Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Varian Covid-19 Alpha, Beta, dan Delta? Berikut Gejalanya

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/ker_vii
Ilustrasi virus corona
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Tiga varian virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 telah masuk dan menyebar di Indonesia.

Adapun ketiga varian tersebut adalah varian Alpha (B.1.1.7) yang pertama terdeteksi di Inggris, Beta (B.1.351) yang pertama terdeteksi di Afrika Selatan, dan Delta (B.1.617) yang pertama terdeteksi di India

Salah satunya varian Delta, yang memberi andil besar dalam terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di Kudus, Jawa Tengah.

Dikutip dari Kompas.com, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menyatakan, saat ini sudah ditemukan tiga varian baru virus corona tersebut di DKI Jakarta.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ada tiga varian yang ditemukan di Jakarta, alfa, beta dan delta," kata Widyastuti, Senin (14/6/2021).

Tiga varian tersebut ditemukan di 19 kasus Covid-19 dan sudah dilakukan pemeriksaan whole genome sequencing (WGS).

Ini karakteristik dan gejala yang ditimbulkan dari ketiga varian virus corona tersebut.

Baca juga: Menyebar di Kudus, Ini Bahaya dari Virus Corona Varian Delta

1. Varian Alpha

Mengutip Kompas.com, 4 Maret 2021, varian Alpha lebih menular, sekitar 50 persen, dibanding strain aslinya.

Gejala yang terkait dengan varian Alpha tidak jauh berbeda dengan infeksi Covid-19 pada umumnya, yaitu:

  1. Batuk dan sakit tenggorokan
  2. Demam
  3. Kelelahan dan nyeri otot
  4. Hilang rasa dan indra penciuman
  5. Sesak napas
  6. Sulit berpikir jernih
  7. Pusing, malaise, dan mual

2. Varian Beta

Mengutip Kompas.com, 3 Mei 2021, varian Beta memiliki pola mutasi berbeda, yang menyebabkan lebih banyak perubahan pada struktur protein spike milik virus corona.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, varian Beta diduga memengaruhi penurunan efikasi vaksin Covid-19.

Selain itu, sama seperti varian Alpha, varian Beta juga memiliki kemampuan penularan lebih cepat.

Gejala yang ditimbulkan varian ini tidak jauh berbeda dengan infeksi Covid-19 pada umumnya, tetapi mutasi varian ini tergolong cukup berbahaya.

Melansir BBC, 13 April 2021, mutasi pada varian Beta, yang disebut E484K, dapat meningkatkan peluang virus menghindari sistem kekebalan seseorang, dan dapat memengaruhi seberapa efektif vaksin virus corona bekerja.

Baca juga: Alpha, Delta, dan Petunjuk Jokowi yang Mengubah Prabowo

3. Varian Delta

Varian Delta memiliki sejumlah karakteristik mutasi, yang membuat varian tersebut berbeda dan lebih berbahaya dibanding strain asli.

Ketua Tim Peneliti Whole Genome Sequencing (WGS) FK-KMK Universitas Gadjah Mada Gunadi mengatakan, berdasarkan penelitian yang dipublikasikan di The Lancet, terdapat beberapa sebab yang membuat varian Delta dinilai lebih berbahaya.

Pertama, Gunadi mengatakan, varian Delta berhubungan dengan usia pasien.

"Semakin tua pasien Covid-19, maka varian Delta ini akan memperburuk kekebalan tubuh pasien tersebut," kata Gunadi.

Kemudian, varian Delta diketahui dapat menginfeksi kembali pasien Covid-19. dan makin memperlemah kekebalan tubuh pasien.

Padahal, menurut Gunadi, seharusnya apabila sudah terinfeksi Covid-19 pasien akan mendapatkan antibodi secara alami.

Selain itu, varian Delta dapat menurunkan kekebalan tubuh seseorang dengan usia yang lebih tua, meskipun sudah divaksinasi dua dosis.

Sementara itu, menurut profesor kedokteran darurat dan kesehatan internasional di Johns Hopkins University, Dr. Bhakti Hansoti, gejala yang terkait varian Delta, meliputi:

  • Sakit perut
  • Hilang selera makan
  • Muntah
  • Mual
  • Nyeri sendi
  • Gangguan pendengaran.

Baca juga: Gejala Varian Virus Corona Delta yang Mulai Menyebar di Indonesia

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Syarat Vaksin Gratis untuk Warga DKI Usia 18 tahun ke Atas

 

 

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi