Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Perempuan Lebih Sering Mengalami Rambut Rontok?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi rambut rontok
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Viral sebuah twit yang menyebutkan banyaknya rambut rontok yang ditemukan ketika membersihkan kamar perempuan.

Akun Twitter @sellpiimrslna, menuliskan, saat membersihkan kamar perempuan, ditemukan 10 persen debu dan 90 persen rambut rontok.

Unggahan itu disukai lebih dari 12.700 kali dan dibagikan ulang lebih dari 3.100 kali.

Di kolom komentar, sejumlah pengguna Twitter menyatakan setuju dengan hal itu. Menurut mereka, rambut rontok sering dialami perempuan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Viral, Unggahan Rambut Keriting Sering Dipotong Disebut Bisa Bikin Rambut Jadi Lurus, Ini Penjelasan Dokter

Benarkah demikian?

Dosen Fakulter Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman, yang juga dokter spesialis kulit di RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo Purwokerto, dr. Ismiralda Oke Putranti, Sp.KK, menjelaskan, banyak hal yang bisa menyebabkan rambut rontok.

"Rambut rontok banyak sebabnya. Mulai dari faktor genetik, infeksi, autoimun, dan gangguan metabolik, stres, keganasan, dan lain-lain," ujar Oke kepada Kompas.com, Sabtu (12/6/2021).

Dia mengungkapkan, kerontokan rambut bahkan bisa membuat kepala menjadi botak, seperti pada alopesia androgenik yang terkait genetik dan berhubungan dengan hormon.

Selain itu kebotakan juga bisa terjadi pada penderita autoimun seperti alopesia areata, infeksi jamur dan bakteri (pada penyakit sifilis), gangguan psikologis pada trikotilomania, serta pada penderita kanker yang mendapatkan kemoterapi.

Oke mengatakan, rambut dapat rontok setiap hari.

Baca juga: Ingin Rambut Hitam Berkilau? Cobalah Keramas Menggunakan Kopi Wangi

Akan tetapi, normalnya 100-200 helai per hari dan sifatnya acak. Jika lebih dari itu, maka tidak normal.

"Kalau kita lakukan tes tarikan rambut pada suatu lokasi dan tercabutnya cukup banyak, nah itu merupakan tanda terjadinya kerontokan rambut yang abnormal," kata Oke.

Kerontokan yang umumnya terjadi adalah telogen effluvium, yaitu kerontokan yang terjadi terutama akibat terjadi stres berat, baik fisik maupun psikis.

Dia mencontohkan, kerontokan itu seperti pada orang yang demam tinggi, pasca operasi besar, stres akibat pandemi sehingga kehilangan pekerjaan, dan sebagainya.

Apakah perempuan memang lebih sering mengalami kerontokan?

Menurut Oke, perempuan relatif lebih sering mengalami kerontokan rambut. Penyebabnya bisa beragam.

Misalnya, banyak yang memiliki rambut panjang sehingga suka dikuncir atau dikepang. Tarikan pada rambut yang terlalu kuat bisa menyebabkan rontok.

Faktor lainnya, hormonal, bisa dipicu karena menstruasi. 

Lalu, menggunakan penutup kepala dalam jangka waktu lama (contoh hijab) akan membuat kulit kepala pengap dan lembab, sehingga folikel rambut lebih lebar serta akar rambut akan terlepas.

"Terlalu sering manipulasi bahan kimia pada rambut (cat rambut, hairdryer, catok) akan merusak rambut," kata Oke.

Baca juga: Intip 5 Makanan yang Bisa Menyuburkan Rambut

Bagaimana cara mengatasi kerontokan?

Oke mengatakan, pada prinsipnya harus dipastikan dulu apa penyebabnya sehingga diharapkan kerontokan tidak berulang.

"Jadi pastikan untuk berkonsultasi ke Sp.KK atau Sp.DV terdekat," ujar Oke.

Dia menyebutkan, untuk membantu mengurangi kerontokan, berikut beberapa hal yang bisa dilakukan:

  1. Mengurangi tarikan pada rambut (ikat rambut, kepang, dan lainnya)
  2. Menggunakan produk-produk perawatan rambut yang sesuai
  3. Hindari penggunaan hairdryer/catok dalam kondisi rambut masih sangat basah
  4. Makan makanan yang mengandung zinc dan selenium
  5. Gunakan vitamin rambut atau hair tonic bila diperlukan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi