Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dugaan Penyebab Christian Eriksen Kolaps Saat Denmark Vs Finlandia di Euro 2020

Baca di App
Lihat Foto
AFP/WOLFGANG RATTAY
Para pemain Denmark saling menjaga saat paramedis merawat gelandang Christian Eriksen (tidak terlihat) dalam laga Grup B UEFA Euro 2020 antara Denmark dan Finlandia di Stadion Parken di Kopenhagen pada 12 Juni 2021.
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Gelandang timnas Denmark Christian Eriksen ambruk di lapangan pada Sabtu (12/6/2021), dalam laga Denmark melawan Firlandia pada perhelatan sepak bola akbar, Euro 2021.

Sebuah rekaman ambruknya Eriksen di Stadion Parken Kopenhagen yang kemudian mendapatkan bantuan tekanan di dadanya terlihat sangat mengejutkan.

Pemain klub Inter Milan tersebut telah dilarikan ke rumah sakit, dan berhasil dalam kondisi stabil malam harinya.

Baca juga: Penjelasan Dokter Timnas Denmark soal Momen Kolaps Christian Eriksen

Melansir Independent, belum diketahui apa yang menyebabkan Eriksen ambruk dan jantungnya seolah berhenti. Namun, kejadian seperti ini bukan pertama kalinya terjadi di ranah sepak bola.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak ditemui kasus orang-orang bugar dan rajin olahraga mengalami henti jantung atau terkena serangan jantung.

Dugaan penyebab

Konsultan elektrofisiologi jantung di Norfolk and Norwich Hospitals Trust Dr Richard Till yang mengkhususkan diri dalam penyakit jantung memberikan penjelasan.

Menurut dia, yang dialami Christian Eriksen jarang terjadi. Beruntung, tindakan cardio pulmonary resuscitation (CPR) cepat yang diterima di lapangan, membantu menyelamatkan nyawa pemain.

Richard menyampaikan, henti jantung mendadak tidak sama dengan serangan jantung yang dipicu oleh penyakit jantung koroner yang mendasarinya.

Dalam keadaan ini, timbunan lemak menyumbat arteri ke jantung yang menyebabkan otot mati, yang dapat menghentikan detak jantung.

“Sangat tidak mungkin menjadi penyebab dalam kasusnya. Yang lebih mungkin adalah dia memiliki kondisi bawaan yang belum diketahui sampai sekarang,” ujar dia. 

Baca juga: Kronologi Christian Eriksen Kolaps Saat Denmark Vs Finlandia di Euro 2020

Kardiomiopati hipertrofik

Pihaknya menambahkan, penyebab lain dari henti jantung mendadak dapat mencakup kondisi yang dikenal sebagai kardiomiopati hipertrofik.

Kondisi ini dapat menyebabkan otot jantung menebal dan membuatnya lebih sulit untuk memompa darah.

Selain itu, menutut dia, terdapat kemungkinan bahwa Eriksen memiliki infeksi virus yang menyebabkan miokarditis, radang otot jantung.

Penyebab lain dari serangan jantung dapat dikaitkan dengan kesalahan listrik pada sinyal yang memicu berbagai bagian jantung untuk memompa darah.

Hal ini bisa menyebabkan ritme yang tidak normal, mengurangi aliran darah keluar dari jantung ke organ-organ seperti otak, serta menyebabkan orang pingsan.

Salah satu kondisinya dikenal sebagai sindrom Brugada.

Baca juga: Mengenal CPR, Pertolongan Pertama untuk Christan Eriksen Saat Kolaps di Lapangan

Sindrom lon QT

Adapun kondisi lain yang serupa, dikenal sebagai sindrom long QT, juga dapat mempengaruhi cara jantung berdetak.

Dr Richard menuturkan, hal ini bisa terputus-putus dan berpotensi terlewatkan oleh jejak jantung EKG dan pemindaian ultrasound, yang merupakan penilaian kesehatan umum untuk pesepakbola profesional dan atlet lainnya.

“Kuncinya adalah menjaga oksigen dan darah mengalir ke otak melalui kompresi dada dan saya mengerti Christian Eriksen menerima CPR yang sangat cepat di lapangan,” kata dia.

“Dia akan terhubung ke defibrillator yang akan memeriksa ritme jantungnya dan menyetrum jantung untuk mengembalikannya ke ritme normal jika sesuai,” lanjut dia.

Richard memaparkan, hal ini sangat tidak biasa bagi seseorang di bidang profesional. Kondisi tersebur lebih sering terjadi pada atletik amatir dan orang yang pertama kali berlari maraton, meskipun itu sangat jarang.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi