Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Ladang Jagung Habis Dimakan Tikus dalam Satu Malam

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSHOCK/Carlos Aranguiz
Ilustrasi tikus mutan. Ilmuwan melakukan rekayasa genetika pada tikus yang kemudian dikirim ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) untuk mempelajari massa otot dan tulang.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Sebuah unggahan video yang memperlihatkan ladang jagung habis tak bersisa akibat dimakan tikus, viral dan menarik perhatian warganet di media sosial, Facebook.

Video tersebut salah satunya dibagikan oleh akun @Jantiko Sarung pada Senin (1/6/2021).

Lokasi ladang jagung itu disebutkan berada di Kecamatan Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah, Lampung.

Dalam video tersebut, disebutkan bahwa ladang jagung seluas 2 hektare itu habis tak bersisa akibat dimakan tikus, hanya dalam waktu satu malam saja.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Video Viral Semangka Digoreng, Begini Kata Ahli Gizi

Hingga Sabtu (5/6/2021) sore, unggahan itu telah mendapatkan 129 komentar dan telah dibagikan sebanyak 251 kali.

Baca juga: Video Viral Aksi Kejar-kejaran Mobil Patwal Vs Honda Brio seperti Game GTA, Apa yang Terjadi?

Lantas, bagaimana persis kejadian peristiwa tersebut?

Ratusan tikus tertangkap

Saat dikonfirmasi, Kapolsek Seputih Raman Iptu Chandra Dinata membenarkan terjadinya peristiwa ladang jagung yang habis dimakan tikus dalam waktu semalam itu.

Dia mengatakan, peristiwa tersebut dilaporkan terjadi sekitar sepekan lalu oleh para petani di Kecamatan Seputih Raman.

Chandra mengatakan, kejadian itu telah ditindaklanjuti oleh dinas terkait, TNI/Polri, serta masyarakat, dengan melakukan gropyokan bersama-sama.

Baca juga: Imbas Lockdown, Warga Miskin Myanmar Konsumsi Tikus dan Ular

Untuk diketahui, gropyokan adalah kegiatan gotong-royong membasmi tikus sawah, dengan cara mengasapi lubang tempat tikus bersarang menggunakan gas belerang.

Kegiatan gotong-royong untuk menumpas tikus itu telah dilakukan pada Kamis (3/6/2021).

"Kemarin dapet 100-an (tikus) kurang lebih," kata Chandra saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (5/6/2021).

Baca juga: Anggur Jan Ethes hingga Padi Fatmawati, Nama Tanaman dari Keluarga Presiden

Populasi tikus membeludak

Chandra mengatakan, populasi tikus di kawasan tempat ladang jagung itu memang berada dalam kondisi berlebih.

"Lubang tikusnya, di setiap sawah itu luar biasa. Banyak sekali," kata Chandra.

Dia menyebutkan, penyebab membeludaknya populasi tikus itu salah satunya adalah karena lokasi ladang jagung yang berdekatan dengan perkebunan karet.

"Berdekatan dengan lahan-lahan karet. Hama-hama itu kan dari sana," kata Chandra.

Baca juga: Gas Air Mata dan Peluru Karet, Cara Afrika Tertibkan Warganya Saat Lockdown

Selain itu, maraknya penangkapan ular sawah juga ditengarai sebagai penyebab populasi tikus membeludak.

Berkurangnya populasi ular, yang merupakan predator alami tikus, membuat pertumbuhan populasi tikus sawah menjadi tak terkendali.

"Banyak yang nyari ular sawah masalahnya, sekarang ini. Untuk dijual. Iya akhirnya (berdampak) ke populasi tikus yang luar biasa itu," imbuhnya.

Chandra mengatakan, gropyokan akan kembali dilakukan Minggu (6/6/2021) pukul 06.00 pagi, dengan melibatkan seluruh petani di Kecamatan Seputih Raman dan instansi terkait.

Baca juga: Antara Jan Ethes dan Varietas Baru Buah Anggur...

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi