Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teka-teki Haji 2021 dari Arab Saudi Terjawab, Apa Langkah Kemenag Selanjutnya?

Baca di App
Lihat Foto
AFP/STR
Umat Muslim mengitari Ka'bah saat melakukan tawaf ibadah haji dengan penerapan protokol kesehatan di Masjidil Haram, Kota Mekah, Arab Saudi, Minggu (2/8/2020). Pelaksanaan haji yang istimewa tahun ini di tengah pandemi Covid-19 hanya diikuti sekitar 1.000 jemaah, dengan protokol kesehatan yang ketat.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Teka-teki mengenai pelaksanaan ibadah haji 2021 yang diselenggarakan oleh Arab Saudi akhirnya terjawab.

Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi mengumumkan, pendaftaran ibadah haji 2021 hanya dilakukan bagi penduduk Arab Saudi dan ekspatriat yang bermukim di Arab Saudi dengan kuota sebanyak 60.000 jemaah.

Adapun nformasi tersebut sebagaimana disampaikan dalam akun resmi kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi @HajMinistry, Sabtu (12/6/2021).

"Jumlah total peziarah tahun ini adalah 60.000 peziarah, untuk warga mukim dan warga negara di dalam kerajaan," tulis @HajMinistry.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, apa langkah Kementerian Agama (Kemenag) selanjutnya?

Baca juga: Keputusan Arab Saudi: Kuota Haji 2021 untuk 60.000 Orang, Siapa Saja?

Persiapan haji 2022

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, Kemenag akan langsung berfokus pada persiapan penyelenggaraan haji 1443 H/2022.

"Kita sekarang akan fokus pada persiapan penyelenggaraan haji 1443 H," kata Yaqut dikutip dari Antara, Sabtu (12/6/2021).

Pemerintah Indonesia, lanjutnya, juga akan secara aktif dan lebih dini melakukan komunikasi dengan Pemerintah Saudi untuk mempersiapkan pelaksanaan haji jika 2022 ibadah haji dibuka kembali.

Pada kesempatan ini, Yaqut juga mengapresiasi Kerajaan Arab Saudi yang akhirnya menyampaikan keputusan resmi terkait penyelenggaraan haji 2021.

Keputusan ini menjadi pedoman yang jelas bagi umat Muslim seluruh dunia, tidak hanya Indonesia, dalam konteks penyelenggaraan haji 1442 H.

"Keputusan ini menunjukkan Saudi menomorsatukan aspek keselamatan dan kesehatan jiwa jemaah. Dengan pembatasan ini, maka protokol kesehatan akan tetap bisa berjalan dengan baik sekaligus mengantisipasi potensi penularan wabah dengan jumlah yang masif," kata Yaqut.

Baca juga: Haji 2021 Batal, Bagaimana dengan Antrean dan Dana Jemaah?

Mengakhiri polemik

Menag berharap, keputusan ini dapat mengakhiri polemik atau munculnya informasi hoaks selepas pengumuman pembatalan keberangkatan jamaah haji Indonesia pada 3 Juni lalu.

"Keputusan Saudi senapas dengan semangat Indonesia yang ingin menjaga keselamatan jemaah. Diharapkan masyarakat untuk patuh menjaga protokol kesehatan agar Covid-19 segera tertangani sehingga jika tahun depan haji bisa dilaksanakan lagi kita sudah siap," ujar dia.

Dia pun mengajak semua pihak untuk mengambil hikmah dari peristiwa ini. Calon jemaah haji diharapkan tetap bersabar dan tawakal.

"Mari sama-sama berdoa semoga pandemi segera berlalu. Ibadah haji tahun depan bisa berjalan dengan normal dan tenang kembali. Innallaha ma'ana," ujar Yaqut.

Keputusan dari Arab Saudi itu diambil dengan mempertimbangkan perkembangan pandemi virus corona yang muncul di seluruh dunia serta munculnya varian virus baru.

Sebagaimana dilansir dari Arab News, pengumuman Arab Saudi mengenai pembatasan ibadah haji 2021 tersebut menekankan bahwa mereka yang akan berhaji harus bebas dari penyakit kronis apa pun.

Baca juga: Keputusan Arab Saudi: Kuota Haji 2021 untuk 60.000 Orang, Siapa Saja?

Mementingkan keselamatan

Selain itu, juga harus berusia antara 18 hingga 65 tahun, dan telah divaksinasi virus corona sesuai langkah vaksinasi yang diterapkan kerajaan.

Jemaah harus sudah dilakukan imunisasi lengkap, atau mereka yang yang telah mengambil satu dosis vaksin setidaknya 14 hari sebelumnya, atau mereka yang divaksin setelah sembuh dari infeksi virus.

"Kementerian Haji dan Umrah menegaskan bahwa pemerintah Kerajaan Arab Saudi selalu mementingkan keselamatan, kesehatan, dan keamanan jemaah, dan menempatkan ini di garis depan prioritasnya, sesuai dengan tujuan Syariah Islam," tulis pernyataan Kementerian dikutip dari Skynews Arabia.

Arab Saudi juga menegaskan, pihaknya selalu memonitor perkembangan virus corona beserta variannya di seluruh dunia.

Selain itu, mereka juga selalu berkoordinasi dengan otoritas terkait di berbagai negara lain serta selalu memantau perkembangan yang disampaikan oleh WHO.

Ibadah haji sendiri akan dimulai bagi warga mukim dan penduduk Arab Saudi pada Juli mendatang.

Baca juga: Arab Saudi Umumkan Pelaksanaan Ibadah Haji 2021, Ini Perinciannya...

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi