Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Undang Penyakit, Ketahui Kadar Kolesterol Normal bagi Tubuh

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Konsumsi makanan tinggi lemam saat lebaran dapat berkontribusi terhadap peningkatan kolesterol.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Anda pasti pernah dengar istilah kolesterol tinggi, kolesterol rendah, dan kaitannya dengan penyakit kardiovaskular seperti hipertensi dan stroke.

Kolesterol adalah senyawa lemak yang diproduksi oleh sel dalam tubuh. Sekitar seperempatnya dihasilkan dalam tubuh oleh sel-sel hati, seperti dikutip dari laman Kemenkes.

Keberadaanya dibutuhkan agar tubuh tetap sehat, tetapi jika jumlahnya berlebih atau terlalu sedikit, akan berdampak kurang baik bagi tubuh.

Oleh karena itu, Anda harus memastikan kadar kolesterol dalam tubuh anda tetap normal.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, berapa kadar kolesterol yang aman bagi tubuh?

Baca juga: Banyak Makan Daging? Ini Tips Menjaga Kolesterol Tetap Normal

Penjelasan dokter

Dokter spesialis penyakit dalam dr Andi Khomeini Takdir SpPd menjelaskan, kadar kolesterol normal dalam tubuh tak lebih dari 200mg/dL. Angka itu untuk kolesterol total.

Kolesterol total yang dimaksud adalah gabungan dari HDL (High Density Lipoprotein), LDL (Low Density Lipoprotein), dan trigliserida.

"Yang sering kita gunakan adalah kolesterol normal itu tidak lebih dari 200mg/dL, ini untuk kolesterol total," kata Andi kepada Kompas.com, Selasa (15/6/2021).

Meski ada angka yang disebutkan, tetapi dokter yang juga penggagas platform Vaksin Untuk Kita (VUK) ini mengatakan ada banyak hal lain yang juga harus diperhatikan saat melihat angka kolesterol seseorang.

"Kalau kita melihat pasien tidak bisa hanya melihat angka-angka saja, kita juga harus lihat pasiennya seperti apa, aktivitasnya, bagaimana pola makannya, bagaiamana kualitas kognitif, kualitas hidup, kualitas kerja, dan juga memorinya, karena angka itu bisa saja dipengaruhi oleh beberapa faktor," jelas Andi.

Baca juga: Tips Atasi Kolesterol, Hipertensi, Gula Darah Tinggi, dan Asam Urat

HDL

HDL secara umum banyak disebut sebagai kolesterol baik oleh masyarakat.

Namun, Andi tidak sepenuhnya membenarkan anggapan ini.

"Buat saya, tidak bisa juga serta-merta HDL adalah (kolesterol) baik sementara LDL buruk atau jahat, karena dua-duanya sebenarnya diperlukan oleh tubuh kita. LDL itu tetap diperlukan, kalau benar-benar jahat maka LDL itu ya harusnya 0," jelas dia.

Untuk HDL, Andi menyebut kadar optimalnya atau yang diharapkan adalah di atas 60mg/dl.

"Kalau dia di bawah dari 40mg/dL, itu jadi PR. Harus kita naikkan," ujar dia.

Cara meningkatkan kadar HDL pun beragam, mulai dari menjalankan gaya hidup sehat, memperbanyak asupan buah dan sayur juga ikan, olahraga, dan istirahat memadai.

Baca juga: Apakah Makanan Bersantan Bikin Kolesterol Naik?

LDL

Sementara LDL, kolesterol yang banyak disebut sebagai kolesterol jahat angka optimalnya adalah di bawah 100mg/dL.

"Kalau untuk LDL kita gunakan angkanya di bawah 100mg/dL, itu optimalnya. Kalau angkanya 100-129mg/dL, maka itu kita nyatakan tolerable, tapi kita inginkan di bawah 100mg/dL itu," sebut Andi.

Sekali lagi, Andi mengingatkan meski banyak dicap sebagai kolesterol jahat, namun tubuh tetap memerlukan LDL.

Mengutip Science Daily, LDL berfungsi untuk membawa kolesterol ke dalam darah dan ke seluruh tubuh, untuk digunakan oleh sel.

Baca juga: Apakah Makanan Bersantan Bikin Kolesterol Naik?

Trigliserida

Tak jauh berbeda dengan LDL, kandungan yang satu ini juga kerap kali dikaitkan dengan beragam penyakit mematikan seperti kardiovaskular.

Andi menjelaskan angka atau kadar yang sebaiknya terkandung dalam tubuh kita.

"Yang kita inginkan angkanya jangan sampai lebih dari 200mg/dL, kalau bisa itu di bawah 150mg/dl lah. Kalau dia masih di 150-199mg/dL itu masih di ambang batas tinggi, kita harapkan itu turun," ujar dia.

Cara menurunkannya bisa melalui intervensi obat-obatan medis, bisa juga dengan pengaturan asupan makanan, atau olahraga.

Makanan yang dianjurkan di antaranya ikan, kacang-kacangan, beras merah, dan sebagainya. Sementara makanan-makanan instan sangat disarankan untuk dikurangi.

Bagi Anda yang ingin melakukan tes kolesterol, Andi mengingatkan untuk berpuasa selama 10 jam sebelumnya agar hasil yang didapat menunjukkan kondisi yang sesungguhnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi