Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembelajaran Tatap Muka Buka Juli, Pengamat: Pertimbangkan Keselamatan Anak

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI
Seorang guru memberikan materi saat simulasi pembelajaran tatap muka di SD Cimahi Mandiri 2, Cimahi, Jawa Barat, Senin (24/5/2021). Pemerintah Kota Cimahi menggelar simulasi pembelajaran tatap muka di 27 PAUD/TK, 102 SD dan 38 SMP sebagai persiapan pelaksanaan pembelajaran tatap muka pada 19 Juli 2021 mendatang. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/hp.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 telah memberi banyak dampak pada kehidupan, termasuk di bidang pendidikan.

Pembelajaran tatap muka di sekolah dan perguruan tinggi dihentikan dan diganti daring

Lebih dari satu tahun, para siswa menjalani metode pembelajaran jarak jauh (PJJ) karena risiko penularan Covid-19 di sekolah.

Terbaru, Kemendikbud berencana membuka lagi pembelajaran tatap muka (PTM) Juli mendatang.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

 

Rencana ini pun kemudian banyak mendatangkan pro dan kontra di tengah masyarakat.

Publik masih khawatir akan lonjakan kasus Covid-19 yang masih belum reda.

Baca juga: Sekolah Tatap Muka Dimulai Juli 2021, Ini Skema dan Panduan Lengkapnya

Aspek keselamatan harus dipertimbangkan

Pemerhati dan pengamat pendidikan Satria Dharma berpendapat, keamanan semua pihak harus menjadi prioritas utama dalam pengambilan kebijakan di tengah situasi pandemi.

Oleh karena itu, saran dan pertimbangan dari pihak berwenang berkaitan dengan aspek kesehatan, harus menjadi patokan utama

"Kita berhadapan dengan masalah keamanan jiwa dan keselamatan anak beserta seluruh stake holder pendididkan. Saya rasa sebaiknya hal ini didiskusikan dan diperhitungkan dengan matang bersama IDI dan IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia)," kata Dharma saat dihubungi Kompas.com, Minggu (6/6/2021).

"Mereka yang harus lebih didengarkan dan dipatuhi sarannya ketimbang persoalan akademis atau pun psikologis anak," lanjut dia.

Baca juga: Soal Rencana Pembukaan Sekolah Tatap Muka Juli 2021, Ini Kata IDAI

Terlepas dari kesulitan yang dialami sejumlah pihak terkait pelaksanan PJJ, Dharma menganggap hal itu sebagai harga yang memang harus dibayar atas situasi tidak mudah yang ada sekarang.

"Kita sekarang dalam masa darurat dan belum usai masanya. Kita tidak bisa bersikap seolah kita sudah lepas dari pandemi ini," ujar mantan Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) itu.

Sebut saja jaringan internet dan kepemilikan gawai yang belum merata, tugas dari guru yang terlalu banyak, anak-anak yang lebih banyak menggunakan waktunya untuk bermain, dan lain sebagainya.

"Tentu saja ada harga yang harus kita bayar untuk itu. Kita tidak boleh bersikap egois (memulai PTM), karena taruhannya adalah keselamatan jiwa anak, keluarganya, dan gurunya," ungkap dia.

Sekali lagi, ia meminta seluruh pihak untuk mendengarkan dan mengikuti saran dari pihak yang lebih oaham akan risiko pandemi ini.

"Apa pun saran dari IDI dan IDAI harus kita patuhi dan laksanakan dengan penuh kesadaran dan disiplin," pungkas pelopor gerakan literasi asal Surabaya itu.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi