Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Gempa Maluku Tengah: Lokasi hingga Adanya Tsunami Kecil

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Andrey VP
Ilustrasi gempa
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Gempa bermagnitudo 6,1 yang kemudian dimutakhirkan menjadi 6,0 magnitudo mengguncang wilayah Maluku Tengah pada Rabu (16/6/2021).

Gempa tektonik ini mempunyai episenter di laut pada jarak 69 km arah Tenggara Kota Masohi, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku dengan kedalaman 19 km.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bambang Setiyo Prayitno menjelaskan, berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan sesar turun (normal fault)," kata Bambang melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (17/6/2021).

Baca juga: 2 Menit Setelah Gempa di Maluku Tengah Muncul Tsunami, Ini Penyebabnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bambang mengatakan, guncangan terasa di Tehoru, Masohi, Bula, Kairatu, Saparua, Wahai III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu), Pulau Ambon II-III MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).

Selain itu, gempa menyebabkan kerusakan di beberapa rumah tinggal dan salah satu pagar gereja di Desa Sounulu, Kecamatan Tehoru.

Tsunami kecil

Secara terpisah, Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono menyampaikan sejumlah fakta mengenai gempa yang mengguncang Maluku Tengah ini.

Daryono mengatakan, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal yang dipicu aktivitas sesar aktif yang diduga berasosiasi dengan Zona Sesar Kawa.

Menurut dia, hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami.

Baca juga: 55 Rumah Warga di Maluku Tengah Rusak akibat Gempa

Namun, berdasarkan hasil observasi tinggi muka air laut menunjukkan ada kenaikan dan terjadi tsunami kecil yang diduga kuat berkaitan longsoran bawah laut yang dipicu gempa.

"Sehingga dapat kita saksikan beberapa rekaman adanya tsunami kecil yang melanda pantai," ujar Daryono.

Kejadian tsunami kecil ini, lanjut dia, terekam di Stasiun Tide Gauge Tehoru yang diperasikan oleh BIG dengan ketinggian maksimum sekitar 50 cm.

Tsunami kecil terjadi pukul 11.47 WIB atau 4 menit setelah gempa terjadi.

"Kejadian tsunami kecil juga terekam di Stasiun Tide Gauge Banda (BIG) dengan ketinggian maksimum 7 cm pada pukul 12.02 WIB (19 menit setelah gempa)," kata Daryono.

Hingga Rabu (16/5/2021) pukul 16.00 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadinya 16 gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo berkisar antara 1,9-3,7.

Baca juga: Maluku Tengah Dilanda Tsunami Usai Gempa M 6,1, BMKG: Cepat Sekali, Ketinggiannya 0,5 Meter

Daryono menyampaikan, wilayah selatan Seram merupakan kawasan rawan gempa dan tsunami.

Sebelumnya, di wilayah ini pernah mengalami gempa dan tsunami destruktif, seperti:

  1. Gempa dan tsunami Ambon-Seram pada 1674 yang menyebabkan 2.243 orang meninggal
  2. Gempa dan tsunami Elpaputih pada 1899 yang menyebabkan 4.000 orang meninggal
  3. Gempa dan tsunami merusak di Ambon pada 1950
  4. Gempa Ambon pada 2019 yang memyebabkan 31 orang meninggal

Sementara itu, di Indonesia sudah beberapa kali terjadi tsunami yang dipicu longsoran, di antaranya:

Baca juga: 2 Rumah Ibadah dan Sebuah Sekolah Rusak akibat Gempa di Maluku Tengah

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi