KOMPAS.com - Sebuah unggahan video viral di media sosial memperlihatkan mata seorang perempuan yang berkedip saat makan, Minggu (13/6/2021).
Disebutkan bahwa kondisi tersebut adalah gejala bagi orang dengan sindrom Tourette atau Tic.
Video itu sebagaimana diunggah oleh akun Instagram Makassar Info, @makassar_iinfo.
"Siapa nih yang setiap makan, matanya selalu berkedip?
Suatu keadaan dimana penderitanya melakukan Gerakan atau ucapan yang berulang secara tidak sengaja dan di luar kendali disebut sebagai sindrom Tourette atau tic," tulis @makassar_iinfo.
Hingga Jumat (18/6/2021), video itu sudah ditonton sebanyak 382.381 penayangan.
Lantas, benarkah kejadian mata berkedip saat makan merupakan gejala sindrom Tourette?
Baca juga: Viral Unggahan Air Mineral 1,5 Liter untuk 1 Minggu, Bagaimana Anjuran Kebutuhan Air yang Baik?
Bukan sindrom Tourette
Dokter spesialis saraf dari Rumah Sakit Royal dan National Hospital Surabaya dr Bambang Kusnardi mengungkapkan bahwa kondisi tersebut bukanlah sindrom Tourette.
"Kalau mata berkedip seperti video itu (disebut) Tic, mungkin bukan sindrom Tourette," ujar Bambang saat dihubungi Kompas.com, Jumat (18/6/2021).
Menurutnya, tic terjadi secara spontan tanpa disadari oleh orang tersebut.
Bambang juga mencontohkan bahwa Tic ini mirip kedutan yang normal dialami di daerah mata.
"Iya, sejenis kedutan, tinggal di bagian tubuh yang mana kedutannya," lanjut dia.
Beda dengan sindrom tourette
Bambang pun menjelaskan bahwa sindrom tourette adalah gerakan yang tidak bisa dikontrol, baik secara motoris atau gerakan dan verbal atau ucapan.
"Sindrom tourette, gerakan anggota tubuh dan suara, suara yang sering berdehem atau kata-kata kotor," lanjut dia.
Terkait kemunculannya, Bambang menyampaikan bahwa sindrom ini biasanya diidap oleh anak-anak usia 5 tahun sampai pubertas.
Namun, ketika sang anak beranjak dewasa, sindrom tourette akan membaik dengan sendirinya.
Baca juga: Viral Video Matahari Terbit dari Utara, Ini Penjelasan Ilmiah Lapan
Pengobatan Tic
Sementara itu, Bambang mengatakan bahwa orang dengan Tic bisa disembuhkan dengan pengobatan.
"Butuh pengobatan. Terapinya hampir sama dengan sindrom tourette, hanya dilihat kecocokan masing-masing orang," ujar Bambang.
Adapun pengobatan yang dimaksud yakni dengan konsumsi obat-obatan untuk menekan gerakan yang tidak disadari.
Jika obat tersebut efektif, maka dosisnya akan diturunkan secara bertahap.
Bagi penderita Tic ringan cenderung tidak perlu diobati.
Namun, dokter akan memberikan resep obat untuk membantu penyembuhan.
Selama menjalani pengobatan, pasien mungkin dapat mempertimbangkan terapi bicara.
Psikolog atau konselor dapat membantu penderita mempelajari cara menangani masalah sosial yang mungkin disebabkan oleh Tic dan gejala lainnya.
Baca juga: Penjelasan BMKG soal Viral Matahari Terbit dari Utara di Jeneponto Sulawesi Selatan
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.