App
Lihat Foto
PIXABAY/FREE-PHOTOS
Ilustrasi ponsel, bermain HP.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Ponsel menjadi benda yang hampir tidak lepas dari kehidupan manusia di era modern seperti sekarang.

Sadar atau tidak, ponsel jadi hal yang sangat dibutuhkan sejak bangun di pagi hari hingga tidur di malam hari.

Namun, sinyal dari ponsel memancarkan gelombang yang dianggap membahayakan bagi tubuh manusia.

Benarkah demikian? Apa dampak penggunaan ponsel bagi kesehatan tubuh manusia?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut penjelasan dari dua dokter spesialis penyakit dalam.

Baca juga: 8 Cara Mengurangi Dampak Buruk Radiasi Ponsel

Belum ada bukti

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Eka Ginanjar menyatakan, hingga saat ini tidak ada bukti kuat yang membenarkan asumsi tersebut.

"Sejauh ini tidak ada bukti yang kuat (penggunaan handphone) mempengaruhi kesehatan tubuh," kata Eka saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (5/6/2021).

Dampak penggunaan ponsel, disebut Eko baru akan terasa jika penggunaan berlangsung dalam waktu atau kapasitas yang tidak wajar.

Hal serupa juga disampaikan dokter spesialis penyakit dalam dari Universitas Indonesia, Ari Fahrial Syam.

"Sampai sejauh ini tidak terbukti bahwa sinyal hp bisa merusak organ tubuh, tetapi ada hal yang lain bahwa kalau penggunaan lama akan menyebabkan terjadinya adiksi atau ketagihan," kata Ari saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (5/6/2021).

Adiksi ini, disebutnya akan muncul apabila kita menggunakan ponsel lebih dari 10 jam dalam sehari.

"Menjadi ketagihan jika menggunakan terus menerus selama 10 jam," ujar dia.

Untuk dampak pada tubuh, Ari membenarkan jika penggunaan ponsel secara berlebihan bisa jadi membawa dampak pada mata (terlalu lama terpapar cahaya monitor) juga telinga (apabila menggunakan ponsel dengan volume yang terlalu kencang).

Baca juga: Cara Mengamankan Handphone agar Data Diri Tak Disalahgunakan

Kajian dari FDA

Dilansir dari laman Badan Pengawas Makanan dan Obat Amerika Serikat FDA(2/10/2020), ponsel memang memancarkan energi frekuensi radio ketika digunakan, tetapi dalam tingkat rendah.

Data penelitian ilmiah yang tersedia sejauh ini tidak menunjukkan bukti pasti dari efek biologis radiasi ponsel yang merugikan bagi tubuh manusia.

"Saat ini tidak ada bukti yang konsisten bahwa radiasi non-pengion (yang ditimbulkan ponsel) meningkatkan risiko kanker pada manusia. Satu-satunya efek biologis yang diakui secara konsisten dari radiasi frekuensi radio pada manusia adalah pemanasan," pernyataan dari Institut Kanker Nasional AS atau National Cancer Institute seperti dikutip FDA.

Pemanasan terjadi hanya di area otak dan tidak secara otomatis menimbulkan risiko kesehatan lainnya.

Hal ini karena tubuh manusia dilengkapi kemampuan untuk bisa beradaptasi dengan rentang suhu yang cukup luas tanpa menimbulkan masalah apa pun.

Para dokter, ilmuwan, juga insinyur di FDA terus melakukan analisis studi ilmiah terkait hal ini selama hampir 30 tahun terakhir.

Namun mereka tidak menemukan bukti signifikan yang membenarkan energi yang dipancarkan ponsel menimbulkan masalah kesehatan yang berat seperti kanker.

Baca juga: Ramai soal Anak Disebut Meninggal akibat Radiasi Ponsel, Ini Penjelasan Medisnya...

Sementara berdasarkan data kesehatan masyarakat yang dihimpun dan dianalisis, FDA menyimpulkan tidak ada hubungan antara paparan energi dari ponsel dengan gangguan kesehatan.

Analisis data kesehatan masyarakat dalam jangka waktu yang sama juga menunjukkan tidak adanya peningkatan kasus kanker otak dan sistem saraf lainnya.

Meski, pengunaan ponsel selama periode tersebut meningkat di masyarakat.

Bahkan, tingkat kanker otak dan sistem saraf di Amerika Serikat ditemukan menurun dalam 15 tahun terakhir.

Dirujuk dari National Cancer Institute (9/1/2019), mereka menemukan adanya peningkatan risiko glioma (tumor jinak yang tumbuh lambat di saraf otak dan sumsum tulang belakang) yang signifikan pada pengguna ponsel yang banyak melakukan panggilan telepon.

Namun hal itu pun masih mereka sangsikan.

Hal ini karena sejumlah responden penelitian melaporkan terkait waktu penggunaan (handphone) yang dinilai tak mungkin.

Oleh karena itu, penelitian ini masih akan diteliti lebih lanjut.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi