Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ledakan Kasus Covid-19 di Kudus dan Bangkalan, Penyebab dan Respons Pemerintah

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/YUSUF NUGROHO
Tim Gugus Tugas Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 mengusung jenazah pasien positif COVID-19 di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Bakalankrapyak, Kudus, Jawa Tengah, Kamis (27/5/2021). ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/aww.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Lonjakan kasus Covid-19 di Kudus, Jawa Tengah, dan Bangkalan, Madura, Jawa Timur, menyedot perhatian publik.

Dari data Satgas Penanganan Covid-19, jumlah kasus positif Covid-19 di Kudus melonjak hingga mencapai 30 kali lipat dalam waktu sepekan.

Adapun lonjakan kasus di Bangkalan, menyebabkan Jembatan Suramadu disekat mulai Minggu (6/6/2021), guna mencegah penularan meluas ke wilayah sekitar, khususnya Surabaya.

Baca juga: Kenaikan Kasus Covid-19 di Kudus dan Bangkalan, Menkes Paparkan Penyebabnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pemerintah pusat telah menyadari adanya eskalasi situasi Covid-19 yang terjadi di Kudus dan Bangkalan.

"Khususnya Kudus, yang sebelumnya rumah sakitnya hanya terisi sekitar 40-an, kemudian dalam satu setengah minggu terakhir naik cukup tinggi sampai sekitar 350-an," kata Budi, dalam konferensi pers yang disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Senin (7/6/2021).

"Demikian juga di Bangkalan, yang tadinya tempat tidur isolasinya terisi pasien sekitar 10-an, sekarang juga dalam satu setengah minggu naik ke angka 70 sampai 80-an," kata Budi melanjutkan.

Dugaan penyebab: klaster ziarah dan pekerja migran

Budi mengatakan, tingginya kenaikan kasus di kedua daerah tersebut disebabkan karena peningkatan kasus secara spesifik pada dua klaster yang ada di Kudus dan Bangkalan.

Menurut Budi, kasus Covid-19 di Kudus meningkat sebab daerah di pantura timur itu menjadi lokasi ziarah. Sementara di Bangkalan, banyak warga setempat yang menjadi buruh migran baru saja pulang kampung. 

"Karena memang Kudus adalah daerah ziarah, sedangkan di Madura banyak pekerja migran Indonesia yang pulang dari negara tetangga," kata Budi.

Baca juga: Lonjakan Kasus Covid-19 di Kudus dan Bangkalan, Ini 3 Langkah Penanganan Pemerintah

Antisipasi pemerintah

Budi mengatakan, pemerintah telah mengambil sejumlah langkah strategis untuk merespons situasi di Kudus dan Bangkalan.

"Yang paling penting, karena ini urusannya dengan nyawa, kami mengurai tekanan, beban, yang ada di rumah sakit," ujar Budi.

Pengurangan beban rumah sakit dilakukan dengan cara merujuk pasien-pasien berstatus berat dan sedang yang ada di kedua wilayah itu ke kota terdekat.

"Untuk Kudus ke Semarang, untuk Bangkalan ke Surabaya," kata Budi.

Dia menambahkan, kapasitas rumah sakit di Semarang dan Surabaya masih memadai untuk menampung pasien-pasien rujukan dari Kudus dan Bangkalan.

Baca juga: Menkes: Lebih dari 300 Tenaga Kesehatan di Kudus Terpapar Covid-19

Bantuan tenaga kesehatan

Budi mengatakan, upaya mengurai beban rumah sakit juga dilakukan dengan mengirimkan bantuan personel tenaga kesehatan, meliputi dokter dan perawat.

Dia menyebutkan, pengiriman bantun itu dilakukan karena banyak nakes di Kudus dan Bangkalan yang telah terpapar Covid-19.

Budi menambahkan, sejauh ini tercatat ada sekitar 300 tenaga kesehatan di Kudus yang telah terpapar Covid-19.

Namun, berkat vaksinasi Covid-19 yang telah diberikan, para tenaga kesehatan itu masih dalam keadaan baik.

"Termasuk satu orang dokter spesialis yang usianya 70 tahun, yang juga terpapar. Alhamdulillah kondisinya juga baik," kata Budi.

50.000 dosis vaksin

Upaya untuk meredakan ekalasi situasi Covid-19 di Kudus dan Bangkalan juga dilakukan dengan mengirimkan suplai vaksin Covid-19.

Budi mengatakan, sebanyak 50.000 dosis vaksin telah dikirimkan ke Kudus. Suplai dalam jumlah sama rencananya juga akan dikirimkan ke Bangkalan.

Menurut Budi, suplai vaksin itu diharapkan bisa segera didistribusikan, sehingga menekan laju penularan Covid-19.

Baca juga: Menilik Ledakan Kasus Covid-19 di Kudus hingga Pemerintah Pusat Turun Tangan...

Imbauan untuk masyarakat

Berkaca dari situasi Covid-19 di Kudus dan Bangkalan, Budi mengimbau semua Kepala Daerah untuk memastikan protokol kesehatan diterapkan secara disiplin di daerah masing-masing.

"Memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, itu harus diperketat dan harus juga dijelaskan dengan baik," kata Budi.

Selain itu, Budi juga meminta agar testing Covid-19 dilakukan dengan disiplin, dan hasilnya dilaporkan secara lengkap.

"Tolong dilaporkan secara lengkap. Dengan demikian, kita bisa melakukan langkah antisipasi, kalau kita temui ada yang terkena," ujar Budi.

Baca juga: Aturan Sekolah Tatap Muka Dibuka Juli: Jumlah Murid, Jadwal, dan Durasi Pelajaran

Budi juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menolak tracing atau pelacakan kontak orang yang terpapar Covid-19.

"Kalau misalnya Anda terkena enggak usah khawatir, enggak usah takut. Tidak usah khawatir. Kami tanyakan (tracing) supaya bisa mengurangi laju penularan," kata Budi.

Kemudian, bagi masyarakat yang terbukti positif Covid-19, Budi mengimbau untuk tidak panik, melainkan harus disiplin menjalani isolasi mandiri.

"Karena bapak-ibu, penyakit ini 80 persen sembuh sendiri. Tapi membutuhkan tempat isolasi supaya tidak menularkan. Karena musuhnya adalah penularan," ujar Budi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi