Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Unggahan Balasan "Ngegas" Admin Twitter Commuterline soal Dugaan Pelecehan Seksual di KRL

Baca di App
Lihat Foto
Kompas.com/Nur Fitriatus Shalihah
Tangkapan layar twit viral soal pelecehan seksual di KRL
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Sebuah unggahan tentang kisah pelecehan seksual viral di Twitter pada Sabtu (5/6/2021).

Akun Twitter @txtfrombrand menyebarkan tangkapan layar dari unggahan @ZhaRaLa yang menceritakan temannya ketika mengalami pelecehan di kereta KRL.

Akun itu menyoroti balasan akun Twitter @CommuterLine yang dinilai kurang pantas dan menyudutkan pengunggah.

Baca juga: Viral Video Masinis Beli Makanan Saat Kereta Berhenti di Perlintasan, Ini Penjelasan PT KAI

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut ini balasan dari akun Twitter @CommuterLine yang dinilai kurang pantas:

"BTW kejadian nya di alami sama temen Mba kan.?? bukan sama mba nya ?? kenapa gak langsung Lapor Polisi aja Mbanya.?
dan kalo lapor polisi si mba nya pun harus ada bukti. ."

Hal itu menuai kritik dari warganet.

Hingga Minggu (6/6/2021) siang, unggahan itu telah dikomentari lebih dari 200 kali, dibagikan ulang lebih dari 2.000 kali, dan disukai lebih dari 5.800 kali.

Baca juga: Catat, Berikut Jadwal Terbaru Kereta Api Jarak Jauh Juni 2021

Tidak ada bukti kuat

Lewat akun Twitter @ZhaRaLa, diketahui bahwa korban naik kereta tujuan Cikarang saat kondisi sedang padat. Pelaku berdiri di sampingnya dengan arah berlawanan.

Tapi tiba-tiba pelaku memutar balik badannya dan pindah ke belakang korban.

Awalnya pelaku menempelkan tasnya ke bagian belakang korban.

Baca juga: Penumpang KRL Kini Wajib Pakai Baju Lengan Panjang, Memangnya Efektif?

Akan tetapi berlanjut dengan mengeluarkan alat kelaminnya dan menggesekkan ke pantat korban.

Korban refleks menendang, pengguna KRL lainnya sempat memaki-maki pelaku dan petugas mendatangi mereka.

Lalu ketika di pos keamanan, pelaku tidak mengakui perbuatannya. Karena dinilai tidak ada bukti kuat, petugas tidak membuat laporan.

Baca juga: Viral Polsuska Turunkan Paksa Diduga Anak Punk dengan Pistol, Ini Penjelasan PT KAI

Tanggapan KRL

VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba menegaskan, pihaknya telah bertemu dan secara langsung menyampaikan permohonan maaf kepada pengguna yang mengalami pelecehan di KRL KA 1452 tujuan Cikarang pada Jumat (4/6/2021) tersebut.

"Pertemuan lanjutan dengan korban berlangsung di Stasiun Jatinegara pada Sabtu (5/6/2021) pukul 19.00 WIB," ujarnya sebagaimana rilis yang diterima Kompas.com, Minggu (6/6/2021).

Dia menyampaikan, saat itu terduga pelaku tidak mengakui perbuatannya, namun KAI Commuter telah melakukan pendataan lengkap.

"Selain terduga korban dan pelaku, ketika itu tidak ada pengguna KRL lain yang ikut melapor sebagai saksi," tuturnya.

Baca juga: Naik KA Jarak Jauh Kini Tak Diberi Face Shield, Apa Gantinya? Simak Penjelasan PT KAI


Terkait adanya balasan yang kurang pantas dari akun Twitter @Commuterline, pihak KAI Commuter telah menindak tegas admin yang membalas twit tersebut.

"Atas kesalahan tersebut, KAI Commuter langsung mencabut akses operator akun yang menulis balasan tersebut. Selanjutnya akan ada proses lebih lanjut dan sanksi kepada yang bersangkutan," kata dia.

Selain itu pihaknya juga memohon maaf atas kesalahan respons melalui akun twitter resmi @commuterline yang membalas twit rekan korban tersebut.

Terkait laporan korban, pihak korban menyampaikan akan segera melaporkan kejadian yang dialaminya ke pihak kepolisian.

"KAI Commuter telah menyampaikan sejumlah dukungan data yang diperlukan korban untuk meneruskan laporan, dan selanjutnya juga akan mendampingi proses laporan ke polisi," imbuhnya.

Baca juga: 6 Hal yang Perlu Diketahui soal KRL Jogja-Solo, dari Jadwal hingga Cara Pembayaran

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 33 Kereta Api yang Tidak Mensyaratkan GeNose atau Rapid Test Antigen

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi