Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Badak Putih Utara, Satwa yang Disebut Punah, Sisa 2 Ekor di Dunia

Baca di App
Lihat Foto
Daily Nation/NATION MEDIA GROUP
Inilah Sudan, badak putih utara jantan terakhir di dunia. Senin (19/3/2018), tim konservasi Kenya mengonfirmasi Sudan mati akibat komplikasi penyakit yang diderita.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Badak Putih Utara ramai menjadi perbincangan warganet di media sosial.

Hewan langka ini disebut telah punah.

"Badak Putih Utara, Punah! Bertahan selama 55 juta tahun di Bumi, saksi dari perubahan bumi, merasakan seleksi alam yang hebat, namun tak dapat bertahan dari ganasnya Manusia. Selanjutnya hewan apa yang punah atas ganasnya manusia? Komodo? Harimau Sumatera? Gila memang." tulis akun Twitter @SlemanYouthCrew.

Sampai pada Selasa (8/6/2021) pukul 19.00 WIB, unggahan itu mendapat 5,9 ribu retweet dan 12,3 ribu like.

Baca juga: Bertambah Dua Ekor, Bagaimana Kondisi Konservasi Badak Jawa di Ujung Kulon?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal badak putih utara

Melansir National Geographic, badak putih memiliki nama ilmiah Ceratotherium simum.

Hewan mamalia ini merupakan pemakan tumbuhan atau herbivora.

Berat badak putih antara 1,6 sampai 4 ton.

Sebenarnya, baik badak putih maupun badak hitam memiliki warna yang sama, yaitu abu-abu.

Perbedaannya ada pada bentuk bibir mereka. adak hitam memiliki bibir atas yang runcing, sedangkan badak putih memiliki bibir persegi.

Akibat bentuk bibirnya, badak putih lebih sering mendapat sumber makanan dari rerumputan.

Saat mencari makan, ia akan berjalan dengan kepala besar dan bibir perseginya diturunkan ke tanah.

Badak putih hidup berkelompok di dataran berumput Afrika.

Betina badak putih bereproduksi hanya setiap 2,5 sampai 5 tahun sekali.

Berbeda dengan badak lainnya, badak putih memiliki dua cula.

Tanduk badak tumbuh sebanyak tiga inci dalam setahun.

Betina menggunakan tanduk mereka untuk melindungi anak-anak mereka, sementara jantan menggunakannya untuk melawan penyerang.

Baca juga: Satwa yang Muncul Kembali Setelah Sekian Lama Dianggap Punah

Diburu dan diperdagangkan secara ilegal

Cula badak kerap diburu dan diperdagangkan secara ilegal. Hal ini menjadi awal dari kepunahan badak putih tersebut.

Culanya digunakan untuk obat-obatan di China, Taiwan, Hong Kong, dan Singapura.

Sementara, di Afrika Utara dan Timur Tengah cula badak sering digunakan sebagai pegangan belati hias.

Penggunaan komersial serta krisis lingkungan hidup, membuat keberadaan badak semakin terancam.

Pada 2018, hanya tersisa badak putih utara di dunia. Dua betina dan satu jantan.

Namun, badak jantan yang diberi nama Sudan mati di usia yang ke-45. Ia mati karena tua.

Badak putih utara pun dinyatakan punah di tahun itu.

Kematian Sudan menjadi penegas bahwa badak putih utara punah.

Foto pria dan badak yang beredar di media sosial merupakan foto Joseph Wachira bersama Sudan. Ia adalah salah satu penjaga yang berdedikasi.

Wachira berada di sisi Sudan di saat-saat terakhirnya.

Momen ini diabadikan oleh fotografer Ami Vitale dan dipublikasikan National Geographic.

Baca juga: Trenggiling Terancam Punah, Pentingnya Edukasi dan Rehabilitasi

Upaya penyelamatan dari kepunahan

Dua badak putih utara yang tersisa bernama Najin dan Fatu. Mereka kini hidup di Konservasi Ol Pejeta di Laikipia di Kenya, Afrika.

Melansir Africa News, (24/2/2021), para ilmuwan di seluruh dunia kini sedang mencari cara agar bisa memulihkan status punah dari badak putih utara.

Caranya adalah dengan menggunakan telur yang dipanen oleh dua betina dan sperma yang dikumpulkan dari kulit putih utara jantan yang disimpan sebelum mereka mati.

Embrio akan dibuahi secara artifisial dan kemudian ditanamkan ke badak putih selatan pengganti.

"Dalam hal mendapatkan telur yang ditanamkan kembali ke badak putih selatan pengganti untuk membuat kehamilan badak putih utara, kami masih jauh dari mampu melakukan itu," kata Richard Vigne, Direktur Manajer Konservasi Ol Pejeta.

Tahun 2020, tiga embrio berhasil dibuat. Sayangnya, pandemi virus corona menyebabkan penundaan.

Sementara itu, kedua badak sudah semakin tua. Najin sekarang berusia 32 tahun dan telurnya mungkin akan tidak lagi layak. Sementara, Fatu berusia 21 tahun.

Namun, harapan masih ada untuk memulihkan status kepunahan badak putih utara.

Baca juga: 5 Satwa Langka Indonesia Ini Terancam Punah, Ternyata Ini Penyebabnya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi