Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elon Musk Mengaku sebagai Orang dengan Asperger, Apa Itu Sindrom Asperger?

Baca di App
Lihat Foto
AFP/Getty Images VIA CNBC
CEO Tesla Elon Musk.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com – Bos Tesla dan SpaceX, Elon Musk, menyatakan bahwa ia menderita sindrom Asperger.

Hal itu disampaikan Musk beberapa waktu lalu pada acara komedi AS, Saturday Live.

Mengutip BBC, pria berusia 49 tahun tersebut mengungkapkan, dia adalah penderita Asperger pertama yang tampil pada program tersebut.

Pasalnya, acara itu telah ada sejak tahun 1970-an dan telah menampilkan sejumlah selebritas terkenal sejak didirikan.

“Saya tidak selalu memiliki banyak intonasi atau variasi dalam cara saya berbicara yang bisa menjadi lelucon hebat,” candanya dalam monolog pembukaan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Elon Musk Bagikan Video Monyet yang Otaknya Ditanam Chip Tengah Bermain Game

“Saya benar-benar membuat sejarah malam ini sebagai orang pertama dengan Asperger yang menjadi host SNL,” ujar Elon Musk.

Meski demikian, klaim sebagai orang pertama dengan Asperger yang tampil di SNL dibantah oleh sejumlah netizen.

“Dengar, aku tahu terkadang aku mengatakan atau mem-posting hal-hal aneh, tapi begitulah cara kerja otakku,” ujar Musk.

Apa itu Sindrom Asperger?

Sindrom Asperger merupakan kondisi yang dialami seseorang seumur hidup dan akan memengaruhi orang dalam berbagai cara.

Mereka yang mengalami sindrom ini mungkin akan mengalami kesulitan menafsirkan bahasa verbal dan non-verbal. Terkadang, memerlukan lebih banyak waktu dalam memproses informasi.

Melansir MedpageToday, Sindrom Asperger masih bagian dari spektrum autisme, sekelompok gangguan yang memengaruhi keterampilan sosial dan komunikasi

Tidak seperti pada penderita autisme umumnya, mereka dengan sindrom Asperger tidak mengalami keterlambatan bahasa sejak dini.

Umumnya, mereka memiliki kemampuan bahasa yang berkembang baik dan kecerdasan normal hingga di atas rata-rata.

Akan tetapi, kemungkinan penderita Asperger akan menggunakan pola bicara yang tidak biasa dan mengalami kesulitan untuk memahami ironi, humor, sarkas, atau gerak tubuh, dan isyarat sosial yang penting dalam percakapan normal.

Mereka yang mengalami sindrom Asperger seringkali memiliki minat obsesif pada satu topik atau objek.

Mereka juga sering menggunakan kosa kata tingkat tinggi dan statistik kompleks dalam percakapannya.

Anak dengan sindrom Asperger mungkin memiliki keterampilan motorik yang tertunda sehingga ia akan terlihat kikuk dibanding teman sebayanya.

Apa saja gejala Sindrom Asperger?

Mereka yang mengalami Sindrom Asperger umumnya menunjukkan interaksi sosial yang buruk, obsesi, dan pola bicara aneh, ekspresi wajah terbatas, serta tingkah laku tak biasa lainnya.

Berikut ini sejumlah gejala Sindrom Asperger dikutip dari Nation Wide Childrens:

  • Interaksi sosial yang tidak biasa atau minimal
  • Percakapan yang hampir selalu berkisar pada diri mereka sendiri atau topik tertentu, daripada yang lain
  • Tidak memahami emosi dengan baik atau memiliki ekspresi wajah yang lebih sedikit daripada yang lain
  • Ucapan yang terdengar tidak biasa seperti datar, bernada tinggi, tenang, keras, atau robot
  • Tidak menggunakan atau memahami komunikasi nonverbal, seperti gerak tubuh, bahasa tubuh, dan ekspresi wajah
  • Obsesi yang intens dengan satu atau dua subjek yang spesifik dan sempit
  • Menjadi marah pada setiap perubahan kecil dalam rutinitas
  • Menghafal informasi dan fakta yang disukai dengan mudah
  • Gerakan canggung dan tidak terkoordinasi, termasuk kesulitan dengan tulisan tangan
  • Tidak memahami perasaan atau perspektif orang lain
  • Hipersensitif terhadap cahaya, suara, dan tekstur

Bagaimana tahu seseorang mengalami sindrom Asperger?

Dikutip dari WebMD, untuk melakukan diagnosis kondisi Sindrom Asperger perlu mendatangi para ahli kesehatan mental seperti psikolog, ahli saraf anak, dokter perkembangan anak, dan psikiater.

Para ahli ini mungkin akan memberikan sejumlah pertanyaan untuk melakukan diagnosis, misalnya:

  • Gejala apa yang dimiliki dan kapan pertama kali terlihat?
  • Kapan anak pertama kali belajar bicara dan bagaimana mereka berkomunikasi?
  • Apakah mereka fokus pada mata pelajaran atau kegiatan apa pun?
  • Apakah mereka memiliki teman dan bagaimana interaksi dengan orang lain?
  • Selanjutnya akan diamati bagaimana mereka berkomunikasi dan berperilaku.

Untuk mengatasi kondisi ini, dapat dilakukan sejumlah terapi seperti pengobatan, pelatihan keterampilan sosial, terapi wicara, terapi perilaku kognitif, dan pembekalan kepada orangtua.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Elon Musk

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi