Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Evakuasi Kapal "Hantu" Berjalan Dramatis, 31 Petugas Mandi Lumpur 1,5 Meter

Baca di App
Lihat Foto
Dokumen Polairud Polda Kepulauan Bangka Belitung.
Momen saat kapal hantu meninggalkan hutan bakau di OKI Sumsel, Jumat (11/6/2021) malam.

KOMPAS.com - Upaya evakuasi kapal "hantu" yang ditembaki helikopter polisi di hutan bakau Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, berlangsung dramatis.

Puluhan petugas dari beberapa institusi dan satuan bermandi lumpur setinggi 1,5 meter demi mengeluarkan kapal misterius itu.

akhirnya bisa dievakuasi hingga ditarik ke tengah laut, Jumat (11/6/2021).

Proses evakuasi kapal tanpa nama yang diduga mengangkut barang ilegal dari Bangka Belitung itu berjalan selama empat hari.

Sebelumnya, proses evakuasi terkendala medan yang ekstrem. Salah satu penyebabnya adalah kapal tersebut dikelilingi lumpur setebal 1,5 meter.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Petugas harus bekerja ekstra keras karena kondisi medan cukup menyulitkan," kata Kepala Bidang Humas Polda Kepulauan Bangka Belitung Kombes Maladi, Jumat.

Baca juga: Kapal “Hantu” Terjebak di Hutan Bakau Berlumpur, Begini Cara Petugas Mengevakuasinya

Untuk menghadapi kendala medan ekstrem tersebut, 31 petugas dari berbagai institusi dan unit diterjunkan. Mereka antara lain 15 orang dari Ditpolair, 6 orang dari Den Gegana Satbrimobda, dan 10 orang BKO kapal Mabes Polri. mereka terpaksa mandi lumpur untuk menarik kapal tersebut ke tengah laut.

Akhirnya kapal "hantu" itu bisa dikeluarkan dan dibawa ke tengah laut.

"Alhamdulillah, berhasil dikeluarkan," kata Kepala Bidang Humas Polda Kepulauan Bangka Belitung, Kombes Maladi, ketika dikonfirmasi, Sabtu (12/6/2021).

Petugas fokus memutar haluan kapal agar menghadap pantai.

Upaya ini dilakukan dengan mengikat haluan kapal dengan tali, kemudian ditarik beramai-ramai.

Menjelang sore, haluan kapal berhasil ditarik dan seluruh badan kapal ditempatkan di parit yang digali sehari sebelumnya.

Pada pukul 21.00 WIB, pair mulai digenangi air laut.

Kapal pun kemudian ditarik menggunakan kapal lain yang telah menunggu di pingir pantai.

Setelah proses evakuasi berhasil, petugas kemudian menyelidiki kapal dengan enam mesin tempel itu. Kapal itu selanjutnya dibawa ke Dermaga Air Anyir Bangka.

Angkut jeriken kosong

Berdasarkan pemeriksaan sementara, petugas mendapati bahwa kapal hantu itu mengangkut sekitar 33 jeriken kosong.

"Diduga jeriken itu digunakan untuk penampungan bahan bakar," kata Maladi.

Aparat kini sedang mengejar satu nakhoda dan tiga awak kapal.

Sebelumnya diberitakan, helikopter polisi mengejar sebuah kapal "hantu" atau kapal tanpa nama di laut Bangka Belitung, Sabtu (5/6/2021). Kapal itu melaju dengan kecepatan tinggi dan diduga memuat barang-barang ilegal.

Kapal tersebut melaju dari Pulau Nangka, Bangka Tengah hingga masuk ke perairan Sumatera Selatan.

Polisi mencoba menembak bagian mesin, tapi meleset.

Baca juga: Evakuasi Kapal Hantu Butuh 4 Hari dan 31 Petugas dari Mabes Polri, Ditpolair, dan Den Gegana

Kapal tersebut bermanuver dan melaju lebih kencang.

Kapal terus melaju hingga memasuki hutan bakau di Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.

Saat polisi menemukan kapal itu, nakhoda dan awaknya kabur meninggalkan lokasi.

Polisi sempat melihat awak kapal membuang sebuah benda ke laut saat pengejaran.

Namun, benda misterius itu belum ditemukan. (Penulis Kontributor Pangkalpinang, Heru Dahnur | Editor Khairina)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Editor: Farid Assifa
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi